Rumah saya di pinggiran kota Bandung, dulu sangat tempat ini sepi bahkan orang bilang tempat yang saya tinggali ini dulunya masih banyak begal, begal seringkali merujuk, kesuatu tempat yang sepi.
Suasana berubah tahun demi tahun, tidak lagi terkesan sepi malah jalan Pesantren yang dulunya masih tanah merah, dan sulit di lalui kendaraan sekarang sudah hitam alias sudah di hotmix. Waktu jaman presiden Habibi di isukan akan meresmikan suatu lembaga pendidikan di sana, Pemkot Cimahi baru-baru berbenah.
Begitu banyak kendaraan yang lalu lalang disini sekarang, terutama pagi hari disaat orang kerja atau anak sekolah, dan di sore hari ketika mereka pulang kerja. Situasi para pengendara yang sering tidak beretika alias tidak sabaran kerap memacetkan lalu lintas hingga berjam-jam baru terurai.
Di Detik-detik pergantian tahun baru ketika tulisan ini saya buat langit kota Cimahi ramai dengan suara petasan yang saling bersautan, tidak pernah ada putusnya, hingga beberapa waktu, lebih dari satu jam mulai reda. Suara gemuruh petasan ini sungguh membuat telinga saya terganggu, apalagi jantung saya yang pernah di pasang ring ini menjadi tidak nyaman lagi manakala petasan meletus di atas rumah saya.
Ini baru petasan bro, coba anda bayangkan saudara kita di Timur Tengah, di Suriah, di Irak, mereka setiap hari mendengar bunyi ini dan itu bukan petasan lagi, tapi tembakan senjata bahkan roket yang mengancam nyawa mereka. Lebih dari 250 ribu orang penduduk Suriah kehilangan nyawanya, juga di Irak dan di negara lainnya seperti di Yaman. Ah sudah jutaan sudah nyawa kali melayang dan entah berapa jiwa lagi yang akan lepas dari tubuh-tubuh mereka yang tidak berdosa itu.
Kejadian nun jauh disana, di Suriah Irak, Yaman, Palestina, Lebanon, juga di Nigeria, Afghanistan dan di tempat lainnya, haketnya sama saja membuang-buang uang, membakar uang yang sangat diperlukan mereka sendiri untuk hidup, untuk kesejahteraan mereka. Bedanya bila saja di negara yang nun jauh di sana, misiu berlalut tembaga yang di bakar, sementara di samping rumah saya misiu berlalut kertas, walaupun tidak mengancam jiwa tetapi tetap saja bila sangat banyak yang di ledakannya sungguh mengganggu. Semuanya sama mementingkan kesenangannya sendiri, mementingkan egonya sendiri.
Entah sudah berapa ratus juta petasan yang tetangga saya sudah letuskan. Ini baru di daerah kecil di sebuah RW. Coba anda akumulasi di seluruh Indonesia, saya kira mungkin mencapai ratusan miliar rupiah yang telah mereka bakar hanya sekedar ingin memeriahkan tahun baru. Sementara bro masih banyak kesengsaraan yang melekat erat dikehidupan rakyat di negeri ini.
Apa yang harus berubah, tahunnya sudah jelas berubah tetapi yang penting yang harus berubah adalah pikiran kita, hati kita, cara bertindak kita terhadap diri sendiri juga terhadap lainnya. Kita bangsa ini memerlukan manusia-manusia yang memiliki pikiran-pikiran yang cemerlang, pikiran-pikiran yang jernih dalam menghadapi segala persoalan.
Selamat Tahun Baru, 2016
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email