Pawai lebaran ketupat diikuti oleh beberapa pemuka agama mengiring gunungan ketupat pada rutial budaya lebaran ketupat di Jalan Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta, 26 Juli 2015. Rombongan pemuka agama ini melambangkan kerukunan antar umat beragama. (Foto: TEMPO/Pius Erlangga)
Oleh: Ishomuddin
Sebanyak 150 pemuda dari 21 negara termasuk negara anggota ASEAN mengikuti pertemuan pemuda lintas iman ASEAN atau ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC). Kegiatan yang digelar di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu), Jombang, Jawa Timur itu berlangsung mulai Sabtu, 28 Oktober 2017 hingga 30 Oktober 2017.
Kegiatan ini dibuka Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman Muhammad Fachir. Menurut Fachir, Jombang dipilih sebagai tempat AYIC karena tingkat toleransi antar umat beragama yang tinggi di Kota Santri tersebut. “Kabupaten Jombang ini termasuk kota yang berhasil menerapkan toleransi antar umat beragama,” kata Fachir, Sabtu, 28 Oktober 2017.
Kondisi di Jombang tersebut sejalan dengan tema yang diusung AYIC 2017 yakni Tolerance in Diversity for A World Harmony atau toleransi dalam keberagaman untuk perdamaian dunia. “Tema ini juga sejalan dengan semboyan negara kita yakni Bhinneka Tunggal Ika,” kata Fachir. Kegiatan AYIC ini bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ASEAN ke-50 atau setengah abad.
Melalui AYIC diharapkan pemuda di Asia Tenggara maupun negara lain memahami toleransi antar umat manusia. Pemilihan pesantren sebagai tempat utama para pemuda itu berkumpul, menurutnya, karena pesantren mengajarkan nilai-nilai toleransi antar umat manusia. “Peserta akan mendapatkan gambaran yang ada di pesantren karena di sini semua ada, mulai dari toleransi sampai kehidupan sosialnya,” kata Fahir.
Direktur Pusat Studi ASEAN (PSA) Unipdu Zahrul Azhar mengatakan para peserta akan mengikuti seminar, diskusi, dan kunjungan ke berbagai tempat di pesantren maupun luar pesantren. “Mereka seperti nyantri (mondok) karena juga belajar tentang kehidupan pesantren dan toleransi antar pemuda lintas negara,” kata pria yang akrab disapa Gus Hans ini.
Mereka direncanakan akan mengunjungi beberapa tempat ibadah yang ada di Jombang dan Mojokerto serta berkunjung di desa yang masyarakatnya sangat plural namun penuh kedamaian dan menjunjung tinggi toleransi.
Peserta dari negara anggota ASEAN antara lain Indonesia, Brunei Darussalam, Thailand, Kamboja, Myanmar, Malaysia, Singapura, Filipina, Laos, dan Vietnam. Sedangkan dari luar ASEAN diantaranya Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Belanda, Hongaria, Pakistan, Madagaskar, Mesir, Inggris, Libya, Lithuania, Maroko, Tanzania, dan Pakistan.
(Tempo/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email