Pesan Rahbar

Home » » Isa Al-Masih Sang Penyeru Keadilan

Isa Al-Masih Sang Penyeru Keadilan

Written By Unknown on Wednesday, 9 November 2016 | 21:10:00

Ilustrasi

Hari ini bertepatan dengan kelahiran Nabi Isa as, kita akan mengupas penyeru kebenaran dan keadilan yang tak kenal lelah ini. Hari ini juga dikenal oleh pengikut Kristen dengan hari Natal atau kelahiran Isa al-Masih.

Nabi Isa yang dilahirkan dengan kebesaran Allah swt tanpa seorang ayah untuk membuktikan kekuasaan-Nya dikenal bisa berbicara ketika masih bayi. Di al-Qur'an surat Maryam ayat 30-33 disebutkan, Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, (30) dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; (31) dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (32) Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".

Para nabi dan utusan Allah bagi umat manusia di muka bumi dengan semangat tak kenal lelah menyampaikan amanat yang dibebankan oleh-Nya. Ajaran dan tuntutan untuk keselamatan serta kebahagiaan manusia adalah misi yang diemban para nabi. Mereka berusaha membangun hubungan antara manusia dan Tuhan yang didasari kesadaran dan kecintaan. Interaksi seperti ini mampu menyelesaikan berbagai kendala sosial baik dari sisi spiritual maupun materi di kehidupan manusia. Para nabi menyeru manusia untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak menyekutukanNya dengan yang lain. Dengan bersandar pada ajaran tauhid, para nabi berusaha memperkokoh spirit kehambaan dan ibadah dalam diri manusia.

Memerangi kezaliman dan ketidakadilan serta membela manusia yang terzalimi adalah misi kolektif seluruh utusan Allah. Nabi Isa pun tak terkecuali mengemban misi ini. Nabi Isa adalah salah satu nabi yang dipuji Allah dalam al-Qur'an. Beliau di berbagai ayat al-Qur'an disebut sebagai salah satu dari nabi Ulul Azmi (nabi yang memiliki kitab suci dan syariat). Kelahiran Isa adalah fenomena yang menakjubkan dan al-Qur'an dengan apik menceritakan fenomena ini. Kelahiran Isa yang tanpa ayah merupakan suatu mukjizat. Ia dilahirkan dari rahim seorang ibu yang suci bernama Maryam.

Maryam binti Imran, itulah sebutan ibu Isa seperti disebutkan al-Qur'an. Ia seorang wanita yang bertakwa dan terhormat. Ia juga memiliki hati bercahaya dan sangat tunduk kepada Allah swt. Maryam senantiasa menjaga kehormatannya dan ketulusan ibadahnya dibuktikan dengan kiriman makanan dari surga. Kedudukan tinggi yang berhasil diraih Maryam sangat tinggi, sehingga ia pun mampu menerima wahyu Allah. Meski wahyu ini bukan menjadikannya sebagai seorang nabi dan tidak memiliki muatan syariat, namun sudah cukup membuktikan kedekatannya dengan Allah swt.

Malaikat Jibril pun mendatangi Maryam dan memberikan kabar gembira soal kelahiran Isa. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur'an surat Maryam ayat 16-19. "Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, (16) maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. (17) Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa". (18) Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".

Dalam pandangan al-Qur'an, Nabi Isa adalah seorang manusia seperti kebanyakan manusia lainnya. Selain proses penciptaannya yang berlainan dengan manusia lainnya, yang membedakannya adalah Isa adalah seorang nabi dan proses kehamilan Sayidah Maryam yang unik. Oleh karena itu, al-Qur'an menyebut nabi Isa dengan sebutan Isa binti Maryam. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan bahwa Isa adalah anak dari seorang manusia biasa dan bukannya anak Tuhan atau sosok yang memiliki kedudukan sebagai Tuhan. Ia seperti manusia kebanyakan yang penciptaannya melalui berbagai proses seperti janin di perut ibu dan proses kelahirannya pun seperti manusia pada umumnya. Perilaku Isa sepanjang hidupnya juga seperti layaknya manusia lain.

Nabi Isa menerima wahyu kenabian di saat menginjak usia 30 tahun. Beliau dengan giat menyeru umatnya untuk menyembah Allah Yang Esa. Kepada umatnya, Nabi Isa berkata, bertaubatlah kalian dan terimalah kekuasaan serta kepemimpinan Tuhan dalam kehidupan kalian ! Nabi Isa memiliki jiwa yang suci dan luhur. Ia lebih memilih hidup serta berdampingan dengan kaum fakir miskin dan meringankan beban kehidupan mereka. Nabi Isa menjauhi kehidupan mewah serta pangkat dan kedudukan duniawi. Ia lebih memilih membantu kaum tertindas dan melindungi mereka.

Untuk membuktikan kenabiannya, Nabi Isa dibekali berbagai mukjizat. Di antaranya adalah menghidupkan orang yang telah meninggal, menyembuhkan orang buta serta berbagai penyakit lainnya. Di sisi lain kepribadian luhur beliau dan akhlak mulianya menjadi daya tarik masyarakat untuk mengikuti ajaran beliau. Selama hidupnya Nabi Isa tanpa kenal lelah mencegah umatnya dari kesesatan dan penyimpangan. Godaan dan hambatan selama menjalankan tugas kenabian bukan hal baru dan terus mengikuti kehidupan Nabi Isa. Oleh karena itu, beliau mencari pengikut setia. Isa berkata, siapa yang bersedia membantu saya? Para murid Isa yang memiliki iman tebal menjawab seruan ini. Mereka berkata, kami siap menjadi penolong agama Allah dan beriman kepadamu.

Mereka ini disebut Hawariyun dan penyebar ajaran Nabi Isa di kemudian hari. Hawariyun yang berjumlah dua belas orang dikirim Nabi Isa ke berbagai wilayah untuk menyebar ajaran Tuhan. Beliau senantiasa mengingatkan kepada Hawariyun soal keadilan dan memerangi kezaliman. Beliau berkata, Wahai Hawariyun ! Raihlah kedekatan dengan Allah dengan memusuhi para pendosa dan kaum zalim. Suatu hari, Hawariyun berkata kepada Nabi Isa, Wahai Ruhullah, dengan siapa saja kami harus berteman ? Nabi Isa menjawab, duduklah dengan orang yang senantiasa mengingatkan hari akhir serta perkataannya menambah pengetahuanmu dan perbuatannya membuatmu teringat akhirat.

Di antara ajaran kolektif para nabi adalah menyebar spirit penghambaan dan penyembahan, kasih sayang terhadap sesamanya, menyebar keadilan dan memerangi kezaliman. Allah swt di al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 146 berfirman, Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Dewasa ini sangat disayangkan terdapat upaya-upaya dari segelintir orang untuk merusak citra para utusan Allah. Sejumlah orang menampilkan utusan Tuhan sebagai nabi dan rasul, namun mereka mencitrakan sebagian nabi sebagai rasul yang kejam dan suka peperangan. Padahal seluruh nabi memiliki misi yang sama seperti dijelaskan di atas dan mereka senantiasa menyeru umatnya untuk saling mengasihi, namun saat menghadapi ketidakadilan dan kezaliman manusia harus bangkit menentangnya. Oleh karena itu, Nabi Isa menyebut memusuhi orang-orang zalim sebagai jalan untuk berdekatan dengan Tuhan.

Manusia modern sangat membutuhkan ajaran murni Ilahi. Ajaran yang merefleksikan perdamaian dan keadilan, namun melarang umatnya diam menghadapi kezaliman. Saat ini kita hidup di dunia yang dipenuhi kekerasan, kezaliman, penjajahan serta instabilitas. Para arogan dunia juga memanfaatkan agama untuk meraih ambisi jahatnya. Mereka mengaku sebagai pengikut Isa al-Masih, namun sikap dan perilakunya sangat jauh dari ajaran Nabi Isa.

Hari kelahiran al-Masih dan para nabi lainnya menjadi kesempatan bagi para pengikut agama samawi untuk merenungkan kembali ajaran kolektif para nabi. Di hari berbahagia ini kami berharap penderitaan rakyat Palestina, Afghanistan dan Irak akibat kebrutalan pengikut al-Masih cepat berakhir. Tak diragukan lagi jika Nabi Isa saat ini berada di tengah-tengah kita maka beliau tidak akan tinggal diam menyaksikan kezaliman. Sekali lagi kami ucapkan selamat atas kelahiran Nabi Isa as kepada para pecinta keadilan dan pembenci kezaliman.

(IRIB-Indonesia/Alhassanain/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: