Sayyidah Zahra sa Adalah Tauladan Imam Mahdi af
{وفي ابنة رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم لي اسوة حسنة}
“Dan pada putri Rasulullah (Fathimah Az-Zahra sa) terdapat tauladan yang baik untukku.” [1]
Syarah :
Syekh Thusi dalam kitab Al-Ghaibahnya, mencantumkan sebuah cerita pertengkaran Ibnu Ghanim Qazwaini dengan sekelompok jamaah dari kalangan syiah tentang perkara pengganti Imam Askari as. Ibnu Ghanim tidak meyakini adanya seorang pengganti untuk Imam Hasan Askari as. Kemudian sebagian dari pengikut syiah menulis surat untuk Imam Mahdi af yang di dalam surat itu dituliskan tentang pertikaian yang terjadi antara Ibnu Ghanim dengan sekelompok jamaah syiah.
Imam Mahdi af dalam jawaban surat tersebut yang ditulis sendiri dengan tulisan tangan beliau, setelah mendo’akan untuk keselamatan para pengikut syiah dari kesesatan dan fitnah, serta memohon kepada Allah untuk ditetapkannya keyakinan dan akhir dari akibat yang baik untuk mereka, juga mengingatkan akan beberapa hal, beliau bersabda:
“Fathimah Zahra, putri rasulullah saww dalam masalah ini, adalah tauladan yang baik untukku”
Adapun perkataan apa dan prilaku mana dari Az-Zahra yang dijadikan PR atau suri tauladan bagi Imam Mahdi af, ada beberapa kemungkinan yang dapat dijelaskan. Berikut dibawah ini kami bawakan tiga kemungkinan tersebut:
1. Sayyidah Zahra sa sampai akhir hayat beliau, sama sekali tidak berbai’at kepada hakim yang lalim. Dan Imam Mahdi pun demikian, sama sekali tidak berbai’at kepada sultan yang lalim.
2. Perkara dikeluarkannya surat ini adalah dikarenakan adanya sebagian pengikut dari kalangan syiah yang tidak meyakini akan keimamahan beliau.
Imam Mahdi af bersabda:“Jika aku mampu dan mendapat izin dariNya, akan aku jelaskan sejelas-jelasnya kebenaran atas kalian, sehingga tidak akan ada lagi keraguan yang menyelimuti kalian; namun suri tauladanku adalah Fathimah Az-Zahra sa. Walaupun beliau tahu akan kebenaran pemerintahan Ali yang diambil secara paksa, namun beliau tidak pernah berkehendak mengembalikan kekhalifahan Ali as dengan menggunakan cara yang tidak wajar. Dan aku juga mengikuti prilaku beliau, dan untuk meneguhkan dan merealisasikan kebenaran hakku pada masa priode ini, aku tidak akan menelusurinya dengan jalan atau cara yang tidak wajar.
3. Imam Mahdi dalam menjawab surat itu, beliau bersabda: “Jika tidak dikarenakan kecintaan dan kerinduan yang meluap dari kami untuk menghidayahi dan membawa kalian pada kebenaran dan kebahagiaan abadi, disebabkan kezaliman-kezaliman yang kami lihat, maka sesungguhnya kami telah memalingkan muka kami dari kalian.”
Imam Mahdi af, dengan menunjuk pada pribadi Az-Zahra sa, sebenarnya ingin menyatakan bahwa sebagaimana diperbolehkannya gangguan dan penganiayaan para musuh Allah terhadap Az-Zahra sa dan sikap diam yang dipilih oleh kaum muslimin, kedua hal itu tidak menjadikan beliau berhenti untuk mengangkat tangannya berdo’a untuk kaum muslimin, bahkan beliau dalam setiap do’anya mendahulukan orang lain, dan akupun kezaliman dan pengingkaran yang dilakukan oleh sebagian muslimin akan aku tahan dan aku tidak akan pernah menutup mataku dengan kasih sayang, memberi petunjuk dan berdo’a untuk kalian semua.[ ]
(Dinukil dari kitab, Syarah 40 Hadits Imam Mahdi af, Ali Asgar Ridwani)
Catatan Kaki:
[1] Al-Ghaibah, karya Syekh Thusi, Hal. 286, Al-Ihtijaj, Jilid 2, Hal. 289, Bihar Al-Anwar, Jilid 53, Hal. 180.
(Haidar-Yusuf/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email