Mereka (Nasibhi/wahabi) menggunting sebagian teks dari hadits dalam kitab shahih Bukhari.
Wahabi terkenal dengan doktrinya yang anti takwil, hamper semua ayat-ayat dan hadits-hadits shifat ia haramkan untuk ditakwil, menurut mereka takwil itu ta’thil yaitu meniadakan sifat-sifat Allah. Mereka tutup mata dan telinga dari kenyataan pentakwilan sebagian ulama salaf terhadap ayat-ayat shifat, entah karena mempertahankan doktrin tajsimnya atau memang sengaja menyesatkan umat muslim dari kebenaran.
Berikut salah satu redaksi hadits shahih riwayat imam Bukhari yang merupakan mutasyabih dan tak ada jalan untuk memahaminya kecuali dengan metode ulama salaf sholeh yaitu tafwidh al-ma’na bilaa kaifin walaa tasubiihin wa laa tamtsilin atau disebut takwil ijmali dan metode takwil tafsili yaitu memebrikan makna yang layak bagi sifat keagungan dan kesempurnaan Allah.
Namun hadits ini karena wahabi merasakan kebuntuan di dalam memahaminya dan dapat menyebabkan runtuhnya serta terkuaknya doktrin tajsim mereka, maka dengan sengaja mereka membuang teks tersebut.
Berikut bukti akurat yang akan saya tampilkan :
Inilah redaksi hadits aslinya :
Nabi Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :
”Allah menciptakan makhluk, ketika Allah telah merampungkannya, maka berdirilah rahim, ia berpegang kepada pinggang ar-Rahman. Allah berfirman kepadanya : “Diamlah”. Ia menjawa : “Ini adalah kesempatan berlindung kepadaMu dari pemutusan”. Allah berfirman : “Apakah kamu tidak rela Aku menyambung orang yang menyam-bungmu dan memutus orang yang memutusmu?”. Ia menjawab : “Ya, ya Rabbi”. Allah berfirman : “Itu untukmu”. Abu Hurairah berkata : “’Bacalah kalau kamu mau : “Maka apakah jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 1696, dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1764).
Teks asli tersebut (belum digunting) ada pada 4 terbitan :
1. Terbitan Doktor Musthofa Dib Al-Bigha.
2. Terbitan Dar Tauqun Najah.
3. Terbitan Al-Mathba’tus salafiyyah.
4. Terbitan Dar Ibn Katisr.
Dan telah ditahrif oleh terbitan Dar As-Salam Riyadh milik wahabi:
Dan berikut scan kitab yang ditahrif wahabi:
Dalam scan kitab terbitan Dar As-Salam tsb teks “ بحقو للرحمن “ telah digunting wahabi dan tidak akan ditemukan dalam terbitan itu.
Bandingkan dengan keempat terbitan milik sunni berikut :
1. Terbitan Doktor Musthofa Dib Al-Bigha:
Dalam terbitan ini teks ” “ بحقو للرحمن “ ditetapkan (tidak dibuang).
2. Terbitan Dar Tauqun Najah :
Dalam terbitan ini pun teks ” “ بحقو للرحمن “ ditetapkan (tidak dibuang).
3. Terbitan Al-Mathba’tus salafiyyah :
Dalam terbitan ini pun teks ” “ بحقو للرحمن “ ditetapkan (tidak dibuang).
4. Terbitan Dar Ibn Katsir :
Dalam terbitan Dar Ibn Katsir juga teks “ بحقو للرحمن “ juga ditetapkan (tidak dibuang).
Inilah bukti pengkhianatan ilmiyyah dan kejahatan yang sudah biasa dilakukan wahabi-salafi demi melancarkan doktrin-doktrin sesat mereka.
*****
Tentang Kitab Suni yang Suni.
Membaca buku suni yang suni, yang judul aslinya adalah al Bayyinat fi a Radd ‘ala Abatil al Muraja’at akan ditemukan fakta yang menarik. Dalam buku yang ditulis oleh Mahmud az Zabi’ untuk di dedikasikan sebagai bantahan buku al Muraja’at tersebut pada halaman paling awal ditemukan tulisan yang membongkar jati diri kelompok ahlu sunnah serta konspirasinya dengan kelompok khawarij.
Kitab al Bayyinat fi a Radd ‘ala Abatil al Muraja’at Sudah pula di tanggapi oleh Syeikh Husen al Radhi, dalam buku berjudul “Sabil an Najaf Fi Tatimmah al Murtaja’at.
Konspirasi Ahlu Sunnah dan Khawarij.
Di awal buku suni yang sunni pada bab V (edisi cetak halaman 26-28) disitu dituliskan pendapat Dr Mustafa siba’I dan Ibnu Taimiyah, tetang mereka lebih memilih Khawarij, bahkan memuji khawarij, Maka kami wajarkan saja jika kemudian dalam hadis sahih mereka tidak membertikan ruang bagi keluarga Rasulullah saw, Berapa hadis yang diriwayatkan oleh Ali (total di seluruh kitab ahlu sunnah hanya 50 !!! bayangkan 50 saja dan di bukhori pun hanya 20 saja), Fatimah (hanya 18 hadis yang sahih hanya 2 hadis !!!) , hasan (hanya 18 hadis) dan Husain (hanya 8 hadis) , belum jika ahlu sunna ditanya berapa hadis yang diriwayatkan Imam Ahlul Ba’it ? padahal para penulis hadis seperti Imam Bukhori dan Muslim ada yang hidup sejaman dengan para Imam, mengapa mereka lebih memilih riwayat khawarij ketimbang riwayat keluarga Rasulullah jawabnya ada di halaman 26-28.
Kitab-kitab dialog sunni syi’ah.
Sebelum melihat lebih jauh fakta tersebut saya ingin mengajak membaca kitab-kitab apa saja yang ditulis ahlu sunnah untuk menyerang syi’ah, dan kitab-kitab yang menanggapi serangan tersebut.
Berikut kitab-kitab ahlu sunnah dan sunni wahabbi yang ditulis untuk menyerang syi’ah diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Karya al Khudhari, Mudharat fi Tarikh al Umam al islamiyah diterbitkan dengan judul Ceramah-ceramah tentang sejarah umat islam).
2.Karya Rasyid Ridha, As sunnah wa Asy Syi’ah diterbitkan dengan judul Sunnah dan syi’ah.
3. Karya al Qashimi, Ash Shira’ Baina watsaniyyah wa al Islam diterbitkan dengan judul Pertarungan antara paganisme dan Islam.
4.Ahmad Amin, Fajr wa Islam wa Dhuha al islam diterbitkan dengan judul Fajar islam (Belakangan penulisnya Ahmad Amin melakukan pertobatan dan permohonan maaf kepada Muslim Syi’ah, Ahmad Amin karena merasa bersalah telah menulis distorsi atas syi’ah akhirnya pada tahun 1349 Hujriah dia mendatangi najaf dan disana menyatakan permohonan maaf, diantara Ulama syi’ah yang menerimanya adalah Syeikh Muhammad Husain Kasyif al Gita.
5. Karya Musa Jarullah, Al Wasyi’ah fi Naqqd asy syi’ah diterbitkan dengan judul kumpulan kritik terhadap syi’ah.
6. Karya Muhibbudin Khatab, al Khuthuth al ‘aridhah diterbitkan dengan judl jaringan luas.
7. Karya Ihsan Illaihi zahir, Asy syi’ah wa sunnah.
8. Karya Ihsan Illaihi zahir, Asy syi’ah wa al qur’an.
9. Karya Ihsan Illaihi Zahir asy syi’ah wa ahlul ba’it.
10. Karya Ihsan Illaihi Zahir asy syi’ah wa at tasyayyu’.
11. Karya Ibnu Taimiyah, Minhaj as sunnah.
12. Karya Nshir al Ghifari, Ushul Madzhab as syi’ah.
13. Karya Abdullah Muhammad al Gharib, Wa ja’a Dawr al Majus.
14 Karya ad Dahlawi. At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah.
15. Karya Muhaddits Tsabit al Mishri, Jawlah fi Rubu’ asy syarq al Adna.
Dan kitab-kitab di atas ditanggapi oleh:
1. Syarif Murthadha dalam kitab asy syafi fi al Imammah (belum diterjemahkan).
2. Alamah al Hilli, Nahj al Haq wa kasyf ash shidsiq (kitab ini dikritik kelompok sunnah oleh Fadhl bin Ruzbahab, al asy’ari, Ibthal al Bathil wa ihmal kasyf al ‘athil).
3. Sayyid Nurullah al Husaini al Tusturi, Ihaqaq al Hal, kitab ini ditujukan untuk menanggapi kitab Ibthal al Bathil wa ihmal kasyf al ‘athil yang sebelumnya kitab karya Fadhl bin Ruzbahab ini di koreksi oleh Ayatullah syihabuddin al Mar’asyi an Najafi.
4. Alamah al Mudzaffar, menulis Dalail ash shiddiq, untuk menanggapi kitab Minhaj as sunnah, dan banyak menyoroti kebencian Ibnu Taimiyah pada keluarga Rasulullah saw.
5. Allamah Abdul Husain al Amini, menulis al Ghadir kitab ini di dedikasikaan untuk mengkoreksi dan membantah kitab : al ‘aqad al farid, al farq bainal fariq, al milal wa an nihal, al bidayah wa an nihayah, al mashsar, as sunnah wa asy syi’ah, ash shira’, fajr al Islam, dhuha al isalm, ‘aqidah asy syi’ah , al wasyi’ah, minhaj as sunnah.
6. Sayyid Hamid Husain Ibnu sayyid Muhammad Qili al Hindi, ‘Abaqat al Anwar fi Imamamh al Aimamah al Athhar. kitab ini untuk menjawab ath tuhfah al Itsna ‘asyariyyah, Menarik untuk di catat disini kitab ini adalah kitab pungkasan yang sampai saat ini ahlu sunnah belum ada yang mampu memberi sanggahan terhadap kitab ini.
7. Murthadha al ‘askari, Ma’alim al madrasatain.
8. Abu Ahmad bin abdun Nabi an Naisabhuri, as saif al Maslul ‘ala Mukhribi din ar Rasul.
9. Muhammad Qili, an Nazhah al Itsna ‘Asyariyyah.
10. Syeikh subhan Ali Khan al Hindi, al wafiz fi al Ushul.
11. Sayyid Muhammad sayyid al Immamah dan al Bawariq al Illahiyyah.
Al Dahlawi semula menyerang syiah lewat kitab At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah dan langsung ditanggapi kitab ash shawarim allahiyyah karya sayyid Deldor Ali dan Kitab sharim al Islam, kemudian kitab ini di tanggapi oleh murid al Dahlawi yang bernama Rasyidudin al Dahlawi lewat kitabnya asy syawakah al “umariyyah, kemudian kitab ini ditanggapi lagi oleh ulama ahlul ba’it Bqir Ali lewat karyanya al Hamlah al Haidariyyah dan al Mirza dengan karyanya an Niazhah al Itsna “asyariyyah dan kitab ini ditanggapi oleh ahlu sunnah lewat kitab Rujum asy syayathin. Dan kitab inipun di jawab oleh ulama syi’ah Sayyid Ja’far Musawi dalam kitabnya Mu’in as shadiqin fi Radd Rujum asy syayathin.
Kitab ad Dahlawi. At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah dtanggapi pula oleh Muhammad Qili lewat al ajnad al Itsna “asyariyyah al Muhammadiyyah, kemudian kitab ini ditanggapi oleh Muhammad Rasyid ad Dahlawi, dan ditanggi lagi oleh Sayyid Muhammad Qili dalam kitab al ajwibbah al Fakhirah fi ar radd ‘ala al Asya’irah. Dan seluruh polemik ini di akhiri oleh Sayyid Hamid Husain Ibnu sayyid Muhammad Qili al Hindi yang berjudul ‘Abaqat al Anwar fi Imamamh al Aimamah al Athhar. Hingga hari ini tidak kitab ahlu sunnah yang menanggapi kitab ini.
Menarik untuk dicermati beberapa sarjana-sarjana dan ulama ahlu sunnah yang mempelajari syi’ah kemudian masuk syi’ah, belakangan mereka menulis karya-karya besar yang menunjukkan kebenaran syi’ah, beriku diantaranya :
1. Muhaddis Jalil Abu Nafar Muhammad bin Mas’ud bin “iyasy, dikenal dengan al ‘iyasy dia yang menulis tafsir al m’atsur dan kitab al ‘iyasyi.
2. Syeikh Muhammad Mar’i al Amin al Anthaki, beliau menuliskan kitab Limadza Ikhtartu Madzhab asy syi’ah.
4. Syeikh Muhammad Abu Rayah. menuliskan adhwa’ ala as sunnah al muhammadiyyah dan kitab abu hurairah syeikh al mudhirah.
5. Ahmad Husain Yaqub. menuliskan Nadzariyyah al adalah ash shahabah dan kitab al khutuhath as siyasiyyah li tawhud al ummah al islamiyyah.
6 at Tijani as samawi, menuiliskan Tsamma Ihtadaitu.Li’akuna Ma’a ash shadiqin , Fas’alu ahla adz dzkr, asy syi’ah hum ahlus sunnah.
7. Sayid Idris al husaini, menulis Laqad Tasyayya’ani al husain, al Khilafah al Mughtashabah dan kitab Hakadza ‘araftu asy syi’ah.
8. Sha’ib Abdul Hamid, kItab Manhaj fi al Intima’ al Madzhabi.
9. Sa’id Ayub, ‘Aqidah al Masih ad Dajjal dan Ma’alim Fatan.
10. Shalih al Wardani, al Khuda’ah, Rihlati min as sunnah ila asy syi’ah, Harakah ahlul Bait as, asy syi’ah fi mishr, ‘aqa’id as sunnah wa ‘aqa’id asy syi’ah.
11. Muhammad abdu; Hafidz, Limadza ana ja’fari.
12. Sayyid Abdul Mun’im Muhammad al Hasan, Bi Nur Fathimah Ihtadaitu
13. Syekh Abdul Nashir, Syi’ah wa al Qur’an, asy syi’ah wa hadits, asy syi’ah wa ash shahabah, asy syi’ah at taqiyyah dan asy syi’ah wa al imammah
14. al ‘Alim al Khathib al Munadzir sayyid ali al badri, ahsan al mawahib fi haqa’iq al madzahib.
15. Sayyid Yasin al Ma’yuf al Badrani, Ya Laita Qawmi Ya’ lamun.
Mossad dan CIA memalsukan Karya Imam Khomaini.
Revolusi Islam Iran telah membuat ketakutan bagi setan besar Amerika, demikian halnya Israel, tatkala rakyat Iran menumbangkan rezim Syah Pahlevi, Jendral Israel yang memenangkan perang tujuh hari atas Arab, Moshe Dayan, menampakan kemarahan yang luar biasa. Meski sudah pensiun Jendral bermata satu tersebut merasa terusik dengan lahirnya Republik Isal baru tersebut, Moshe Dayan kemudian mencak-mencak di IDF atas kegagalan operasi Mossad dan CIA yang gagal membunuhi tokoh-tokoh revolusi Iran, sembari membanting topi ke meja moshe dayan mengatakan “ Mulai hari ini kalian harus bekerja keras, !!! masa depan Israel sedang menghadapi ancaman serius dari anak-anak Ali, hari ini Israel akan menghadapi lawan tangguh [1]
Beberapa operasi simultan kemudian digelar Amerika serikat dan Israel untuk menghancurkan Republik Islam Iran [2], salah satunya adalah perang intelijen yang menitik beratkan pada operasi disinformasi (penyesatan informasi). Israel memerintahkan LAP (Lahomah Pscichlogit) dengan tugas agar melakukan assassination character dan black campaign terhadap karya-karya Khomaini, operasi ini didukung pula oleh Joint Publications and Reserch service sebuah kompartemen milik CIA yang bertanggungjawab melakukan penerjemahan. [3] Sebagaimana disebutkan oleh Hamid Alghar, CIA dan LAP kemudian melakukan pemalsuan-pemalsuan terhadap karya-karya ulama syi’ah termasuk Imam khomaini. Semula CIA dan LAP menggunakan basis percetakanya di New York dengan memakai kedok Manor Books sebagai penerbitnya, namun belakangan mereka menggunakan percetakan yang berbasis di negara-negara sunni pro Amerika, diantaranya Arab Saudi dan Yordania. Berikut adalah sebagian kecil buku-buku yang di palsukan oleh konspirasi AS-Israel-Sunni Wahabi dan Sunni pro AS Israel [3] :
1. Kitab Hukumat- I Islami karya Imam Khomaini.
Kitab ini merupakan magnum opus imam khomaini, kitab ini berisikan catatan-catatan kuliah tentang prinsip-prinsip pemerintahan Islam yang dikumpulkan oleh murid-murid beliau dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Perancis, Arab, Turki dan Urdu. Setelah Imam Khomaini berhasil menumbangkan rezim pahlevi dan mendirikan Republik Islam Iran, kitab Hukumat I Islam ini kemudian dipalsukan oleh CIA, buku ini di palsukan dalam dua bahasa Inggris dan Arab. Kelompok sunni wahabbi menggunakan terbitan dari CIA dan LAP ini untuk menyerang syi’ah dan melakukan asasinasion character terhadap Imam Khomaini dengan buku ini. Penerbit dari Indonesia bernama Pustaka Zahra telah mencetak buku aslinya dengan judul Sistem Pemerintahan Islam. Silahkan di bandingkan antara yang buku yang diterbitkan CIA dan LAP ini dengan buku aslinya.
2. Kitab Kasyful Asrar karya Imam Khomaini.
Kitab ini ditulis untuk menanggapi buku berjudul Asrar Umruha alfu ‘Am, buku ini ditemukan telah dipalsukan oleh kelompok konspirasi (yang sudah saya sebutkan diatas) dan buku palsu ini telah dimanfaatkan secara sempurna oleh kelompok konspirasi untuk menyerang Imam Khomaini dan Syi’ah diantaranya kemudian diterbitkan buku berjudul Ma’al ‘Khomaini fi kasyfi Asrarihi karya Dr Ahmad Kamal , Sa’id Hawwa juga menulis buku berjudul Al Fitnat-ul Khumayniyah (diterbitkan pula ke bahasa Indonesia). Sa’id Hawwa juga bekerjasama dengan Dr Abdul Mun’im Namer beserta organisasi Konferensi Islam Rakyat Iraq menerbitkan buku berjudul Fadhlalh Ul Khumainiyah . Maha suci Allah, konspirasi tersebut akhirnya terbongkar dan yang membongkar justru ahlu sunnah sendiri, adalah Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata, seorang professor dan kepala bagian bahasa dan sastra timur universitas cairo, menemukan tindakan criminal kelompok konspirasi ini. Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata kemudian melakukan langkah-langkah hukum untuk memperbaiki nama baik ahlu sunnah. Temuan beliau diantaranya : Kitab Kasyful Asrar dipalsukan di Yordania oleh penerbit bernama Dar Ammar It Thaba’an wa-n ‘Nasr buku ini diterjemahkan oleh Dr. Muhammad al Bandari yang ternyata setelah diteliti nama ini tidak ada. Kemudian tercantum pula nama Sulaim al Hilalali (komentator) dan terakhir Prof Dr Muhammad Ammad al Khatib. Buku ini telah dipalsukan dari aslinya dengan sedemikian kasarnya, untuk mengetahui bagaimana kelompok konspirasi ini memalsukan kitab Imam Khomaini tersebut silahkan membaca di Kasyful Asrar Bayna if shlihi al farisy wt tarjamah al urdaniyah karya Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata, dalam kitab itu Dr Dasuki sata menjelaskan secara detail per kata pemalsuan kelompok ahlu sunnah pro konspirasi.
Masih banyak kitab-kitab syiah yang di palsukan oleh kelompok ahlu sunnah pro konspirasi seperti sunni wahabi, seperti kitab yang ditulis alamah Hilli untuk menanggapi karya Ibnu Taimiyah, minhajul as sunnah pun tak luput dipalsukan, dan tempat pemalsuanya berpusat di Arab Saudi,
Fenomena Pencatutan Nama Ulama Syi’ah.
Selain memalsukan kelompok ahlu sunnah pro konspirasi tak segan-segan melakukan pencatutan nama, modusnya dengan menulis buku seolah-olah dilakukan oleh ulama syi’ah, diantaranya adalah :
1. Nama Ayatullah Ja’far Subhani dicatut seolah-olah penulis buku Qira’atun Rasyidah Fi Kitab Nahjil Balghah yang sebetulnya karya orang sunni bernama Abdurrahman bin Abdullah al Jami’an. Kitab ini sempat diterbitkan dalam bahasa Persia berjudul Nahjul Balaghah Ra dubareh Bekhanim. Terhadap aksi pencatutan ini Ayatullah ja’far subhani melayangkan protes ke Pemerintah Saudi.
2. Syaikh saleh darwisyi sempat menulis buku distorsi palsu tentang Nahjul Balghah yang berjudul Ta’ammulat fi Nahjul al Balghah, dan kitab ini segera diketahui oleh ulama-ulama Syiah dan kemudian diluruskan dalam kitab berjudul Hiwar ma’a as syaik saleh Darwisyi.
3. Kelompok Pro Konspirasi mencatut nama Sayyid musa Musawi cucu Ayatullah Isfahani, yang dinyatakan seolah-olah menulis kitab as syi’ah wa at tashih yang sebetulnya ditulis oleh kelompok ahlu sunnah pro konspirasi. Bahkan mereka juga mengabarkan betapa para ulama-ulama syiah melakukan pertobatan dan masuk ahlu sunnah.
Bahkan Kelompok konspirasi ini bukan hanya melakukan pemalsuan kitab Syi’ah mereka bahkan secara keji memalsukan kitab-kitab mereka sendiri, diantaranya :
1. Memalsukan kitab “Hasyiyah Al Allamah Al Showi Ala Tafsir Al Jalalain”
2. Memalsukan pernyataan Imam Syafi’i dalam kitab Mukhtashar al ‘Uluw:176
3. Memalsukan pernyataan Imama Ahmad bin Hanbal dalam kitab Mukhtashar ar Rawdhah. Dalam kitab yang sama memalsukan pernyataan Imam malik dan Imam Abu Hanifah.
Sampai hari ini mesin-mesin konspirasi terus bekerja, kami memaklumi jika kemudian kalangan ahlu sunnah melazimkan pemalsuan kitab-kitab syi’ah, sedang terhadap imamnya sendiri saja mereka gemar melakukan pemalsuan.
[1] Mossad, Penerbit Grafiti.
[2] Bagi yang berminat silahkan membaca tulisan dalam blog peminat kemeliteran dan inteleijen yang dikelola oleh Muhammad Reza Sistani, Muhammad Ivana Lee, Ar Budi Prasetyo dan Muhammad Alfred Sastranagara.
[3] Makalah Muhammad Ivana Lee yang disampaikan dalam Desk diskusi Wirakartika Ekapaksi, “Seputar Dirty Intelligen Terhadap karya-Karya Khomaini”.
[4] Untuk mengetahui lebih jelas silahkan melihat daftar yang dimiliki IPO (organisasi Penerangan Islam yang sempat melakukan penertiban buku-buku yang dipalsukan tersebut).
*****
“الإصابة في منع النساء من الكتابة”:
yang dikarang oleh:
النعمان بن أبي الثناء
Didalam kitab itu diterangkan bahwa SUAMI LEBIH BAIK MEMBIARKAN
ISTRINYA DALAM KEBODOHAN DAN KEBUTAAN (membaca kitab ini saya turut
berduka kepada akhwat wahabi salafy
semoga kalian tabah dan bersama saya melawan penindasan yang
mengatasnamakan agama ini, mereka tidak menginginkan para akhwat menjadi
cerdas dan ada dipentas dunia pengetahuan). Berikut scan kitabnya:
******* AKIBAT PRODUK AJARAN WAHABI ****
Kelompok militan Taliban di Pakistan menembak seorang remaja perempuan tepat di kepalanya pada Selasa waktu setempat. Taliban marah sebab gadis 14 tahun ini terang-terangan menentang kekuasaan mereka melalui tulisan dalam sebuah blog.
Diberitakan Reuters, Rabu 10 Oktober 2012, Malala Yousufzai
ditembak di kepala dan lehernya oleh teroris Taliban yang menyergap bus
sekolahnya di Lembah Swat, sebelah barat laut Islamabad. Beruntung,
tembakan tersebut tidak sampai menewaskannya. Malala kini dalam kondisi
stabil, namun peluru masih bersarang di lehernya.
Tembakan teroris itu juga melukai dua orang kawannya yang lain. Menurut laporan saksi mata yang dikutip CNN, para pelaku menghadang bus Malala dan masuk ke dalamnya. Mereka menanyakan yang mana yang bernama Malala. Setelah Malala ditemukan, mereka lantas menembakinya tanpa ampun.
“Dia pro-Barat. Dia menentang Taliban dan menyebut Presiden Obama sebagai pemimpin panutannya. Dia masih muda tapi mempromosikan budaya Barat di wilayah Pashtun,” kata juru bicara Taliban, Ehsanullah Ehsan.
Malala terkenal di berbagai media Pakistan dan Barat karena keberaniannya menyuarakan penentangan terhadap Taliban. Melalui blognya, dia mengisahkan kehidupannya yang dipenuhi intimidasi dan teror dari Taliban yang melarang wanita untuk mengenyam pendidikan. Padahal, Malala sangat ingin belajar dan menjadi seorang dokter.
Sejak 2009, Lembah Swat berada dalam kuasa Taliban, sampai militer menyerbu dan membebaskan wilayah tersebut dari teroris. Saat Taliban berkuasa, Malala terpaksa menyembunyikan bukunya agar tidak ditemukan.
“Saya takut dipenggal oleh Taliban karena keinginan saya untuk belajar. Selama mereka berkuasa, Taliban sering memeriksa rumah kami untuk melihat apakah kami sedang belajar atau nonton TV,” kata Malala kepada CNN tahun lalu.
Berkat tulisannya, Malala menjadi pemenang pertama Penghargaan Perdamaian Nasional Pakistan pada November tahun lalu. Presiden Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf mengutuk keras serangan terhadap Malala. Serangan tersebut juga menuai kecaman dari berbagai lapisan masyarakat di Pakistan.
*****
Dalam buku Muhammad bin Abdul Wahhabi yang turut disyarahkan oleh tokoh-tokoh Wahhabi bahawa mereka (wahabi) bersetuju bilik Nabi Muhammad itu di BAKAR dan kubah di atas maqam Nabi dihancurkan. Lihat Bukti di atas (laknatullah ‘alal Musyabbihah).
Kang Said: Wahabi Berkembang Karena Uang.
Jumat, 11 September 2009 12:12
Jakarta, NU Online.
Berkembangnya ajaran Wahabi ala Saudi Arabia ke seluruh pelosok dunia belakangan ini tak lain dan tak bukan karena dukungan dana yang sangat besar yang dialirkan ke para aktifis pengikut wahabi.
Di Indonesia, kelompok ini mendirikan berbagai yayasan dengan dana sangat besar seperti di Jakarta, Jember, Situbondo, Solo dan lainnya.
KH Said Agil Siradj, menjelaskan Abdul Wahhab, pendiri wahabisme ini bukanlah intelektual muslim yang cemerlang. Tak ada karya besar yang dihasilkannya karena ia hanya mengarang kitab-kitab kecil saja.
Ini tentu berbeda dengan ajaran NU yang mengambil rujukan dari ulama-ulama besar seperti Imam Syafii, al Ghozali, Asy’ari dan lainnya yang keilmuannya telah teruji dalam rentang sejarah panjang.
Abdul Wahhab yang tinggal di Nadj atau wilayah timur Saudi Arabia saat ini yang meliputi Jeddah dan Riyadh, melakukan kolaborasi dengan Ibnu Saud, pendiri kerajaan Saudi Arabia untuk melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan Turki Utsmani.
Setelah melalui perjuangan panjang, upaya pemisahan diri tersebut berhasil menjadikan kerajaan Saudi Arabia seperti saat ini. Kemenangan pengikut Islam konservatif yang didukung oleh tentara badui militan tetapi kurang berpengetahuan ini telah menyebabkan Islam kehilangan banyak situs sejarahnya di Makkah dan Madinah yang telah dipelihara dengan baik sejak zaman Rasulullah.
“Mereka melakukan penghancuran luar biasa terhadap situs peninggalan Islam. Hampir saja makan rasulullah dan khulafaur rasyidien juga dihancurkan,” katanya.
Entah apa jadinya peradaban Indonesia yang sangat kaya dengan tradisi ini jika dana-dana hasil minyak ini digelontorkan untuk kampanye atas nama pemurnian Islam konservatif ala wahabi ini terus berkembang.
Banyak cara dilakukan aliran Wahabi saat memperkenalkan diri. Agar ajakannya bisa mengena kepada warga, tidak jarang mereka mengubah format dan nama agar tidak mudah dikenali.
Hal ini disampaikan oleh Ustadz Idrus Romli ketika menjadi pembicara pada acara Daurah Kader Aswaja di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (10/2/2013).
Idrus memaparkan bahwa untuk efektifitas dakwah yang dilakukan Wahabi yakni dengan mengubah format bahkan namanya sendiri. Dengan perubahan ini diharapkan akan banyak pihak yang akhirnya tertarik dan melupakan sama sekali kata “wahabi” yang di tanah air terlanjur dimusuhi.
“Yang mudah dideteksi adalah mereka gemar melakukan dikotomi terhadap kalangan yang tidak sepaham,” katanya seperti dilansir media resmi PBNU.
Di antaranya mengatakan diri mereka sebagai al-muslimun, sedangkan kalangan yang tidak setuju dengan pendapat dan gerakan mereka disebut al-kafirun. “Demikian juga menyebut orang lain dengan al-musyrikun, sedangkan mereka mengklaim dirinya sebagai al-muwahhidun,” lanjutnya.
Aktifis PW Aswaja Center NU Jawa Timur ini juga mengingatkan bahwa sekarang kelompok Wahabi menamakan dirinya dengan Salafi untuk melawan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. “Mereka hanya mengubah nama, sedangkan isi, gerakan yang dibawa dan diajarkan sama saja dengan Wahabi jaman dulu,” sergahnya.
“Metamorfosis ini hendaknya dipahami secara baik oleh seluruh warga NU, khususnya mereka yang terlibat aktif di kepengurusan di berbagai tingkatan,” katanya mengingatkan.
Di antara kita barang kali ada yang tidak mau melakukan hal-hal berikut: ‘’ TALILAN, BARJANJIAN, MAULUDAN, BURDAHAN, MANAQIBAN, YASINAN DAN AMALAN-AMALAN BERPAHALA YANG LAINYA ’’. Atau ada yang dalam hatinya mau tapi malas untuk melakukan semua itu, harap ma’lum saja berbuat kebaikan itu memang selalu dihalangi setan dan ahirnya sangat terasa berat, bahkan terkadang kalah dengan hal-hal tak berguna seperti nonton dagelan di TV.
Apa pun yang anda lakukan walaupun tak berpahala, namun jangan kawatir itu semua tak akan merusak akidah kita. Sangat berbeda sekali jika sudah tidak mau melakukan amalan-amalan tersebut justru malah menghalangi orang-orang yang akan melakukanya, setan itu namanya.
Lebih dari itu semua, ada hal sangat penting yang harus benar-benar dihindari dalam akidah ya’ni – akidah kaum mujasimah – yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah mempunyai anggota-anggota badan yang tidak seperti anggota-anggota badan kita”.
Perkataan kaum Mujassimah itu adalah pendustaan terhadap firman Allah ta’ala: [ ليس كمثْله شىءٌ] [سورة الشورى: 11 , maknanya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatu pun dari makhluk-Nya (baik dari satu segi maupun semua segi), dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya”. (Q.S. as-Syura: 11).
2). Al Imam Abu Ja’far ath-Thahawi (W. 321 H) dalam kitab Bayan ‘Aqidah Ahlissunnah Wal Jama’ah mengatakan:
.
Nah, demikianlah sedikit penjelasan dari para Ulama semoga menjadi jelas atas tersebarnya syubhat-syubhat kaum mujassimah yang juga mengatasnamakan dirinya sebagai Ahlussunnah yang akhir-akhir banyak berseliweran di tengah kaum muslimin. Sungguh masih banyak penjelasan-penjelasan dari para Ulama’ mengenai hal ini.
Namun cukuplah bagi kita muslim syi’ah dan Ahlus sunnah wal jama’ah apa yang dikatakan oleh orang yang dijuluki Nabi sebagai “pintu ilmu” Sayidina Ali karrama Allahu wajhah. Semoga akidah kita tidak menjadi rusak oleh tarikan-tarikan propaganda kaum mujassimah, sehingga kita tetap solid dalam naungan payung aqidah syi’ah dan Ahlussunnah Wal jamaah.
Wahabi terkenal dengan doktrinya yang anti takwil, hamper semua ayat-ayat dan hadits-hadits shifat ia haramkan untuk ditakwil, menurut mereka takwil itu ta’thil yaitu meniadakan sifat-sifat Allah. Mereka tutup mata dan telinga dari kenyataan pentakwilan sebagian ulama salaf terhadap ayat-ayat shifat, entah karena mempertahankan doktrin tajsimnya atau memang sengaja menyesatkan umat muslim dari kebenaran.
Berikut salah satu redaksi hadits shahih riwayat imam Bukhari yang merupakan mutasyabih dan tak ada jalan untuk memahaminya kecuali dengan metode ulama salaf sholeh yaitu tafwidh al-ma’na bilaa kaifin walaa tasubiihin wa laa tamtsilin atau disebut takwil ijmali dan metode takwil tafsili yaitu memebrikan makna yang layak bagi sifat keagungan dan kesempurnaan Allah.
Namun hadits ini karena wahabi merasakan kebuntuan di dalam memahaminya dan dapat menyebabkan runtuhnya serta terkuaknya doktrin tajsim mereka, maka dengan sengaja mereka membuang teks tersebut.
Berikut bukti akurat yang akan saya tampilkan :
Inilah redaksi hadits aslinya :
Nabi Sallallahu ‘Alahi Wasallam bersabda :
خَلَقَ
الله الْخَلْقَ، فَلَمَّا فَرَغَ مِنْهُ قَامَتِ الرَّحِمُ فَأَخَذَتْ
بِحَقْوِ الرحمن فَقَالَ لَهَا: مَهْ. قَالَتْ: هذا مَقَامُ الْعَائِذِ
بِكَ مِنَ الْقَطِيْعَةِ. قَالَ: أَلاَ تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ
وَصَلَكِ وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ. قَالَتْ: بَلَى يَا رَبِّ، قَالَ:
فَذَاكِ لَكِ. قَالَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ: اِقْرَءُوْا إِنْ شِئْتُمْ ((:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ
وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ ))
”Allah menciptakan makhluk, ketika Allah telah merampungkannya, maka berdirilah rahim, ia berpegang kepada pinggang ar-Rahman. Allah berfirman kepadanya : “Diamlah”. Ia menjawa : “Ini adalah kesempatan berlindung kepadaMu dari pemutusan”. Allah berfirman : “Apakah kamu tidak rela Aku menyambung orang yang menyam-bungmu dan memutus orang yang memutusmu?”. Ia menjawab : “Ya, ya Rabbi”. Allah berfirman : “Itu untukmu”. Abu Hurairah berkata : “’Bacalah kalau kamu mau : “Maka apakah jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?” (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 1696, dan Mukhtashar Shahih Muslim, no. 1764).
Teks asli tersebut (belum digunting) ada pada 4 terbitan :
1. Terbitan Doktor Musthofa Dib Al-Bigha.
2. Terbitan Dar Tauqun Najah.
3. Terbitan Al-Mathba’tus salafiyyah.
4. Terbitan Dar Ibn Katisr.
Dan telah ditahrif oleh terbitan Dar As-Salam Riyadh milik wahabi:
Dan berikut scan kitab yang ditahrif wahabi:
Dalam scan kitab terbitan Dar As-Salam tsb teks “ بحقو للرحمن “ telah digunting wahabi dan tidak akan ditemukan dalam terbitan itu.
Bandingkan dengan keempat terbitan milik sunni berikut :
1. Terbitan Doktor Musthofa Dib Al-Bigha:
Dalam terbitan ini teks ” “ بحقو للرحمن “ ditetapkan (tidak dibuang).
2. Terbitan Dar Tauqun Najah :
Dalam terbitan ini pun teks ” “ بحقو للرحمن “ ditetapkan (tidak dibuang).
3. Terbitan Al-Mathba’tus salafiyyah :
Dalam terbitan ini pun teks ” “ بحقو للرحمن “ ditetapkan (tidak dibuang).
4. Terbitan Dar Ibn Katsir :
Dalam terbitan Dar Ibn Katsir juga teks “ بحقو للرحمن “ juga ditetapkan (tidak dibuang).
Inilah bukti pengkhianatan ilmiyyah dan kejahatan yang sudah biasa dilakukan wahabi-salafi demi melancarkan doktrin-doktrin sesat mereka.
*****
Tentang Kitab Suni yang Suni.
Membaca buku suni yang suni, yang judul aslinya adalah al Bayyinat fi a Radd ‘ala Abatil al Muraja’at akan ditemukan fakta yang menarik. Dalam buku yang ditulis oleh Mahmud az Zabi’ untuk di dedikasikan sebagai bantahan buku al Muraja’at tersebut pada halaman paling awal ditemukan tulisan yang membongkar jati diri kelompok ahlu sunnah serta konspirasinya dengan kelompok khawarij.
Kitab al Bayyinat fi a Radd ‘ala Abatil al Muraja’at Sudah pula di tanggapi oleh Syeikh Husen al Radhi, dalam buku berjudul “Sabil an Najaf Fi Tatimmah al Murtaja’at.
Konspirasi Ahlu Sunnah dan Khawarij.
Di awal buku suni yang sunni pada bab V (edisi cetak halaman 26-28) disitu dituliskan pendapat Dr Mustafa siba’I dan Ibnu Taimiyah, tetang mereka lebih memilih Khawarij, bahkan memuji khawarij, Maka kami wajarkan saja jika kemudian dalam hadis sahih mereka tidak membertikan ruang bagi keluarga Rasulullah saw, Berapa hadis yang diriwayatkan oleh Ali (total di seluruh kitab ahlu sunnah hanya 50 !!! bayangkan 50 saja dan di bukhori pun hanya 20 saja), Fatimah (hanya 18 hadis yang sahih hanya 2 hadis !!!) , hasan (hanya 18 hadis) dan Husain (hanya 8 hadis) , belum jika ahlu sunna ditanya berapa hadis yang diriwayatkan Imam Ahlul Ba’it ? padahal para penulis hadis seperti Imam Bukhori dan Muslim ada yang hidup sejaman dengan para Imam, mengapa mereka lebih memilih riwayat khawarij ketimbang riwayat keluarga Rasulullah jawabnya ada di halaman 26-28.
Kitab-kitab dialog sunni syi’ah.
Sebelum melihat lebih jauh fakta tersebut saya ingin mengajak membaca kitab-kitab apa saja yang ditulis ahlu sunnah untuk menyerang syi’ah, dan kitab-kitab yang menanggapi serangan tersebut.
Berikut kitab-kitab ahlu sunnah dan sunni wahabbi yang ditulis untuk menyerang syi’ah diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Karya al Khudhari, Mudharat fi Tarikh al Umam al islamiyah diterbitkan dengan judul Ceramah-ceramah tentang sejarah umat islam).
2.Karya Rasyid Ridha, As sunnah wa Asy Syi’ah diterbitkan dengan judul Sunnah dan syi’ah.
3. Karya al Qashimi, Ash Shira’ Baina watsaniyyah wa al Islam diterbitkan dengan judul Pertarungan antara paganisme dan Islam.
4.Ahmad Amin, Fajr wa Islam wa Dhuha al islam diterbitkan dengan judul Fajar islam (Belakangan penulisnya Ahmad Amin melakukan pertobatan dan permohonan maaf kepada Muslim Syi’ah, Ahmad Amin karena merasa bersalah telah menulis distorsi atas syi’ah akhirnya pada tahun 1349 Hujriah dia mendatangi najaf dan disana menyatakan permohonan maaf, diantara Ulama syi’ah yang menerimanya adalah Syeikh Muhammad Husain Kasyif al Gita.
5. Karya Musa Jarullah, Al Wasyi’ah fi Naqqd asy syi’ah diterbitkan dengan judul kumpulan kritik terhadap syi’ah.
6. Karya Muhibbudin Khatab, al Khuthuth al ‘aridhah diterbitkan dengan judl jaringan luas.
7. Karya Ihsan Illaihi zahir, Asy syi’ah wa sunnah.
8. Karya Ihsan Illaihi zahir, Asy syi’ah wa al qur’an.
9. Karya Ihsan Illaihi Zahir asy syi’ah wa ahlul ba’it.
10. Karya Ihsan Illaihi Zahir asy syi’ah wa at tasyayyu’.
11. Karya Ibnu Taimiyah, Minhaj as sunnah.
12. Karya Nshir al Ghifari, Ushul Madzhab as syi’ah.
13. Karya Abdullah Muhammad al Gharib, Wa ja’a Dawr al Majus.
14 Karya ad Dahlawi. At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah.
15. Karya Muhaddits Tsabit al Mishri, Jawlah fi Rubu’ asy syarq al Adna.
Dan kitab-kitab di atas ditanggapi oleh:
1. Syarif Murthadha dalam kitab asy syafi fi al Imammah (belum diterjemahkan).
2. Alamah al Hilli, Nahj al Haq wa kasyf ash shidsiq (kitab ini dikritik kelompok sunnah oleh Fadhl bin Ruzbahab, al asy’ari, Ibthal al Bathil wa ihmal kasyf al ‘athil).
3. Sayyid Nurullah al Husaini al Tusturi, Ihaqaq al Hal, kitab ini ditujukan untuk menanggapi kitab Ibthal al Bathil wa ihmal kasyf al ‘athil yang sebelumnya kitab karya Fadhl bin Ruzbahab ini di koreksi oleh Ayatullah syihabuddin al Mar’asyi an Najafi.
4. Alamah al Mudzaffar, menulis Dalail ash shiddiq, untuk menanggapi kitab Minhaj as sunnah, dan banyak menyoroti kebencian Ibnu Taimiyah pada keluarga Rasulullah saw.
5. Allamah Abdul Husain al Amini, menulis al Ghadir kitab ini di dedikasikaan untuk mengkoreksi dan membantah kitab : al ‘aqad al farid, al farq bainal fariq, al milal wa an nihal, al bidayah wa an nihayah, al mashsar, as sunnah wa asy syi’ah, ash shira’, fajr al Islam, dhuha al isalm, ‘aqidah asy syi’ah , al wasyi’ah, minhaj as sunnah.
6. Sayyid Hamid Husain Ibnu sayyid Muhammad Qili al Hindi, ‘Abaqat al Anwar fi Imamamh al Aimamah al Athhar. kitab ini untuk menjawab ath tuhfah al Itsna ‘asyariyyah, Menarik untuk di catat disini kitab ini adalah kitab pungkasan yang sampai saat ini ahlu sunnah belum ada yang mampu memberi sanggahan terhadap kitab ini.
7. Murthadha al ‘askari, Ma’alim al madrasatain.
8. Abu Ahmad bin abdun Nabi an Naisabhuri, as saif al Maslul ‘ala Mukhribi din ar Rasul.
9. Muhammad Qili, an Nazhah al Itsna ‘Asyariyyah.
10. Syeikh subhan Ali Khan al Hindi, al wafiz fi al Ushul.
11. Sayyid Muhammad sayyid al Immamah dan al Bawariq al Illahiyyah.
Al Dahlawi semula menyerang syiah lewat kitab At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah dan langsung ditanggapi kitab ash shawarim allahiyyah karya sayyid Deldor Ali dan Kitab sharim al Islam, kemudian kitab ini di tanggapi oleh murid al Dahlawi yang bernama Rasyidudin al Dahlawi lewat kitabnya asy syawakah al “umariyyah, kemudian kitab ini ditanggapi lagi oleh ulama ahlul ba’it Bqir Ali lewat karyanya al Hamlah al Haidariyyah dan al Mirza dengan karyanya an Niazhah al Itsna “asyariyyah dan kitab ini ditanggapi oleh ahlu sunnah lewat kitab Rujum asy syayathin. Dan kitab inipun di jawab oleh ulama syi’ah Sayyid Ja’far Musawi dalam kitabnya Mu’in as shadiqin fi Radd Rujum asy syayathin.
Kitab ad Dahlawi. At Tuhfah al Itsna ‘asyariyyah dtanggapi pula oleh Muhammad Qili lewat al ajnad al Itsna “asyariyyah al Muhammadiyyah, kemudian kitab ini ditanggapi oleh Muhammad Rasyid ad Dahlawi, dan ditanggi lagi oleh Sayyid Muhammad Qili dalam kitab al ajwibbah al Fakhirah fi ar radd ‘ala al Asya’irah. Dan seluruh polemik ini di akhiri oleh Sayyid Hamid Husain Ibnu sayyid Muhammad Qili al Hindi yang berjudul ‘Abaqat al Anwar fi Imamamh al Aimamah al Athhar. Hingga hari ini tidak kitab ahlu sunnah yang menanggapi kitab ini.
Menarik untuk dicermati beberapa sarjana-sarjana dan ulama ahlu sunnah yang mempelajari syi’ah kemudian masuk syi’ah, belakangan mereka menulis karya-karya besar yang menunjukkan kebenaran syi’ah, beriku diantaranya :
1. Muhaddis Jalil Abu Nafar Muhammad bin Mas’ud bin “iyasy, dikenal dengan al ‘iyasy dia yang menulis tafsir al m’atsur dan kitab al ‘iyasyi.
2. Syeikh Muhammad Mar’i al Amin al Anthaki, beliau menuliskan kitab Limadza Ikhtartu Madzhab asy syi’ah.
4. Syeikh Muhammad Abu Rayah. menuliskan adhwa’ ala as sunnah al muhammadiyyah dan kitab abu hurairah syeikh al mudhirah.
5. Ahmad Husain Yaqub. menuliskan Nadzariyyah al adalah ash shahabah dan kitab al khutuhath as siyasiyyah li tawhud al ummah al islamiyyah.
6 at Tijani as samawi, menuiliskan Tsamma Ihtadaitu.Li’akuna Ma’a ash shadiqin , Fas’alu ahla adz dzkr, asy syi’ah hum ahlus sunnah.
7. Sayid Idris al husaini, menulis Laqad Tasyayya’ani al husain, al Khilafah al Mughtashabah dan kitab Hakadza ‘araftu asy syi’ah.
8. Sha’ib Abdul Hamid, kItab Manhaj fi al Intima’ al Madzhabi.
9. Sa’id Ayub, ‘Aqidah al Masih ad Dajjal dan Ma’alim Fatan.
10. Shalih al Wardani, al Khuda’ah, Rihlati min as sunnah ila asy syi’ah, Harakah ahlul Bait as, asy syi’ah fi mishr, ‘aqa’id as sunnah wa ‘aqa’id asy syi’ah.
11. Muhammad abdu; Hafidz, Limadza ana ja’fari.
12. Sayyid Abdul Mun’im Muhammad al Hasan, Bi Nur Fathimah Ihtadaitu
13. Syekh Abdul Nashir, Syi’ah wa al Qur’an, asy syi’ah wa hadits, asy syi’ah wa ash shahabah, asy syi’ah at taqiyyah dan asy syi’ah wa al imammah
14. al ‘Alim al Khathib al Munadzir sayyid ali al badri, ahsan al mawahib fi haqa’iq al madzahib.
15. Sayyid Yasin al Ma’yuf al Badrani, Ya Laita Qawmi Ya’ lamun.
Mossad dan CIA memalsukan Karya Imam Khomaini.
Revolusi Islam Iran telah membuat ketakutan bagi setan besar Amerika, demikian halnya Israel, tatkala rakyat Iran menumbangkan rezim Syah Pahlevi, Jendral Israel yang memenangkan perang tujuh hari atas Arab, Moshe Dayan, menampakan kemarahan yang luar biasa. Meski sudah pensiun Jendral bermata satu tersebut merasa terusik dengan lahirnya Republik Isal baru tersebut, Moshe Dayan kemudian mencak-mencak di IDF atas kegagalan operasi Mossad dan CIA yang gagal membunuhi tokoh-tokoh revolusi Iran, sembari membanting topi ke meja moshe dayan mengatakan “ Mulai hari ini kalian harus bekerja keras, !!! masa depan Israel sedang menghadapi ancaman serius dari anak-anak Ali, hari ini Israel akan menghadapi lawan tangguh [1]
Beberapa operasi simultan kemudian digelar Amerika serikat dan Israel untuk menghancurkan Republik Islam Iran [2], salah satunya adalah perang intelijen yang menitik beratkan pada operasi disinformasi (penyesatan informasi). Israel memerintahkan LAP (Lahomah Pscichlogit) dengan tugas agar melakukan assassination character dan black campaign terhadap karya-karya Khomaini, operasi ini didukung pula oleh Joint Publications and Reserch service sebuah kompartemen milik CIA yang bertanggungjawab melakukan penerjemahan. [3] Sebagaimana disebutkan oleh Hamid Alghar, CIA dan LAP kemudian melakukan pemalsuan-pemalsuan terhadap karya-karya ulama syi’ah termasuk Imam khomaini. Semula CIA dan LAP menggunakan basis percetakanya di New York dengan memakai kedok Manor Books sebagai penerbitnya, namun belakangan mereka menggunakan percetakan yang berbasis di negara-negara sunni pro Amerika, diantaranya Arab Saudi dan Yordania. Berikut adalah sebagian kecil buku-buku yang di palsukan oleh konspirasi AS-Israel-Sunni Wahabi dan Sunni pro AS Israel [3] :
1. Kitab Hukumat- I Islami karya Imam Khomaini.
Kitab ini merupakan magnum opus imam khomaini, kitab ini berisikan catatan-catatan kuliah tentang prinsip-prinsip pemerintahan Islam yang dikumpulkan oleh murid-murid beliau dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Perancis, Arab, Turki dan Urdu. Setelah Imam Khomaini berhasil menumbangkan rezim pahlevi dan mendirikan Republik Islam Iran, kitab Hukumat I Islam ini kemudian dipalsukan oleh CIA, buku ini di palsukan dalam dua bahasa Inggris dan Arab. Kelompok sunni wahabbi menggunakan terbitan dari CIA dan LAP ini untuk menyerang syi’ah dan melakukan asasinasion character terhadap Imam Khomaini dengan buku ini. Penerbit dari Indonesia bernama Pustaka Zahra telah mencetak buku aslinya dengan judul Sistem Pemerintahan Islam. Silahkan di bandingkan antara yang buku yang diterbitkan CIA dan LAP ini dengan buku aslinya.
2. Kitab Kasyful Asrar karya Imam Khomaini.
Kitab ini ditulis untuk menanggapi buku berjudul Asrar Umruha alfu ‘Am, buku ini ditemukan telah dipalsukan oleh kelompok konspirasi (yang sudah saya sebutkan diatas) dan buku palsu ini telah dimanfaatkan secara sempurna oleh kelompok konspirasi untuk menyerang Imam Khomaini dan Syi’ah diantaranya kemudian diterbitkan buku berjudul Ma’al ‘Khomaini fi kasyfi Asrarihi karya Dr Ahmad Kamal , Sa’id Hawwa juga menulis buku berjudul Al Fitnat-ul Khumayniyah (diterbitkan pula ke bahasa Indonesia). Sa’id Hawwa juga bekerjasama dengan Dr Abdul Mun’im Namer beserta organisasi Konferensi Islam Rakyat Iraq menerbitkan buku berjudul Fadhlalh Ul Khumainiyah . Maha suci Allah, konspirasi tersebut akhirnya terbongkar dan yang membongkar justru ahlu sunnah sendiri, adalah Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata, seorang professor dan kepala bagian bahasa dan sastra timur universitas cairo, menemukan tindakan criminal kelompok konspirasi ini. Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata kemudian melakukan langkah-langkah hukum untuk memperbaiki nama baik ahlu sunnah. Temuan beliau diantaranya : Kitab Kasyful Asrar dipalsukan di Yordania oleh penerbit bernama Dar Ammar It Thaba’an wa-n ‘Nasr buku ini diterjemahkan oleh Dr. Muhammad al Bandari yang ternyata setelah diteliti nama ini tidak ada. Kemudian tercantum pula nama Sulaim al Hilalali (komentator) dan terakhir Prof Dr Muhammad Ammad al Khatib. Buku ini telah dipalsukan dari aslinya dengan sedemikian kasarnya, untuk mengetahui bagaimana kelompok konspirasi ini memalsukan kitab Imam Khomaini tersebut silahkan membaca di Kasyful Asrar Bayna if shlihi al farisy wt tarjamah al urdaniyah karya Dr Ibrahim Ad Dasuki Syata, dalam kitab itu Dr Dasuki sata menjelaskan secara detail per kata pemalsuan kelompok ahlu sunnah pro konspirasi.
Masih banyak kitab-kitab syiah yang di palsukan oleh kelompok ahlu sunnah pro konspirasi seperti sunni wahabi, seperti kitab yang ditulis alamah Hilli untuk menanggapi karya Ibnu Taimiyah, minhajul as sunnah pun tak luput dipalsukan, dan tempat pemalsuanya berpusat di Arab Saudi,
Fenomena Pencatutan Nama Ulama Syi’ah.
Selain memalsukan kelompok ahlu sunnah pro konspirasi tak segan-segan melakukan pencatutan nama, modusnya dengan menulis buku seolah-olah dilakukan oleh ulama syi’ah, diantaranya adalah :
1. Nama Ayatullah Ja’far Subhani dicatut seolah-olah penulis buku Qira’atun Rasyidah Fi Kitab Nahjil Balghah yang sebetulnya karya orang sunni bernama Abdurrahman bin Abdullah al Jami’an. Kitab ini sempat diterbitkan dalam bahasa Persia berjudul Nahjul Balaghah Ra dubareh Bekhanim. Terhadap aksi pencatutan ini Ayatullah ja’far subhani melayangkan protes ke Pemerintah Saudi.
2. Syaikh saleh darwisyi sempat menulis buku distorsi palsu tentang Nahjul Balghah yang berjudul Ta’ammulat fi Nahjul al Balghah, dan kitab ini segera diketahui oleh ulama-ulama Syiah dan kemudian diluruskan dalam kitab berjudul Hiwar ma’a as syaik saleh Darwisyi.
3. Kelompok Pro Konspirasi mencatut nama Sayyid musa Musawi cucu Ayatullah Isfahani, yang dinyatakan seolah-olah menulis kitab as syi’ah wa at tashih yang sebetulnya ditulis oleh kelompok ahlu sunnah pro konspirasi. Bahkan mereka juga mengabarkan betapa para ulama-ulama syiah melakukan pertobatan dan masuk ahlu sunnah.
Bahkan Kelompok konspirasi ini bukan hanya melakukan pemalsuan kitab Syi’ah mereka bahkan secara keji memalsukan kitab-kitab mereka sendiri, diantaranya :
1. Memalsukan kitab “Hasyiyah Al Allamah Al Showi Ala Tafsir Al Jalalain”
2. Memalsukan pernyataan Imam Syafi’i dalam kitab Mukhtashar al ‘Uluw:176
3. Memalsukan pernyataan Imama Ahmad bin Hanbal dalam kitab Mukhtashar ar Rawdhah. Dalam kitab yang sama memalsukan pernyataan Imam malik dan Imam Abu Hanifah.
Sampai hari ini mesin-mesin konspirasi terus bekerja, kami memaklumi jika kemudian kalangan ahlu sunnah melazimkan pemalsuan kitab-kitab syi’ah, sedang terhadap imamnya sendiri saja mereka gemar melakukan pemalsuan.
[1] Mossad, Penerbit Grafiti.
[2] Bagi yang berminat silahkan membaca tulisan dalam blog peminat kemeliteran dan inteleijen yang dikelola oleh Muhammad Reza Sistani, Muhammad Ivana Lee, Ar Budi Prasetyo dan Muhammad Alfred Sastranagara.
[3] Makalah Muhammad Ivana Lee yang disampaikan dalam Desk diskusi Wirakartika Ekapaksi, “Seputar Dirty Intelligen Terhadap karya-Karya Khomaini”.
[4] Untuk mengetahui lebih jelas silahkan melihat daftar yang dimiliki IPO (organisasi Penerangan Islam yang sempat melakukan penertiban buku-buku yang dipalsukan tersebut).
*****
Heboh dan Brutal !! KITAB WAHABI nyatakan SUAMI LEBIH BAIK MEMBIARKAN ISTRINYA DALAM KEADAAN BODOH.
Salah satu kitab karya ulama wahabi salafy yang sangat merendahkan derajat wanita adalah:
“الإصابة في منع النساء من الكتابة”:
yang dikarang oleh:
النعمان بن أبي الثناء
“أمّا تعليم النساء القراءة و الكتابة فأغوذ بالله، إذ لا أرى شيئا أضرّ منه بهنَّ….. فمثل النساء و الكتب و الكتابة كمثل شرّير سفيه تهدي له سيفًا، أو سكّير تعطيه زجاجة خمرٍ. فاللّبيب من الرّجال من ترك زوجته في حالة من الجهل و العمى فهو أصلح لهن و أنفع*****
Syeh Abdullah Assulaiman bin Humaed adalah ulama wahabi salafy yang mengarang sebuah kitab berjudul:أخطار تحيط بكم أيها المسلمون“Bahaya Mengintai Kalian Wahai Umat Islam”.
Jika kita membaca kitab tersebut maka kita terkaget-kaget karena
yang disebut bahaya menurutnya adalah:
فتح مدارس لتعليم البنات، في
المملكة العربية
“pembukaan sekolah untuk anak perempuan di saudi”Jelas
sekali si syeh ini tidak terima kalau perempuan itu cerdas dengan
mengenyam pendidikan umum seperti pelajaran aritmatika, geometri,
geografi, pada kurikulum di sekolah-sekolah putri, bahkan didalam bab 16
halaman 79-80 dia menyimpulkan bahwa:
تعليم المرأة سبب انحطاط الأمة وسقوطها في الهاوية
“PENDIDIKAN WANITA ADALAH SEBAB DARI KEMUNDURAN BANGSA DAN TERPURUKNYA BANGSA KEDALAM JURANG KEHANCURAN”
“PENDIDIKAN WANITA ADALAH SEBAB DARI KEMUNDURAN BANGSA DAN TERPURUKNYA BANGSA KEDALAM JURANG KEHANCURAN”
******* AKIBAT PRODUK AJARAN WAHABI ****
BLOGGER PENENTANG TALIBAN DI TEMBAK DI KEPALA KARENA MEMPERJUANGKAN PENDIDIKAN UNTUK KAUM WANITA.
Kelompok militan Taliban di Pakistan menembak seorang remaja perempuan tepat di kepalanya pada Selasa waktu setempat. Taliban marah sebab gadis 14 tahun ini terang-terangan menentang kekuasaan mereka melalui tulisan dalam sebuah blog.
Tembakan teroris itu juga melukai dua orang kawannya yang lain. Menurut laporan saksi mata yang dikutip CNN, para pelaku menghadang bus Malala dan masuk ke dalamnya. Mereka menanyakan yang mana yang bernama Malala. Setelah Malala ditemukan, mereka lantas menembakinya tanpa ampun.
“Dia pro-Barat. Dia menentang Taliban dan menyebut Presiden Obama sebagai pemimpin panutannya. Dia masih muda tapi mempromosikan budaya Barat di wilayah Pashtun,” kata juru bicara Taliban, Ehsanullah Ehsan.
Malala terkenal di berbagai media Pakistan dan Barat karena keberaniannya menyuarakan penentangan terhadap Taliban. Melalui blognya, dia mengisahkan kehidupannya yang dipenuhi intimidasi dan teror dari Taliban yang melarang wanita untuk mengenyam pendidikan. Padahal, Malala sangat ingin belajar dan menjadi seorang dokter.
Sejak 2009, Lembah Swat berada dalam kuasa Taliban, sampai militer menyerbu dan membebaskan wilayah tersebut dari teroris. Saat Taliban berkuasa, Malala terpaksa menyembunyikan bukunya agar tidak ditemukan.
“Saya takut dipenggal oleh Taliban karena keinginan saya untuk belajar. Selama mereka berkuasa, Taliban sering memeriksa rumah kami untuk melihat apakah kami sedang belajar atau nonton TV,” kata Malala kepada CNN tahun lalu.
Berkat tulisannya, Malala menjadi pemenang pertama Penghargaan Perdamaian Nasional Pakistan pada November tahun lalu. Presiden Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf mengutuk keras serangan terhadap Malala. Serangan tersebut juga menuai kecaman dari berbagai lapisan masyarakat di Pakistan.
*****
Bukti kitab wahabi dan Fatwa Jahat Wahhabi : “wajib hancurkan kubah makam Nabi Muhammad S.a.w..Wajib Bakar Rumah Nabi & Hancurkan Kubah Rasul”.
CELAKA SUNGGUH WAHHABI. MEREKA SANGGUP MEMBAKAR RUMAH DAN BILIK NABI MUHAMMAD SERTA WAHABI SANGGUP HANCURKAN KUBAH DI ATAS MAQAM JUNJUNGAN BESAR KITA NABI MUHAMMAD. YA ALLAH TUNJUKKAN KEBENARAN AGAR DIPAMERKAN KEPADA UMUM SUPAYA RUMAH, KUBUR SELURUH HAK WAHABI TERBAKAR TERUK TIDAK LAMA LAGI.
Dalam buku Muhammad bin Abdul Wahhabi yang turut disyarahkan oleh tokoh-tokoh Wahhabi bahawa mereka (wahabi) bersetuju bilik Nabi Muhammad itu di BAKAR dan kubah di atas maqam Nabi dihancurkan. Lihat Bukti di atas (laknatullah ‘alal Musyabbihah).
Pendiri wahabisme bukanlah intelektual muslim yang cemerlang. Tak ada karya besar yang dihasilkannya karena ia hanya mengarang kitab-kitab kecil saja.
Jumat, 11 September 2009 12:12
Jakarta, NU Online.
Berkembangnya ajaran Wahabi ala Saudi Arabia ke seluruh pelosok dunia belakangan ini tak lain dan tak bukan karena dukungan dana yang sangat besar yang dialirkan ke para aktifis pengikut wahabi.
Di Indonesia, kelompok ini mendirikan berbagai yayasan dengan dana sangat besar seperti di Jakarta, Jember, Situbondo, Solo dan lainnya.
KH Said Agil Siradj, menjelaskan Abdul Wahhab, pendiri wahabisme ini bukanlah intelektual muslim yang cemerlang. Tak ada karya besar yang dihasilkannya karena ia hanya mengarang kitab-kitab kecil saja.
Ini tentu berbeda dengan ajaran NU yang mengambil rujukan dari ulama-ulama besar seperti Imam Syafii, al Ghozali, Asy’ari dan lainnya yang keilmuannya telah teruji dalam rentang sejarah panjang.
Abdul Wahhab yang tinggal di Nadj atau wilayah timur Saudi Arabia saat ini yang meliputi Jeddah dan Riyadh, melakukan kolaborasi dengan Ibnu Saud, pendiri kerajaan Saudi Arabia untuk melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan Turki Utsmani.
Setelah melalui perjuangan panjang, upaya pemisahan diri tersebut berhasil menjadikan kerajaan Saudi Arabia seperti saat ini. Kemenangan pengikut Islam konservatif yang didukung oleh tentara badui militan tetapi kurang berpengetahuan ini telah menyebabkan Islam kehilangan banyak situs sejarahnya di Makkah dan Madinah yang telah dipelihara dengan baik sejak zaman Rasulullah.
“Mereka melakukan penghancuran luar biasa terhadap situs peninggalan Islam. Hampir saja makan rasulullah dan khulafaur rasyidien juga dihancurkan,” katanya.
Entah apa jadinya peradaban Indonesia yang sangat kaya dengan tradisi ini jika dana-dana hasil minyak ini digelontorkan untuk kampanye atas nama pemurnian Islam konservatif ala wahabi ini terus berkembang.
Banyak cara dilakukan aliran Wahabi saat memperkenalkan diri. Agar ajakannya bisa mengena kepada warga, tidak jarang mereka mengubah format dan nama agar tidak mudah dikenali.
Hal ini disampaikan oleh Ustadz Idrus Romli ketika menjadi pembicara pada acara Daurah Kader Aswaja di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (10/2/2013).
Idrus memaparkan bahwa untuk efektifitas dakwah yang dilakukan Wahabi yakni dengan mengubah format bahkan namanya sendiri. Dengan perubahan ini diharapkan akan banyak pihak yang akhirnya tertarik dan melupakan sama sekali kata “wahabi” yang di tanah air terlanjur dimusuhi.
“Yang mudah dideteksi adalah mereka gemar melakukan dikotomi terhadap kalangan yang tidak sepaham,” katanya seperti dilansir media resmi PBNU.
Di antaranya mengatakan diri mereka sebagai al-muslimun, sedangkan kalangan yang tidak setuju dengan pendapat dan gerakan mereka disebut al-kafirun. “Demikian juga menyebut orang lain dengan al-musyrikun, sedangkan mereka mengklaim dirinya sebagai al-muwahhidun,” lanjutnya.
Aktifis PW Aswaja Center NU Jawa Timur ini juga mengingatkan bahwa sekarang kelompok Wahabi menamakan dirinya dengan Salafi untuk melawan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. “Mereka hanya mengubah nama, sedangkan isi, gerakan yang dibawa dan diajarkan sama saja dengan Wahabi jaman dulu,” sergahnya.
“Metamorfosis ini hendaknya dipahami secara baik oleh seluruh warga NU, khususnya mereka yang terlibat aktif di kepengurusan di berbagai tingkatan,” katanya mengingatkan.
Di Akhir Zaman Akan Banyak Orang Menjadi Kafir Karena Menjisimkan Allah.
Saya sangat setuju kalau Salafi Wahabi itu digelari juga sbg “KAUM
KOTRADIKTIF”. Karena mereka yg pertama memulai “perang” dg menyerang
Aswaja sebagai Ahlul bid’ah, tetapi kemudian ketika Aswaja balik
merespon “serangan” Wahabi salafi maka terbukti dg sangat gamblang bahwa
Wahabi Salafi yg justru terbukti sebagai AHLUL BID’AH yg sebenarnya.
Di antara kita barang kali ada yang tidak mau melakukan hal-hal berikut: ‘’ TALILAN, BARJANJIAN, MAULUDAN, BURDAHAN, MANAQIBAN, YASINAN DAN AMALAN-AMALAN BERPAHALA YANG LAINYA ’’. Atau ada yang dalam hatinya mau tapi malas untuk melakukan semua itu, harap ma’lum saja berbuat kebaikan itu memang selalu dihalangi setan dan ahirnya sangat terasa berat, bahkan terkadang kalah dengan hal-hal tak berguna seperti nonton dagelan di TV.
Apa pun yang anda lakukan walaupun tak berpahala, namun jangan kawatir itu semua tak akan merusak akidah kita. Sangat berbeda sekali jika sudah tidak mau melakukan amalan-amalan tersebut justru malah menghalangi orang-orang yang akan melakukanya, setan itu namanya.
Lebih dari itu semua, ada hal sangat penting yang harus benar-benar dihindari dalam akidah ya’ni – akidah kaum mujasimah – yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah mempunyai anggota-anggota badan yang tidak seperti anggota-anggota badan kita”.
Perkataan kaum Mujassimah itu adalah pendustaan terhadap firman Allah ta’ala: [ ليس كمثْله شىءٌ] [سورة الشورى: 11 , maknanya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatu pun dari makhluk-Nya (baik dari satu segi maupun semua segi), dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya”. (Q.S. as-Syura: 11).
Mari kita lihat bagaimana pendapat para Ulama’ mengenai ayat tersebut:
1). Ibnu al Mu’allim al Qurasyi dalam kitabnya Najm al Muhtadi Wa Rajm al Mu’tadi, hal. 588 meriwayatkan bahwa sayyidina Ali mengatakan:سيرجع قوم من هذه الأمة عنداقتراب الساعة كفارا ينكرون خالقهم فيصفونه بالجسم والأعضاء
Maknanya: “Ketika kiamat telah dekat akan ada sekelompok ummat ini yang kembali menjadi kafir, mereka mengingkari pencipta mereka dan menyifati-Nya dengan jisim dan anggota badan”.2). Al Imam Abu Ja’far ath-Thahawi (W. 321 H) dalam kitab Bayan ‘Aqidah Ahlissunnah Wal Jama’ah mengatakan:
“( تعالَى ( يعِني اللهَ) عنِ الْحدود والْغايات والأركَان والأَعضاءِ والأَدوات لاَتحوِيه الْجِهات الست كَسائرالْمبتدعات
“Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang) tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut”..
Nah, demikianlah sedikit penjelasan dari para Ulama semoga menjadi jelas atas tersebarnya syubhat-syubhat kaum mujassimah yang juga mengatasnamakan dirinya sebagai Ahlussunnah yang akhir-akhir banyak berseliweran di tengah kaum muslimin. Sungguh masih banyak penjelasan-penjelasan dari para Ulama’ mengenai hal ini.
Namun cukuplah bagi kita muslim syi’ah dan Ahlus sunnah wal jama’ah apa yang dikatakan oleh orang yang dijuluki Nabi sebagai “pintu ilmu” Sayidina Ali karrama Allahu wajhah. Semoga akidah kita tidak menjadi rusak oleh tarikan-tarikan propaganda kaum mujassimah, sehingga kita tetap solid dalam naungan payung aqidah syi’ah dan Ahlussunnah Wal jamaah.
Post a Comment
mohon gunakan email