“Wahai Asma’, aku akan masuk kedalam kamarku ini untuk mengerjakan shalat-shalat sunahku,Dan membaca wirid-wiridku dan Al-Quran”.“Bila suaraku terhenti, maka panggillah aku bila aku masih bisa menjawab,Kalau tidak, berarti aku telah menyusul ayahku Rasulullah saww”. Asma’ berkata: “ Lalu, Fatimah as masuk ke dalam kamar”. Tatkala aku sedang asyik mendengar suaranya yang membaca Al-Qur’an, tiba-tiba suara Fatimah as berhenti. Aku memanggilnya: “Ya Zahra… ia tak menjawab, hai ibunya Hasan…iapun tak menjawab, Aku masuk kekamar dan Fatimah as telah terbentang kaku menghadap kiblat, Sambil meletakkan telapak tangannya dibawah pipi kanannya. Fatimah as menemui ajalnya dalam keadaan dianiaya, syahid dan sabar.
Asma’ berkata: “Aku menciuminya dan berkata kepadanya: “Wahai Tuanku/Pemimpinku”,“Sampaikan salamku kepada Ayahmu Rasulullah saw”. Saat aku dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.Hasan as dan Husein as yang masih kanak-kanak itu, pulang dari Masjid, Saat mereka masuk, Husein as yang pertama kali bertanya kepadaku:“Asma’, dimana ibu kami Fatimah as ?”Aku menjawab: “Kedua pemimpinku, ibu klalian sedang tidur”Husein as berkata: “Apa yang membuat ibu kami tertidur disaat ini , saat waktu shalatnya?Tidak biasanya ia tertidur disaat ini”. Aku berkata: “Wahai Dua Pemimpinku, duduklah hingga aku bawakan makanan untuk kalian”.Asma’ berkata: “Aku letakkan makanan dihadapan Hasan as dan Husein as”.Mereka memanggut-manggut, kepala mereka kearah bawah.“Sekarang… ini makanannya, duhai Hasan, Cahaya Mata, duhai Husein as”.Husein as berkata: “Wahai Asma’, sejak kapan kami makan tanpa ditemani ibu kami Fatimah as?Setiap hari kami makan bersama Ibu kami Fatimah as, mengapa hari ini tidak?” Perasaan Husein as tidak enak, ia berlari kekamar…Kemudian ia duduk didepan kepala Fatimah as dan menciuminya, Lalu berkata: “Oh ibu, berbicaralah kepadaku, aku putra tercintamu…Husein,Ibu…, berbicaralah padaku sebelum rohku keluar dari badanku”. Husein berteriak: “Hai Hasan as…, semoga Allah melipat gandakan pahala padamu atas kematian Ibu kita Fatimah as”. Imam Hasan as datang dan merangkul Ibunya dan menciuminya Asma’ berkata: “Aku masuk kamar… Demi Allah, Husein as telah merobek-robek hatiku”. Aku melihatnya menciumi kaki ibunya Fatimah as dan dia berkata: “Ibu…, Berbicaralah padaku sebelum jiwa berpisah dari badanku”.
Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
(Haidarrein/Al-Kisah/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email