Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi dalam pidatonya di hadapan ulama-ulama Yaman mengatakan, intervensi Amerika Serikat adalah alasan utama terbuktinya kebangkrutan Arab Saudi dalam menghadapi bangsa besar Yaman.
Raisi menjelaskan bahwa persahabatan dan hubungan rakyat Iran dan rakyat Yaman memiliki akar keyakinan serta akidah kedua bangsa ini.
“Keyakinan agama, Al Quran dan Ahlul Bait as adalah sumber asli hubungan dua rakyat negara ini,” ujarnya.
Anggota Staf Ketua, Dewan Ahli Kepemimpinan Iran itumenyinggung perlawanan, resistensi dan komitmen rakyat Yaman terhadap agama dan nilai-nilai.
Ia menerangkan, tidak diragukan ulama memberikan sumbangsih yang cukup besar dalam masalah ini dan hal tersebut menjadi kebanggaan bangsa-bangsa Muslim dunia.
Hujatulislam Raisi juga mengingatkan upaya kubu imperialis dunia dan rezim Al Saud untuk memecah belah rakyat Yaman dan mengatakan, kewaspadaan dan kebangkitan ulama yang merupakan penerang masyarakat dalam arti sesungguhnya, membawa kabar gembira bahwa upaya-upaya semacam itu tidak akan mengganggu persatuan rakyat Yaman.
Ia menegaskan bahwa rezim Al Saud adalah kepanjangan tangan strategis kubu imperialis dunia di kawasan dan menuturkan, hari ini di perang Yaman, kubu Mukmin melawan imperialis dan Al Saud mewakili Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel memerangi rakyat Yaman.
Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan mengungkapkan bahwa tindakan-tindakan Al Saud dalam perang Yaman sama sekali tidak punya kesesuaian dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan ayat-ayat Al Quran.
“Saudi tidak pernah terlibat dalam perjuangan Muslimin baik di Palestina, Mesir atau tempat-tempat yang lain, dan hari ini terbukti bagi semua bahwa pemerintah Saudi memainkan peran imperialis di kawasan,” imbuhnya.
Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, dukungan terhadap kaum tertindas dunia adalah kebijakan Republik Islam Iran yang tidak bisa diganggu gugat.
Ia menambahkan, Imam Khomeini sejak awal kemenangan Revolusi Islam Iran menegaskan dukungan atas Al Quds dan Palestina, dan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar melanjutkan strategi ini. Hari ini, sekalipun sejumlah banyak ancaman dilemparkan kepada Iran karena dukungannya terhadap Palestina, strategi ini tetap tidak berubah.
Raisi melanjutan, atas hukum Al Quran, Rasulullah Saw dan Imam Maksum as dan pemuka agama, kewajiban Ilahi, syariat dan revolusi, sampai nafas terakhir kami akan tetap berdiri mendukung Palestina dan Yaman.
Ia juga menyinggung kemampuan militer dan senjata terbatas yang dimiliki pasukan Yaman dan menuturkan, menurut kami, hari ini juga rakyat Yaman menang. Pasalnya, dengan semua keterbatasan yang ada, selama hampir 1,5 tahun tetap bertahan dalam menghadapi pasukan agresor dan senjata Saudi.
Perwalian Haram Suci Razavi juga menjelaskan kondisi Iran selama delapan tahun perang yang dipaksakan dan mengatakan, di masa itu Eropa, Amerika, Israel dan pion-pion mereka di kawasan termasuk Saudi, semuanya mendukung rezim Saddam Hussein, namun pada akhirnya rakyat Iran yang meraih kemenangan dan Saddam dilaknat hingga akhir zaman.
Ia melanjutkan, berdasarkan penjelasan ayat-ayat Al Quran, kami yakin bahwa kemenangan total dan final rakyat Yaman pasti diraih dan kami berharap masalah ini segera terwujud.
Saudi Bahkan tidak Pernah Menghormati Kesucian Bulan-bulan Haram
Sayid Syamsuddin Sharafuddin, Ketua Perhimpunan Ulama Yaman dalam pidatonya menjelaskan bahwa rakyat Yaman benar-benar tertindas dan menuturkan, Saudi bahkan tidak menghormati kesucian bulan-bulan haram dan bulan suci Ramadhan dan dengan cara brutal membombardir Muslimin, masjid-masjid, rumah sakit dan yang lainnya.
Menurut keterangannya kondisi rakyat Yaman hari ini sama seperti kondisi rakyat Palestina dan menerangkan, dalam agresi militer ke Yaman, kita menyaksikan koalisi Al Saud, Amerika dan Israel dalam membantai sebuah bangsa.
Sharafuddin menegaskan bahwa tujuan musuh adalah memecah belah Yaman. Ia mengatakan, akan tetapi berkat rahmat Allah Swt ulama Yaman berhasil mencegah terjadinya perang sektarian dan mazhab di dalam negeri.
Ia menyampaikan terimakasih atas kerja sama dan dukungan Iran terhadap rakyat Yaman.
“Rakyat tertindas Yaman di tengah kebisuan dunia internasional terus dibombardir dan sangat disesalkan, sebagian besar negara Muslim juga memilih diam,” ujarnya.
Syeikh Mohammad Taher An’am, Wakil Ketua Partai Rashad Al Salafi, Yaman dalam pidatonya menjelaskan bahwa rakyat Yaman dengan perlawanan dan resistensinya lebih dari 15 bulan dalam menghadapi serangan brutal musuh, mengatakan, rakyat kami dari suku dan mazhab berbeda, selalu hidup damai berdampingan dan pada akhirnya akan mengalahkan musuh.
Syeikh Mohsen Al Matari, anggota Perhimpunan Ulama Yaman menuturkan, musuh kami dengan seluruh fasilitas media, ekonomi dan politiknya berusaha menjustifikasi pembunuhan atas rakyat Yaman dan melakukan apapun untuk mencapai tujuan ini.
Syeikh Jibril Hassan Ibrahim, Deputi Menteri Haji dan Wakaf Yaman juga menjelaskan tentang dihujaninya anak-anak dan perempuan Yaman oleh rudal-rudal.
“Jet-jet tempur Saudi menyerang seluruh rakyat kami baik Syiah maupun Sunni. Akan tetapi rakyat Yaman selalu berdiri bersama,” katanya.
Dr. Abdul Rahim Al Rahman, salah satu petinggi gerakan Ansarullah, Yaman dalam pidatonya menyampaikan salam dari Abdul Malik Houthi, Pemimpin Ansarullah untuk Hujatulislam Raisi dan menuturkan, sebagaimana yang ditegaskan Imam Khomeini tentang perlawanan menghadapi penindasan, rakyat Yaman juga berdiri melawan Saudi dan insyaallah akan meraih kemenangan.
Ia menambahkan, Iran selalu mendukung kaum tertindas dan kami berterimaksih atas sikap ini.
(Astan-News/News-AQR/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email