Pesan Rahbar

Home » » Gereja di Perth Ini Gelar Acara Buka Puasa Bersama

Gereja di Perth Ini Gelar Acara Buka Puasa Bersama

Written By Unknown on Tuesday, 13 June 2017 | 14:06:00


Jemaat Gereja Anglican dan komunitas muslim menggelar acara buka puasa bersama setiap Hari Jum'at selama Bulan Ramadhan tahun ini di Gereja St Paul di Beaconsfield, Selatan Kota Perth. Gereja tersebut telah membuka pintu mereka bagi umat Islam setempat sebagai tempat sholat Jum'at selama hampir enam tahun.

Tahun ini, gereja tersebut menyelenggarakan acara buka puasa bersama setiap Hari Jumat di bulan suci umat Islam tersebut. Ini tampaknya merupakan pertama kalinya di Australia umat Muslim dan Kristen menghabiskan waktu di bulan suci secara berdampingan.

Kedua pemimpin agama tersebut mengatakan meski sejarah sering menggambarkan dua agama yang mereka anut tersebut sebagai suku yang saling berperang, mereka menemukan kesamaan, dan juga belajar untuk memahami perbedaan mereka.

"Saya pikir cara terbaik untuk membuat kemajuan ketika banyak terjadi kesalahpahaman adalah hanya dengan berbagi roti, berbagi makanan," kata Imam Faizel.

"Karena cara termudah untuk mengambil hati manusia - atau hati wanita dalam hal ini - adalah melalui perut mereka."

"Di dalam diri setiap orang pasti ada sesuatu dimana kita saling berbagi kesamaan, kita semua merupakan bagian dari satu kisah yang sama," kata Pendeta Humphries.

"Semua kitab-kitab kuno - wahyu Kristus, secara keseluruhan - menunjuk ke arah kesatuan manusia.

"Ini adalah cerita yang sama sekali berbeda dengan paham kita dan mereka yang telah meresap ke dunia sampai sekarang."

Anggota kedua komunitas tersebut telah merangkul pemahaman ini.

"Saya adalah penggemar berat upaya-upaya yang dilakukan Pastor Peter dan saya menyukai kenyataan bahwa dia dan Faizel memiliki persahabatan yang indah," kata Aisha Novakovich, seorang pengacara dan seorang Muslim.

"Saya pikir mereka menunjukkan kepada kita semua, dan seluruh dunia, apa sesungguhnya yang dapat dicapai dua orang ketika mereka memiliki kepemimpinan dan visi."

"Pada saat ini, dunia berusaha memisahkan semua orang ketimbang berusaha menyatukan mereka - dan ini adalah sebuah tanda kecil kalau sebenarnya upaya saling menyatukan itu berhasil," kata jamaat St Paul, Kim Kemp.

"Kita sejatinya adalah manusia, tidak peduli agama, pemujaan atau kepercayaan apa pun yang anda anut dan dari manapun Anda berasal dan apa yang dapat kami lakukan," kata Nelson Gardiner, yang telah berada di paroki tersebut bersama istrinya sejak 1969.

Toni Piko-Sallie dibesarkan dalam keluarga Kristen sebelum akhirnya memeluk agama Islam 20 tahun yang lalu, dan pada awalnya hanya untuk menjajal saja ketika menghadiri sebuah acara kebaktian Minggu di St. Paul.

"Saya pikir kita baru saja membuka nilai sejati dari diri kita," katanya.

"Tidak perlu konflik atau perpecahan hanya karena Anda mungkin berbeda dalam beberapa hal.

"Nilai-nilai dalam keyakinan yang kita anut saling tumpang tindih, saya bahkan akan mengatakan sekitar 95 persen saling tumpang tindih, yang berarti kita memiliki begitu banyak kesamaan dan banyak hal untuk berbagi dengan orang lain."

"Saya benar-benar merasa sangat damai dan benar-benar diberkati untuk berada di sini hari ini."

Imam Faizel memiliki rencana untuk membangun sebuah masjid di sebelah gereja St Paul, sebuah ruang yang ia lihat lebih sebagai tempat bagi individu yang berpikiran sama untuk berkumpul dan belajar, dan bukan sekadar tempat di mana umat Islam sholat.

"Sebuah ruang yang didedikasikan untuk merayakan kekayaan dan nikmat hidup berupa keberagaman yaitu masyarakat kita ... menggunakan baik agama Kristen dan Islam sebagai platform," katanya.

"Ini telah menjadi hubungan yang berkembang tidak hanya antara individu tapi juga antara masyarakat."

Pendeta Humphries akan segera meninggalkan gereja St. Paul, dan sementara ada keraguan tentang siapa yang dapat mengambil alih kepemimpinan di gereja itu, ada juga beberapa kepercayaan.

"Ada godaan untuk tetap melihat hal-hal seperti ini terus berlanjut, tapi sama-sama ada kepercayaan bahwa ini hanyalah sebuah permulaan dan jika itu benar, itu akan terungkap," kata Humphries Pendeta.

(Detik-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: