Kebangkitan dan revolusi Imam Zaman afs terjadi dengan pendekatan budaya dan rasional.
Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Asghar Karim Zadeh menjelaskan bahwa metode jalan yang dilalui para pemimpin Ilahi selaku utusan-utusan yang hak dalam mengahdapi jalan kebatilan ialah dengan metode lemah lembut. Yakni maksudnya ialah mereka semua berupaya untuk menyeru merkea dengan pesan-pesan tauhid, dan menjelaskan akidah-akidah berdasarkan keyakinan tauhid, dan mereka melakukannya dengan ikhlas, penuh kasih sayang dan rahmat.
Para utusan Ilahi ini merupakan duta Ilahi pembawa rahmat, teladan bagi kehidupan yang baik serta membawa kerukunan di tengah-tengah masyarakat.
Hujjatul Islam Asghar Karim Zadeh lebih lanjut menyampaikan bahwa tidak seperti sebagian orang-orang yang berfikiran sempit dan pendek yang mereka berfikir bahwa saat Imam Zaman afs melakukan kebangkitan, beliau melakukannya tanpa muqaddimah atau pendahuluan dan langsung mengangkat senjata, dan menurut mitos dusta tersebut “begitu banyak darah yang tertumpah sampai darah tersebut mencapai pedal kuda Imam afs.” Padahal kebangkitan dan revolusi Imam Zaman afs terjadi dengan pendekatan budaya dan rasional.
Dengan adanya penjelasan seperti ini maka Imam Zaman afs sejak awal kemunculannya tidak perlu lagi memulainya dengan peperangan dan kemenangan Imam bukan hanya melalui perang dan pukulan pedang, akan tetapi langkah pertama yang Imam lakukan ialah dengan menaklukan hati semua orang di penjuru dunia, dan Imam hanya memerangi orang-orang kafir dan munafiq saja.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email