Pesan Rahbar

Home » » Syekh Azhar: Sunni Syiah Dilarang Saling Bunuh

Syekh Azhar: Sunni Syiah Dilarang Saling Bunuh

Written By Unknown on Thursday, 3 November 2016 | 01:01:00


Layla Syafi’i: Apa pendapat Anda tentang pembaruan konteks keagamaan?


Jawab:

Pembaruan bukanlah menghancurkan atau menghilangkan. Pembaruan juga bukan tunduk atas ajakan yang tidak bebas dari fanatisme sehingga memberikan kesempatan terjadinya distorsi antara yang bersifat agama atau tradisi sebagaimana kita bisa lihat dalam banyak fenomena.

Usaha melawan tradisi Islam ini sendiri merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan fanatisme dan terorisme. Hal ini yang memicu gerakan, dan mempengaruhi di antara para pemuda yang menghormati agamanya.

Pembaruan merupakan karakteristik agama kita yang hanif dan praktik yang berkelanjutan untuk bergerak menuju sebuah metode baru dalam rangka menghidupkan inovasi di tengah umat. Hal ini diperbolehkan dalam Islam karena teks-teks yang dijadikan sebagai sumber hukum syariat terbatas, sedangkan isu-isu kontemporer tidak terbatas. Dari situlah para ulama harus melakukan inovasi untuk memungkinkan adanya kesesuaian di dalam syariat sepanjang masa.


Layla Syafi’i: “Apakah Anda melihat pendekatan Sunnah dan Syiah sedemikian penting?”


Jawab:

Al-Azhar tidak membedakan antara Sunnah dan Syiah sepanjang mereka bersyahadat. Oleh karena itu, salah satu metode Al-Azhar adalah menyebarkan konsep pemikiran dan akidah yang proporsional sebagaimana Al-Azhar berpegang teguh dalam mengajak pendekatan antara Sunnah dan Syiah. Hal ini telah dikomandoi oleh mantan syekh Al-Azhar, Syekh Mahmud Syaltut bersama ulama rujukan Syiah, Syekh Taqiyuddin Al-Qummi dengan mendirikan lembaga pendekatan antara mazhab Islam.

Sepanjang empat belas abad Islam tidak terjadi pertumpahan darah antara Sunnah dan Syiah. Pendekatan antara mazhab-mazhab Islam merupakan salah satu perhatian Al-Azhar. Para pemimpin ulama Sunnah dan Syiah berencana untuk melakukan pertemuan membahas fatwa bersama Sunnah dan Syiah yang mengharamkan saling membunuh kedua belah pihak. Hal itu demi menghentikan pertumpahan darah yang terjadi di kawasan, menyelamatkan umat dari tangan konspirator dan pendesain, dan menghormati darah dan nyawa kita semua.

Kita tidak boleh lengah dari ulama yang memecah belah di antara Sunnah dan Syiah. Sangat disesalkan suara ulama anti persatuan menggema di media sosial yang didukung oleh orang-orang yang tidak menginginkan api padam.

Kami menyerukan pendekatan di antara para pengikut kedua mazhab Sunnah Syiah, tidak terbatas mazhab itu sendiri karena di dalam mazhab-mazhab itu tidak ada perbedaan yang substantif di dalam pokok aqidah.

(Al-Anba’/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: