Pesan Rahbar

Home » , , » Kematian Mendadak adalah Rahmat Ilahi

Kematian Mendadak adalah Rahmat Ilahi

Written By Unknown on Friday, 25 July 2014 | 00:10:00

Pertanyaan adalah sebuah kunci yang bisa membuka semua pintu hakikat. Semua kemajuan umat manusia adalah salah satu contoh nyata dari kinerja pertanyaan ini. Ayatullah Jawadi Amuli seorang filosof kenamaan Dunia Islam menjawab dua pertanyaan penting tentang kematian dan kehidupan pasca kematian berikut ini:


Pertanyaan: Apakah kematian mendadak tidak bertentangan dengan sifat rahmat dan kasih Allah?

Allah sangat Maha Penyang dan Maha Pengasih. Bahkan Dia adalah paling pengasih di atas sekian para pengasih. Kematian mendadak bagi seorang mukmin adalah sebuah rahmat Ilahi. Mukmin yang telah melaksanakan seluruh hak Ilahi, tidak memiliki utang kepada orang lain, telah menulis surat wasiat, dan telah mempersiapkan program pasca kematian, tentu akan merasa tentram dengan kematian tanpa ia harus menderita penyakit dan terbaring di rumah sakit.

Untuk itu, dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa kematian mendadak adalah sebuah rahmat dan berkah bagi seorang mukmin. Dengan kematian ini, ia langsung berpindah ke taman surga. Tentu, mereka yang tidak memiliki kesiapan pasti akan mengalami masalah.

Dalam banyak hadis ditekankan supaya kita senantiasa merenungkan dan memikirkan kematian. Amirul Mukmini Ali as setiap malam setelah mengerjakan salat Isya’ selalu menyeru seluruh masyarakat, “Bersiap-siaplah, semoga Allah merahmati kalian! Kalian telah dipanggil untuk pergi.”

Pertanyaan: Tentu kematian adalah manis bagi seorang mukmin dan ia menyambutnya dengan lapang dada. Tetapi dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa seluruh manusia akan mengalami siksa kubur. Bahkan berkenaan dengan Fatimah binti Asad pun dalam sebuah riwayat disebutkan, Rasulullah saw mengenakan baju beliau kepadanya dan tidur di atas kuburannya supaya tekanan kubur tidak mengganggunya. Bagaimana dengan hal ini?

Tekanan kubur adalah sebuah bentuk siksa. Mukmin yang sejati tidak akan pernah mengalami siksa kubur. Jika seorang mukmin sedikit kotor, maka mungkin saja pada saat menyongsong kematian ia akan sedikit mengalami kesulitan atau menerima sedikit masalah di dalam kubur sehingga ia bersih dengan itu. Sebagian masalah dunia juga kesengsaraan, bukan siksa. Seperti kesengsaraan masa usia tua dan penyakit yang merupakan akibat logis sebuah kehidupan duniawi.

Berkenaan dengan hadis tersebut, tindakan Rasulullah saw itu dapat menjadi perantara supaya Khadijah lebih leluasa di alam kubur. Ia telah tidur tenang di salah satu taman surga. Dengan tindakan Rasulullah saw ini, taman itu pun menjadi semakin indah.

Ya. Rasa kesendirian, keasingan, dan ketakutan menjelang kematian tiba dan memasuki dunia akhirat memang ada. Akan tetapi, dalam banyak hadis disebutkan, ketika seorang mukmin sejati sedang menghadapi sakaratul maut, manusia-manusia suci Ahlul Bait as akan mendatanginya dan dengan melihat mereka ini, ia akan berbahagia. Dengan demikian, ia akan menyambut kematian dengan tangan terbuka.

Kita sebenarnya harus memperhatikan dua poin penting berikut ini:

a. Rasa takut terhadap siksa kubur dapat menyelamatkan manusia.
b. Siksa kubur dan menjelang kematian memang dialami oleh sebagian orang, tidak oleh semua orang.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: