Pesan Rahbar

Home » » Mengulas Ahlussunnah wal Jamaah (Sunni)

Mengulas Ahlussunnah wal Jamaah (Sunni)

Written By Unknown on Wednesday 5 April 2017 | 01:43:00


K.H. Said Agil Siradj dalam buku Ahlussunnah wal Jamaah dalam Lintas Sejarah (1997: 6) mengatakan bahwa Ahlussunnah wal Jamaah dalam berbagai pendapat hanyalah ‘klaim’ saja, karena sampai saat ini—diakui ataupun tidak—belum ada defenisi terminologis yang baku tentang Ahlussunnah wal Jamaah. Meskipun hal ini disampaikan kepada orang yang mengaku/mengklaim dirinya Sunni.

Begitu pula istilah Ahlussunnah wal Jamaah tidak terdapat di dalam teks-teks Islam, baik Alquran maupun sunnah bahkan tidak terdapat di dalam refrensi awal (maraji’ awwaliyah). Istilah ini dipopulerkan belakangan oleh ashab al-Asy’ari atau asy’ariyah seperti Baqillani, Juwaini, al-Ghazali atau Syarastani dan lebih nyata pada al-Zabidi.

Ahlussnnah wal Jamaah, disingkat Aswaja, sering dinamakan pula dengan Sunni. Terminologi ini, sesungguhnya sederhana, singkat dan sudah tidak asing lagi ditelinga kita,--diakui ataupun tidak—masih banyak mengundang salah persepsi. Sebagian memahami Aswaja identik dengan ‘Islam’. Sebagian yang lain melihat Aswaja hanya sebagai mazhab.

Ada pula yang mengartikan Aswaja sebagai karakteristik komunitas kaum muslimin yang mengamalkan aktivitas tertentu, seperti ‘tahlilan’, selamatan, ‘berjanjenan’ (baca : maulid Nabi Muhammad SAW), baca doa qunut, dan sebagainya. Bahkan ada juga yang memakai term Aswaja sebagai langkah ‘purifikasi’ ajaran Islam (al-ishlah al-dini).

(Miskat/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: