Puluhan ribu warga Palestina tetap menggelar ritual ibadah politik salat Jumat di Masjidul Aqsha di bawah pengawasan keamanan rezim Zionis.
Menurut pernyataan Badan Wakaf Islam Al-Quds, warga Palestina yang mengikuti salat Jumat kemarin berjumlah sekitar 27 ribu orang sekalipun cuaca sangat dingin dan diguyur hujan.
“Rakyat Palestina tidak akan tinggal diam menghadapi aksi penghinaan terhadap tanah air dan simbol-simbol kultus mereka,” tukas Syaikh Muhammad Husain, mufti Al-Quds dan Palestina dalam khutbah Jumat kemarin.
Menurut laporan wartawan Quds Press, personel militer Zionis bersiaga di sekitar Masjidul Aqsha dan memerika kartu identitas beberapa pemuda Palestina.
Syaikh Husain juga menekankan, Masjid Ibrahim as di kota Al-Khalil yang terletak di sebelah selatan Tepi Barat adalah sebuah masjid Islam dan hanya dimiliki oleh Muslimin.
Syaikh Husain juga mengecam pernyataan Benjamin Netanyahu bahwa warga Zionis tidak akan pernah melepaskan Masjid Ibrahim itu. “Tempat suci ini akan senantiasa menjadi milik Muslimin,” tukasnya.
Pada tahun 1967, Israel menguasi Masjid Ibrahim as. Pada tahun 1972, Israel mengizinkan kaum Yahudi menggelar ritual Talmud di sebagian tempat masjid. Di permulaan tahun 1994, masjid ini pun dibagi menjadi dua bagian antara kaum Yahudi dan Muslimin. Keputusan ini diambil setelah kaum Zionis radikal membantai 29 orang jamaah salat Palestina.
(Palestina-Online/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email