Pesan Rahbar

Home » » Ramadhan, Bulan Jamuan Allah Swt

Ramadhan, Bulan Jamuan Allah Swt

Written By Unknown on Thursday, 9 June 2016 | 20:39:00


Ayatollah Mohsen Qira’ati dalam bukunya Ramadhan bersama Al-Qur’an membahas jamuan Allah di bulan suci ini sebagai berikut :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al- Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Barangsiapa ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka dia wajib berpuasa pada hari-hari yang lain, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Dengan qada puasa ini) supaya kamu mencukupkan bilangannya dan supaya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS. al-Baqarah: 185)

Ramadhan berasal kata ramidha yang berarti membakar, namun membakar yang tidak meninggalkan asap dan abu. Bulan ini dinamakan bulan Ramadan karena pada bulan ini dosa-dosa manusia dibakar dan dilenyapkan.

Bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya al-Quran dan satu-satunya bulan yang namanya disebutkan di dalam al-Quran. Malam Lailatul Qadar juga ada di bulan ini. Rasulullah saw bersabda. “Seluruh kitab samawi diturunkan pada bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah bulan Allah yang terbaik.”¹

Pada hari jumat terakhir pada bulan Syakban, Rasulullah saw menyampaikan pidato yang panjang-lebar tentang keagungan dan keutamaan bulan Ramadan. Pidato itu banyak dimuat di dalam kitab-kitab tafsir dan hadis. Di dalam aI-Shahifah al-Sajjadiyah, Imam Ali Zainal Abdidin as menyambut bulan Ramadan dengan doa, dan pada saat mengucapkan perpisahan pada bulan Ramadan, beliau menyampaikan munajat yang menyayat jiwa.

Pada bulan Ramadan, orang-orang mukmin diundang kepada perjamuan Allah Swt dengan ungkapan, Wahai orang-orang yang beriman! Telah diwajibkan atas kamu berpuasa. Jamuan ini mempunyai beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut,

1. Yang menjadi tuan rumah adalah Allah Swt dan Dia sendiri yang mengundang para tamu-Nya.

2. Fasilitas jamuan adalah malam Lailatul Qadar, turunnya para malaikat, dikabulkannya doa, lembutnya jiwa dan dijauhkannya dari neraka.

3. Waktu jamuan adalah bulan Ramadan, yang menurut beberapa hadis awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan dan akhirnya adalah ganjaran (pahala).

4. Kualitas jamuan malam Lailatul Qadar begitu hebatnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan setahun para tamu dan bumi menjadi berwarna-warni dengan turunnya para malaikat pada malam Lailatul Qadar.

5. Makanan bulan ini adalah makanan jiwa yang diperlukan untuk perkembangan spiritual, bukan makanan jasmani. Menu jamuan ini adalah ayat-ayat al-Quran, yaitu membaca satu ayat pada bulan Ramadan sama dengan membaca seluruh al-Quran pada bulan-bulan lain.

Jamuan itu tidak serupa sama sekali dengan jamuan-jamuan dunia. Pada bulan ini Allah Yang Mahatahu, Mahakaya, Maha Pencipta, Mahakekal, Mahamulia dan Mahatinggi menjadi Tuan Rumah bagi manusia yang bodoh, fakir, fana, hina dan selalu membutuhkan.

Di dalam kitab Wasail al-Syi’ah,² berkenaan dengan akhlak orang yang berpuasa, kita membaca di sela-sela riwayat yang begitu panjang sebagai berikut, “Orang yang berpuasa harus menjauhi dusta, dosa, berdebat, dengki, mengumpat, menentang kebenaran, berkata kotor, memata-matai, marah, berbuat zalim dan menyakiti orang lain, lalai, bergaul dengan orang-orang rusak, mengadu domba dan makan makanan haram. Harus memberikan perhatian yang besar kepada salat, sabar dan pertemanan yang baik, juga harus selalu mengingat Hari Kiamat.”

Syarat hadir pada perjamuan itu bukan hanya menanggung rasa lapar. Kita membaca dalam hadis, “Barangsiapa yang tidak taat kepada pemimpin langit, berlaku kasar kepada istrinya dalam urusan pribadi dan rumah tangga, atau tidak memenuhi keinginan-keinginannya yang sah, atau ibu dan bapaknya tidak rida kepadanya, maka puasanya tidak diterima, dan dia tidak mempunyai syarat-syarat menghadiri perjamuan ini.”

Nilai bulan Ramadan terkait dengan turunnya al-Quran pada bulan ini, begitu juga nilai manusia setidaknya terkait sampai seberapa jauh al-Quran berpengaruh dalam dirinya.

Imam Ali as meriwayatkan bahwa pada hari jumat terakhir dari bulan Syakban Rasulullah saw menyampaikan pidato. Setelah mengucapkan puja dan puji, kemudian Rasulullah saw bersabda.

“Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan ampunan. Bulan yang paling utama di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama, jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Ini adalah bulan ketika kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya.

Di bulan ini nafas kalian menjadi tasbih, amal kalian diterima dan doa kalian diikabulkan. Maka, mintalah kepada Allah, Tuhan kalian dengan niat yang tulus dan hati yang bersih, supaya Allah membimbing kalian untuk dapat melakukan puasa dan membaca kitab-Nya.

Sungguh celaka orang yang tidak mendapat ampunan Allah pada bulan yang agung ini. Dengan rasa lapar dan haus, kalian ingatlah rasa lapar dan haus pada Hari Kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin.

Muliakanlah orang yang sudah tua. Sayangilah yang muda. Sambungkanlah tali persaudaraan, jagalah lidahmu. Tahan pandanganmu dari sesuatu yang tidak dihalalkan kamu memandangnya dan pendengaranmu dari sesuatu yang tidak dihalalkan kamu mendengarnya.

Kasihilah anak-anak yatim, niscaya anak-anak yatimmu dikasihi orang lain. Bertobatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tanganmu untuk berdoa pada waktu salatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya dirimu tergadai karena amal-mu, maka bebaskaniah dengan lstigfar. Punggung kalian berat karena beban dosa kalian, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, bahwa Allah Swt bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang salat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada Hari manusia berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.

Wahai manusia! Barangsiapa di antara kalian memberi buka puasa kepada orang-orang mukmin yang berpuasa pada bulan ini, di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.

Seseorang bertanya, ‘Ya Rasulullah! Tidak semua kami mampu melakukan itu.’

Kemudian Rasulullah melanjutkan sabdanya, “jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya dengan separuh (buah kurma). Jagalah diri kalian dari api neraka walau hanya” dengan seteguk air.

Wahai manusia! Barangsiapa yang membaguskan akhlaknya pada bulan ini, dia akan dapat melewati sirath pada Hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barangsiapa yang meringankan pekerjaan para pembantunya pada bulan ini, Allah akan ringankan pemeriksaan-Nya pada Hari Kiamat.

Barangsiapa yang menahan kejelekannya pada bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada Hari dia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memuliakan anak yatim pada bulan ini, Allah akan memuliakanya pada Hari dia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) pada bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada Hari dia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memutuskan hubungan kekeluargaan pada bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat- Nya pada Hari dia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa yang melakukan salat sunat pada bulan ini, Allah akan tetapkan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa yang melakukan salat wajib, baginya pahala orang yang melakukan tujuh puluh salat wajib pada bulan lain. Barangsiapa yang memperbanyak salawat kepadaku pada bulan ini, Allah akan beratkan timbangan amalnya pada Hari ketika timbangan-timbangan menjadi ringan. Barangsiapa yang membaca satu ayat aI-Quran pada bulan ini, baginya pahala orang yang menamatkan bacaan al-Quran pada bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada bulan ini, maka mintalah kepada Tuhan kalian supaya tidak pernah menutupnya untuk kalian. Dan pintu-pintu neraka ditutup, maka mintalah kepada Tuhan kalian supaya tidak pernah membukakannya untuk kalian. Setan-setan juga dibelenggu, maka mintalah kepada Tuhan kalian supaya ia tidak lagi pernah dapat menguasai kalian.

Amirul Mukminin as berkata, Aku berdiri lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah! Amal apakah yang paling utama pada bulan ini?’

Rasulullah saw menjawab, ‘Wahai Abul Hasan! Amal yang paling utama pada bulan ini adalah ‘menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah.’

Kemudian Rasulullah saw menangis. Lalu aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apa yang membuatmu menangis?’

Rasulullah saw menjawab, ‘Wahai Ali! Aku menangis karena mereka menghalalkan darahmu pada bulan ini. Tampak terlihat olehku engkau sedang salat menghadap Tuhanmu. Lalu datang manusia yang paling durjana, saudara kandung penyembelih unta Tsamud, dia menyabetkan pedangnya ke kepalamu hingga janggutmu memerah berlumuran darah.

Amirul Mukminin as bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apakah itu dengan disertai selamatnya agamaku?’

Rasulullah saw menjawab, ‘Tentu dengan disertai selamatnya agamamu.’

Kemudian Rasulullah saw bersabda, ‘Wahai Ali! Barangsiapa yang membunuhmu berarti dia telah membunuhku, barangsiapa yang membencimu berarti dia telah membenciku dan barangsiapa yang mencacimu berarti dia telah mencaciku. Karena sesungguhnya dirimu di sisiku, seperti diriku, jiwamu berasal dari jiwaku, dan tanahmu dari tanahku.”³

Namun kita harus ingat, jangan sampai doa, ibadah, teriakan dan perilaku kita mengganggu tetangga dan keluarga. Atau kita berbuat israf dan tidak adil dalam menjamu tamu ketika berbuka. Dengan berbuat itu, kita bukan hanya tidak memperoleh pahala malah menambah berat dosa-dosa kita.[]


Sumber : Ramadhan Bersama Al-Quran
Oleh : Mohsen Qira’ati
Penerbit : Citra

(Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: