Pesan Rahbar

Home » » Menjawab Tuduhan Wahabi Tentang Yasinan Bid'ah, Bukti Yasinan Di Arab Saudi

Menjawab Tuduhan Wahabi Tentang Yasinan Bid'ah, Bukti Yasinan Di Arab Saudi

Written By Unknown on Wednesday 9 December 2015 | 23:31:00

Yasin Di Arab Saudi | Dalil Yasinan | #YasinBukanBidah
Pembacaan surat “Yasin” pengantar pemaqaman Sang Guru “al Musnid” al Sayid Hamid bin Alawi al Kaff RH. dikomplek pemaqaman Ma’la Makkah al Mukarramah..

Klik Video disini:


https://www.youtube.com/watch?v=hwwC58GHBJ0



TAHLILAN, YASINAN, MAULID DAN DZIKIR BERSAMA

WAHABI: “Mengapa sih kaum Anda selalu mengadakan acara Tahlilan, Yasinan dan aneka ragam dzikir bersama?”

SUNNI: “Memangnya kenapa kalau golongan kami yang merupakan mayoritas umat Islam, mengadakan acara-acara tersebut? Apakah ada dalil syar’iy yang secara khusus melarang dalam al-Qur’an dan hadits secara shorih (tegas)?”

WAHABI: “Ya itu kan amalan bid’ah. Masalah dalil syar’iy yang secara khusus melarang, ya jelas tidak ada. Tapi kan bid’ah.”

SUNNI: “Kamu ini lucu. Mengatakan amalan tersebut bid’ah, tapi tidak ada dalil khusus yang melarang. Berarti larangan kamu yang bid’ah. Justru amalan seperti ini dianjurkan oleh para ulama, termasuk oleh Syaikh Ibnu Taimiyah dalam banyak fatwa-fatwa beliau.”

WAHABI: “Maaf, kami walaupun Wahabi tidak mengikuti semua fatwa Syaikh Ibnu Taimiyah. Kami mengikuti fatwa yang lebih baru.”

SUNNI: “Kalau al-Syaukani menurut kamu bagaimana?”

WAHABI: “Imam al-Syaukani menurut kami jelas ulama hebat. Walaupun beliau pengikut Syiah Zaidiyah, yang masuk dalam golongan sesat, tapi pandangan-pandangannya banyak diadopsi oleh guru-guru kami yang ada di Wahabi maupun di Majelis Tarjih Muhammadiyah. Apalagi kitab beliau Nail al-Authar, jadi rujukan mereka. Syaikh Albani dan Syaikh Ibnu Baz juga sangat mengagumi beliau.”

SUNNI: “Kamu ini lucu, ngaku anti Syiah, dan menyesatkan Syiah Zaidiyah, tapi mengadopsi banyak pendapat ulama mereka. Kamu tahu, al-Syaukani membolehkan dan menganjurkan dzikir bersama seperti Yasinan, Maulid dan Tahlilan, dalam fatwanya.”

WAHABI: “Owh, masak begitu. Coba perlihatkan, bagaimana fatwa beliau?”

(Santri/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: