Nama Palestina tak ada dalam peta di Google Maps.
Kebijakan Google untuk menghapus peta Palestina pada 25 Juli 2016 dari aplikasi Google Map mengundang reaksi keras dari warga dunia. Petisi pun digulirkan lewat change.org agar Google mengembalikan Palestina di peta dunia.
Di linimasa, kebijakan Google itu mendapat kritik yang luas. Muhammad Satrio, pemilik akun Twitter @satriobiru menyindir perusahaan mesin pencari informasi terbesar di dunia maya itu karena telah menghapus peta Palestina. “Google knows everything, except Palestine. Soo sad!” atau Google tahu segalanya, kecuali Palestina. Sedih sekali,"kata dia lewat akun twitternya, Sabtu (6/8).
Sindiran lain disampaikan Mohammed Ismail, pemilik akun Twitter @mohammedzismail " #Palestine recognised at #RioOlympics2016 but not on Google maps.” Menurut dia, Palestina saja menjadi peserta Olimpiade Rio de Janeiro. Namun Google tak juga mengenalinya.
Dikutip dari wikipedia, Google Inc. adalah sebuah perusahaan Amerika Serikat yang fokus pada jasa dan produk Internet. Produk-produk tersebut meliputi teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan iklan daring. Sebagian besar labanya berasal dari AdWords.
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin saat masih mahasiswa di Universitas Stanford. Mereka berdua memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai perusahaan swasta pada tanggal 4 September 1998. Perusahaan ini diperkirakan mengoperasikan lebih dari satu juta server di beberapa pusat data di seluruh dunia dan memproses lebih dari satu miliar kueri pencariandan sekitar 24 petabita data buatan pengguna setiap harinya. Google pun disebut menjadi penyedia kebutuhan informasi utama manusia modern saat ini.
Hanya, kebijakan kontroversial Google pada 25 Juli lalu mengundang protes. Forum Jurnalis Palestina mengecam Google yang menghapus Palestina dari petanya. Wilayah Palestina di Google Maps diganti dengan nama Israel.
Dalam pernyataan yang dirilis kemarin, Rabu (3/8), forum mengatakan keputusan Google itu adalah bagian dari skema Israel. "Keputusan Google menghapus Palestina dari peta adalah bagian dari skema Israel untuk menjadi negara terlegitimasi bagi generasi masa depannya dan menghapus Palestina," katanya, dikutip Middle East Monitor.
(Middle-East-Monitor/Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email