Anak-anak Irak yang melarikan diri dari kekerasan di kota Tal Afar, berjalan ke sekolah di kamp pengungsi Baharka di dekat Erbil di wilayah Kurdistan Irak, 9 Desember 2015. (Foto: AFP)
PBB telah memperingatkan bahwa Irak sedang menghadapi generasi yang hilang karena pendidikan dan kesehatan warga yang tidak cukup, yang menanggung beban akibat militansi dukungan asing yang melanda negara itu.
“Kami berisiko kehilangan generasi akibat kurangnya pendidikan, kesehatan dan perlindungan,” Peter Hawkins, perwakilan dari Dana Anak-anak PBB di Irak, mengatakan kepada Thomson dari Reuters Foundation, sebuah badan amal yang berbasis di Inggris, Rabu (30/12/15).
“Sekolah, klinik, fasilitas air dll semakin memburuk dan membuat kehidupan anak-anak menjadi sangat sulit. (Kami) menyaksikan meningkatkannya hambatan. Nutrisi menjadi masalah,” tambah Hawkins.
Dia mencatat bahwa lebih dari 2 juta anak-anak Irak saat ini tidak sekolah disamping hingga 3 juta anak lainnya pendidikannya terganggu.
Sekitar 20 persen sekolah rusak, hancur atau digunakan untuk keperluan lain, akibatnya kelas sering penuh sesak, tambah pejabat UNICEF.
Seorang anak Irak yang terlantar, yang melarikan diri dari kekerasan ISIS di Mosul, diambil fotonya di sebuah kamp pengungsi di Erbil, wilayah Kurdistan Irak, 30 November 2015. (Foto: Reuters)
Mencegah kekerasan yang merampas hak pendidikan dan kesehatan bagi jutaan anak-anak Irak serta mendapatkan akses kehidupan yang lebih layak di daerah yang dikuasai oleh kelompok teroris Takfiri ISIS harus menjadi perhatian pada 2016, kata Hawkins.
Sekitar 14.000 guru dilaporkan melarikan diri dari Irak utara karena kekerasan di sana.
Pada hari Senin, pasukan Irak sepenuhnya membebaskan kota Ramadi, ibukota provinsi barat Anbar, dari genggaman anggota ISIS, sementara bendera nasional Irak dikibarkan di atas bangunan utama pemerintah kota.
Hawkins mengatakan banyak keluarga, yang melarikan diri dari Ramadi, saat ini tinggal di kamp-kamp di ibukota Baghdad.
Bagian utara dan barat Irak telah diganggu oleh kekerasan yang mengerikan sejak ISIS melakukan serangan di negara itu pada bulan Juni 2014. Tentara Irak bersama dengan pejuang relawan terlibat dalam operasi bersama untuk membebaskan wilayah militan-dikendalikan teroris. []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email