Vincent Simon mengingat kejadian itu, saat ia menyalakan pesan suara di Masjid Al-Sahaabah. Dalam pesan suara tersebut seorang pria terdengar mengancam akan memenggal kepala seluruh jamaah Muslim.
Simon, veteran militer Amerika Serikat yang masuk Islam lima tahun lalu, mengatakan masjid kecil dan jamaahnya itu kerap mendapat ancaman. Dalam sepekan tiga hingga empat pesan suara yang mengintimidasi muncul.
Bersamaan dengan itu, kelompok hak dan analis juga memperingatkan tumbuhnya kekerasan terhadap Muslim dan retorika Islamphobia yang intens di kalangan politisi arus utama. Mereka mengatakan, ancaman pemenggalan kepala mengangkat keprihatinan serius.
"Ini bukan ancaman normal. Ini adalah pesan penuh kemarahan yang menyatakan 'saya akan memenggal kepala kalian'," kata Simon kepada Aljazirah, Sabtu (20/8).
Anggota lain dari dewan masjid Al-Sahaabah yang pindah dari Pakistan ke AS dua dekade lalu, Mujeeb Kazi, percaya retorika anti-Muslim dari banyak politisi seperti Donald Trump memberikan lisensi kepada orang lain untuk mengancam atau menyerang Muslim. Menurutnya bahkan jika Trump tak menang sebagai presiden, ia telah merusak masyarakat yang kohensif, toleran, dan menerima perbedaan. "Itu (telah) rusak," katanya.
Masjid Al-Sahaabah terletak di Watuga, sebuah kota kecil di Fort Worth. Kota ini memiliki populasi 24 ribu jiwa dan rumah bagi 300 Muslim dari berbagai latar belakang. Dalam sebuah pesan suara seorang pria mengancam dengan bahasa rasis, homophobic dan kasar.
Ditujukan kepada semua Muslim di sana, penelpon mengatakan tak akan mengizinkan hukum syariah berlaku di sana. "Jika kalian berpikir kalian akan menetapkan hukum Syariah (hukum Islam) di lingkungan saya, Texas, dan negara ini kalian sangat salah," katanya.
Penelepon yang mengaku veteran militer mengatakan memiliki senjata lengkap dan didukung oleh veteran lain atas aksinya. Ia bahkan menjanjikan "perang salib" lain dan akan bertemu para jamaah masjid dalam "setiap medan pertempuran". "Kami akan memenggal kepala kalian semua. Apa kalian mengerti? Kalian semua," katanya mengakhiri pesan.
Seorang juru bicara polisi tidak membalas permintaan Aljazirah untuk berkomentar. Menurut laporan media setempat, polisi dan Biro Investigasi Federal (FBI) sedang menyelidiki pesan suara.
Direktur Eksekutif Council on American Islamic Relations (CAIR) Dallas-Fort Worth, Alia Salem, mengatakan komunitas Muslim telah sangat terancam sekarang. Salem mengatakan politisi dan banyak lembaga penegak hukum terlambat mendukung Muslim menghadapi ancaman kekerasan.
"Permusuhan sehari-hari terhadap Muslim telah 'terasa'," katanya.
(Al-Jazeera/Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email