Doa berkonotasi penentangan. Setiap amal yang bertentangan dengan
perintah Allah dinilai sebagai dosa. Sekalipun kecil, karena dosa adalah
sebuah penentangan terhadap Allah, maka setiap dosa adalah sebuah
pelanggaran besar.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda kepada Abu Dzar, “Janganlah
kamu melihat kekecilan sebuah dosa, tetapi lihatlah siapakah yang sedang
kamu tentang.” (Bihar al-Anwar, jld. 77, hlm. 168, hadis no. 6)
Dalam banyak hadis dari para maksum as ditegaskan supaya setiap mukmin menjauhi maksiat dan dosa. Jika ia telah melakukan dosa, maka hendaklah secepatnya ia bertobat supaya kelezatan sementara sebuah dosa tidak membuatnya tersiksa di dunia dan akhirat.
Dalam sebuah hadis dari Imam Ali as, “Barang siapa merasakan lezat sebuah dosa, maka Allah akan menjerumuskannya ke jurang kehinaan.” (Ghurar al-Hikam, hadis no. 8823)
Imam Sajjad as juga pernah memperingatkan, “Janganlah kamu merasa gembira lantaran dosa, karena gembira lantaran berbuat dosa ini lebih buruk dibandingkan melakukan dosa itu sendiri.” (Bihar al-Anwar, jld. 78, hlm. 159, hadis no. 10).
Dalam banyak hadis dari para maksum as ditegaskan supaya setiap mukmin menjauhi maksiat dan dosa. Jika ia telah melakukan dosa, maka hendaklah secepatnya ia bertobat supaya kelezatan sementara sebuah dosa tidak membuatnya tersiksa di dunia dan akhirat.
Dalam sebuah hadis dari Imam Ali as, “Barang siapa merasakan lezat sebuah dosa, maka Allah akan menjerumuskannya ke jurang kehinaan.” (Ghurar al-Hikam, hadis no. 8823)
Imam Sajjad as juga pernah memperingatkan, “Janganlah kamu merasa gembira lantaran dosa, karena gembira lantaran berbuat dosa ini lebih buruk dibandingkan melakukan dosa itu sendiri.” (Bihar al-Anwar, jld. 78, hlm. 159, hadis no. 10).
Post a Comment
mohon gunakan email