Pesan Rahbar

Home » » Kekhususan Muballigh Menurut Imam Ali as

Kekhususan Muballigh Menurut Imam Ali as

Written By Unknown on Tuesday 12 September 2017 | 11:15:00


la selamat dari kesesatan dan perkawanan dengan orang yang mengikuti hawa nafsunya. la telah menjadi kunci bagi pintu-pintu petunjuk, dan gembok bagi pintu-pintu kehancuran.

Shabestan News Agency, berkaitan dengan sifat muballigh yang sempurna, Amirul Mukminin Imam Ali as mengatakan “Wahai hamba-hamba Allah! Yang paling dicintai Allah ialah orang yang diberi Allah kemampuan (untuk bertindak) melawan hawa nafsunya, sehingga batinnya (larut) dalam kesedihan dan zahirnya terliput dalam takut. Lampu petunjuk bernyala dalam hatinya.

la telah menyediakan pelipur untuk hari yang akan menimpanya. la memandang yang jauh sebagai dekat kepada dirinya, dan memandang yang sukar sebagai yang ringan. la menengok dan melihat; ia mengingat (Allah) dan memperbesar (tempo) amalannya. la meminum air segar yang jalan ke sumbernya telah dimudahkan. Maka ia minum sepuasnya dan mengambil jalan yang rata.

la telah menanggalkan busana nafsu dan melepaskan kecemasan, kecuali satu kecemasan yang khas baginya. la selamat dari kesesatan dan perkawanan dengan orang yang mengikuti hawa nafsunya. la telah menjadi kunci bagi pintu-pintu petunjuk, dan gembok bagi pintu-pintu kehancuran.

la telah melihat jalannya dan berjalan di atasnya. la mengetahui tiang (petunjuk)nya dan telah menyeberangi airnya yang dalam. la telah berpegang pada topangan yang paling terpercaya dan tali yang paling kuat. la berada di tingkat keyakinan yang seperti cerahnya matahari.

la telah menetapkan dirinya bagi Allah Yang Mahasuci, karena melaksanakan perbuatan-perbuatan yang paling luhur dengan menghadapi segala yang menimpanya dan dengan mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk itu. la lampu dalam kegelapan.

la penghalau semua kebutaan, kunci kepada yang gelap, penyingkir semua keruwetan, dan pandu di gurun-gurun yang luas. Bila ia bicara ia memahamkan, sedang bila ia diam maka amanlah berlaku demikian. la melakukan segala sesuatu semata-mata bagi Allah, maka Allah pun menjadikannya milik-Nya sendiri. Maka, ia seperti tambang keimanan (kepada)-Nya, dan sebagai batang di bumi-Nya. la telah mewajibkan dirinya (mengikuti) keadilan.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: