Islam sangat memperhatikan jenis dan model pakaian yang dipakai oleh
para pengikutnya. Banyak sekali wejangan yang telah diberikan oleh agama
ini berkenaan dengan pakaian yang sesuai dikenakan oleh muslimin.
Berikut dua jenis pakaian terpuji dan tercela seperti dijelaskan oleh buku Mafatih al-Hayah, karya Ayatullah Jawadi Amuli.
Pakaian Terpuji.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Guna hadir di tengah-tengah saudara-saudara seiman, hiasilah pakaian kalian dan dan rapikanlah seluruh hal yang diperlukan sehingga kalian tampak seperti tahi lalat (manis) yang dipandang oleh setiap orang, karena Allah tidak menyukai keburukan dan menampakkan diri buruk.” (Al-Jami’ al-Shaghir, jld. 1, hlm. 388)
Rasulullah saw juga bersabda, “Pakaian berwarna putih lebih baik bagi kalian dibandingkan pakaian-pakaian yang lain. Maka kenakanlah pakaian berwarna putih dan kafanilah jenazah kalian dengan kafan warna putih.” (Da’aim al-Islam, jld. 2, hlm. 161)
Beliau juga bersabda, “Hingga akhir usia, aku tidak akan meninggalkan mengenakan pakaian berbulu sehingga hal ini menjadi sunah sepeninggalkanku kelak.” (‘Ilal al-Syara’i’, hlm. 130)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Kenakan pakaian berbahan kapas, karena pakaian ini adalah pakaian Rasulullah dan kami Ahlul Bait. Beliau tidak pernah mengenakan pakaian berbulu kecuali ketika beliau sedang sakit.” (Makarim al-Akhlaq, hlm. 103)
Perlu diingat, pakaian berbulu dan berbahan kapas bisa dikenakan ketika kondisi menuntut demikian.
Perawi berkata, “Ketika hendak mengerjakan salat, Imam Hasan as mengenakan pakaian yang terbaik. Salah seorang sahabat menanyakan hal ini kepada beliau. Beliau menjawab, ‘Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Untuk itu, aku memperindah diri hanya demi Tuhanku.’” (Tafsir al-‘Ayasyi, jld. 2, hlm. 14)
Imam Shadiq as berkata, “Bahan katun termasuk pakaian para nabi.” (Makarim al-Akhlaq, hlm. 104)
Seorang perawi berkata, “Pada saat musim panas, Imam Ridha as duduk di atas pelepah kurma dan pada saat musim dingin di atas kain berbulu dan pakaian beliau sangat kasar. Tetapi, ketika hendak hadir di tengah masyarakat, beliau mengenakan pakaian yang paling rapi.” (‘Uyun Akhbar al-Ridha, jld. 2, hlm. 178)
Pakaian Tercela
Rasulullah saw bersabda, “Kecelakan kaum wanita umatku lantaran dua hal: perhiasan emas dan pakaian tipis.” (Tanbih al-Khawathir wa Nuzhah al-Nazhir, jld. 1, hlm. 3)
Beliau juga bersabda, “Hai Ali! Jika seorang pria menaati istrinya, maka Allah akan menjebloskannya ke dalam Jahanam dengan mukanya.” Ali as bertanya, “Ketaatan semacam apakah ini?” Rasulullah menjawab, “Ia memperbolehkan istrinya mengenakan pakaian yang tipis.” (Makarim al-Akhlaq, hlm. 438)
Beliau juga pernah berpesan kepada Imam Ali as seraya berkata, “Wahai saudaraku! Saya wasiatkan kepadamu dan semoga Allah menganugerahkan keuntungan bagimu. Kenakanlah pakaian yang kasar dan sesuai dengan tubuhmu sehingga engkau tidak dihinggapi takabur dan kesombongan.” (l-Jami’ al-Shaghir, jld. 1, hlm. 468)
Beliau juga bersabda, “Salah satu tindakan yang telah membinasakan kamu Luth adalah mereka mengenakan pakaian sutera.” (Ibid, jld. 2, hlm. 155)
Amirul Mukminin Ali as berkata, “Enam tindakan yang pernah dilakukan oleh kaum Luth yang sekarang dilakukan oleh umat ini: mengenakan jubah panjang sehingga terseret di atas tanah lantaran sombong, membuka kancing-kancing baju, ....” (Kutub al-Khishal, hlm. 331)
Beliau juga bersabda, “Janganlah kalian mengenakan pakaian berwarna hitam, karena pakaian ini adalah pakaian Fir’aun.” (‘Ilal al-Syara’i, hlm. 347)
Beliau bersabda, “Urusan umat ini senantiasa berjalan dengan baik selama mereka tidak makan dan tidak berpakaian seperti bangsa Ajam. Jika mereka bertindak demikian, maka Allah pasti menghinakan mereka.” (Al-Mahasin, jld. 2, hlm. 410)
Imam Shadiq as berkata, “Janganlah kalian mengenakan sepatu berukuran kecil dan mengkerucut, karena sepatu jenis ini adalah sepatu Far’aun, dan dialah yang telah mengenakannya untuk pertama kali.” (Tuhaf al-‘Uqul, hlm. 105)
Rasulullah saw senantiasa melarang kaum pria mengenakan pakain wanita dan juga melarang wanita mengenakan pakaian pria. (Makarim al-Akhlaq, hlm. 118)
Pakaian yang Menjadi Bahan Tudingan dan Buah Mulut Masyarakat Luas (Libas Syuhrah)
Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian mengenakan pakaian yang masyhur dalam keindahan atau keburukan.” (Al-Jami’ al-Shaghir, hlm. 703)
Imam Husain as berkata, “Barang siapa mengenakan pakaian syuhrah, maka Allah akan memakaikan pakaian dari apa neraka kepadanya.” (Al-Kafi, jld. 6, hlm. 445).
Sumber: Shabestan
Berikut dua jenis pakaian terpuji dan tercela seperti dijelaskan oleh buku Mafatih al-Hayah, karya Ayatullah Jawadi Amuli.
Pakaian Terpuji.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Guna hadir di tengah-tengah saudara-saudara seiman, hiasilah pakaian kalian dan dan rapikanlah seluruh hal yang diperlukan sehingga kalian tampak seperti tahi lalat (manis) yang dipandang oleh setiap orang, karena Allah tidak menyukai keburukan dan menampakkan diri buruk.” (Al-Jami’ al-Shaghir, jld. 1, hlm. 388)
Rasulullah saw juga bersabda, “Pakaian berwarna putih lebih baik bagi kalian dibandingkan pakaian-pakaian yang lain. Maka kenakanlah pakaian berwarna putih dan kafanilah jenazah kalian dengan kafan warna putih.” (Da’aim al-Islam, jld. 2, hlm. 161)
Beliau juga bersabda, “Hingga akhir usia, aku tidak akan meninggalkan mengenakan pakaian berbulu sehingga hal ini menjadi sunah sepeninggalkanku kelak.” (‘Ilal al-Syara’i’, hlm. 130)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Kenakan pakaian berbahan kapas, karena pakaian ini adalah pakaian Rasulullah dan kami Ahlul Bait. Beliau tidak pernah mengenakan pakaian berbulu kecuali ketika beliau sedang sakit.” (Makarim al-Akhlaq, hlm. 103)
Perlu diingat, pakaian berbulu dan berbahan kapas bisa dikenakan ketika kondisi menuntut demikian.
Perawi berkata, “Ketika hendak mengerjakan salat, Imam Hasan as mengenakan pakaian yang terbaik. Salah seorang sahabat menanyakan hal ini kepada beliau. Beliau menjawab, ‘Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Untuk itu, aku memperindah diri hanya demi Tuhanku.’” (Tafsir al-‘Ayasyi, jld. 2, hlm. 14)
Imam Shadiq as berkata, “Bahan katun termasuk pakaian para nabi.” (Makarim al-Akhlaq, hlm. 104)
Seorang perawi berkata, “Pada saat musim panas, Imam Ridha as duduk di atas pelepah kurma dan pada saat musim dingin di atas kain berbulu dan pakaian beliau sangat kasar. Tetapi, ketika hendak hadir di tengah masyarakat, beliau mengenakan pakaian yang paling rapi.” (‘Uyun Akhbar al-Ridha, jld. 2, hlm. 178)
Pakaian Tercela
Rasulullah saw bersabda, “Kecelakan kaum wanita umatku lantaran dua hal: perhiasan emas dan pakaian tipis.” (Tanbih al-Khawathir wa Nuzhah al-Nazhir, jld. 1, hlm. 3)
Beliau juga bersabda, “Hai Ali! Jika seorang pria menaati istrinya, maka Allah akan menjebloskannya ke dalam Jahanam dengan mukanya.” Ali as bertanya, “Ketaatan semacam apakah ini?” Rasulullah menjawab, “Ia memperbolehkan istrinya mengenakan pakaian yang tipis.” (Makarim al-Akhlaq, hlm. 438)
Beliau juga pernah berpesan kepada Imam Ali as seraya berkata, “Wahai saudaraku! Saya wasiatkan kepadamu dan semoga Allah menganugerahkan keuntungan bagimu. Kenakanlah pakaian yang kasar dan sesuai dengan tubuhmu sehingga engkau tidak dihinggapi takabur dan kesombongan.” (l-Jami’ al-Shaghir, jld. 1, hlm. 468)
Beliau juga bersabda, “Salah satu tindakan yang telah membinasakan kamu Luth adalah mereka mengenakan pakaian sutera.” (Ibid, jld. 2, hlm. 155)
Amirul Mukminin Ali as berkata, “Enam tindakan yang pernah dilakukan oleh kaum Luth yang sekarang dilakukan oleh umat ini: mengenakan jubah panjang sehingga terseret di atas tanah lantaran sombong, membuka kancing-kancing baju, ....” (Kutub al-Khishal, hlm. 331)
Beliau juga bersabda, “Janganlah kalian mengenakan pakaian berwarna hitam, karena pakaian ini adalah pakaian Fir’aun.” (‘Ilal al-Syara’i, hlm. 347)
Beliau bersabda, “Urusan umat ini senantiasa berjalan dengan baik selama mereka tidak makan dan tidak berpakaian seperti bangsa Ajam. Jika mereka bertindak demikian, maka Allah pasti menghinakan mereka.” (Al-Mahasin, jld. 2, hlm. 410)
Imam Shadiq as berkata, “Janganlah kalian mengenakan sepatu berukuran kecil dan mengkerucut, karena sepatu jenis ini adalah sepatu Far’aun, dan dialah yang telah mengenakannya untuk pertama kali.” (Tuhaf al-‘Uqul, hlm. 105)
Rasulullah saw senantiasa melarang kaum pria mengenakan pakain wanita dan juga melarang wanita mengenakan pakaian pria. (Makarim al-Akhlaq, hlm. 118)
Pakaian yang Menjadi Bahan Tudingan dan Buah Mulut Masyarakat Luas (Libas Syuhrah)
Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian mengenakan pakaian yang masyhur dalam keindahan atau keburukan.” (Al-Jami’ al-Shaghir, hlm. 703)
Imam Husain as berkata, “Barang siapa mengenakan pakaian syuhrah, maka Allah akan memakaikan pakaian dari apa neraka kepadanya.” (Al-Kafi, jld. 6, hlm. 445).
Sumber: Shabestan
Post a Comment
mohon gunakan email