Perbedaan mendalam antara Rusia dan Amerika tentang kandungan gencatan senjata yang telah dijalankan dari sejak hari Senin minggu lalu memang sangat mungkin mengakibatkan pelanggaran terhadap gencatan ini.
Apabila ini terjadi, maka Suriah kembali ke kondisi semula dan pertempuran bersenjata berdarah akan dimulai lagi.
Ambiguitas tentang masalah ini terlihat jelas dalam aksi penggagalan sidang Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat lalu.
Vladimir Putin berkilah bahwa alasan penggagalan ini kembali kepada ketidaksiapan Amerika untuk memberikan informasi kepada anggota DK PBB sehubungan dengan kondisi kesepakatan. Sekalipun Washington menepis tuduhan ini dengan alasan mendukung kelompok-kelompok dukungan mereka dan supaya bantuan kemanusiaan bisa sampai ke warga yang sedang berada dalam kepungan.
Sekalipun sulit memastikan faktor sejati kegagalan gencatan senjata tersebut, tetapi dengan membaca poin-poin perbedaan antara Amerika dan Suriah, kita bisa menyimpulkan beberapa faktor berikut ini:
Pertama, Amerika gagal berkomitmen dalam membedakan antara kelompok moderat dan kelompok radikal serta memutus hubungan antara kelompok pertama dan kelompok kedua.
Kedua, perbedaan tajam antara Kementerian Luar Negeri AS di bawah pimpinan John Kerry dan Kementerian Pertahanan (Pentagon) di bawah komando Ashton Carter.
Ketiga, keberhasilan kesepakatan tersebut berarti permulaan bombardir udara Amerika dan Rusia terhadap Front Fath Al-Syam dan Ahrar Al-Syam yang harus dilakukan seminggu setelah kesepakatan. Tentu ini adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh Amerika.
Keempat, banyak kelompok oposisi Suriah tidak menerima kesepakatan tersebut.
Kelima, Amerika gagal memutus hubungan antara kelompok moderat dan kelompok radikal.
(Ra’y-Al-Yawm/Abdul-Bari-‘Athwan/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email