Seorang pendeta Barat mengecam sikap dan pernyataan anti Iran yang dimiliki oleh Arab Saudi, terutama pernyataan terbaru mufti Saudi bahwa bangsa Iran bukan muslim.
Dilansir Fars kemarin, Alexander Lucie Smith adalah seorang pendeta Inggris lulusan doktor jurusan ketuhanan. Dalam sebuah catatan, ia mengajukan sebuah pertanyaan, “Apakah Iran bukanlah sebuah partner yang lebih baik daripada Arab Saudi?”
Lucie Smith juga termasuk salah satu penulis kolom situs Catholic Herald yang masih berafiliasi dengan Vatikan. Dalam kolom kali ini, ia menulis, “Pertikaian Sunni-Syiah memaksa seluruh negara untuk melakukan pemilihan diplomatik yang menyesatkan. Akan tetapi, sepertinya Iran memiliki overview dan orientasi yang lebik baik.”
Ketika menilai pernyataan terbaru mufti Arab Saudi bahwa Syiah bukanlah muslim sejati, Smith menegaskan, “Ini adalah periode baru dalam perang mulut antara dua saingan besar: Arab Saudi dan Iran. Dua negara ini sedang melakukan perang proxy di Yaman, Suriah, dan Iraq.”
Menurut Smith, klaim seorang Sunni bahwa Syiah bukanlah muslim sejati mengingatkan kita kembali pada sebuah pertikaian sektarian yang pernah meletus di dunia Kristen tidak lama sebelum ini.
Smith mengakui bahwa seluruh pertikaian berbau sektarian tidak memiliki dimensi dan unsur yang sama. Akan tetapi, persaingan antara Syiah dan Sunni ini akan berlanjut dalam jangka waktu yang sangat lama.
Smith menukaskan, “Iran dan Arab Saudi memiliki banyak perbedaan yang tidak bisa diakurkan. Untuk itu, negara-negara Barat memiliki satu pilihan di hadapan mereka. Mereka bisa memilih membela salah satu dari kedua negara tersebut, atau bisa bersahabat dengan keduan, atau malah bisa tetap menjaga jarak dengan mereka.”
(Fars-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email