Pesan Rahbar

Home » » wahabi secara terang terangan mencari musuh dengan kalangan NU, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir

wahabi secara terang terangan mencari musuh dengan kalangan NU, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir

Written By Unknown on Friday, 11 July 2014 | 01:12:00

wahabi secara terang terangan mencari musuh dengan kalangan NU, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir melalui tuduhan tuduhan sesat dan ahlulbid’ah kepada kelompok lain ! Kaum wahabi kini mulai menyuap sejumlah intelektual Indonesia untuk mempromosikan akidah sesat mereka !


Syi’ah menghendaki ukhuwah dan persatuan Islam ! Tapi wahabi melaknat firqah firqah selain mereka !





Selama ini yang paling tegas menyuarakan kebenaran/kemurnian Islam mungkin ‘kelompok’ yang sering disebut “syiah atau mazhab ahlulbait” sehingga banyak pihak merasa terganggu, terutama wahabi yang sedang cari muka, pura-pura baik menjalin “ukhuwah” dengan umat Islam Indonesia (contoh : MIUMI dan Al Bayyinat) .

Saudaraku, hati-hatilah dengan makar kelompok wahabi yang sangat keji!

yang jelas kenapa kita mau diadu domba oleh wahabi , padahal adu domba itu adalah alat yang paling ampuh untuk menjajah, makanya bersatulah hai yang benar benar serta bermoral.

Sayang sekali wahabi memusuhi kalangan syi’ah  tetapi wahabi  juga secara terang terangan mencari musuh dengan kalangan NU, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir 
Maka wahabi  sebenarnya mencari musuh.

Jadi sekali lagi kami minta agar wahabi jangan kibarkan bendera perusakan islam dengan menganggap golongan NU dan syi’ah  keliru dll seperti itu. Saya khawatir ini akan jadi biang permusuhan dibelakang hari. Apalagi seakaan wahabi  mesra dengan Nahdiyin KUBU GENERASI  KUNO (MUI Jatim dan Al bayyinat).

saat menghadapi syi’ah  sebenarnya wahabi  mulai menusuk Nahdiyin dari belakang karena syi’ah di Indonesia punya ritual, budaya dan sejarah kedekatan dengan syi’ah !

wahabi membuat artikel menghina mazhab ahlulbait, NU, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir..Apa Begitukah karakter wahabi dalam berdakwah ? Hati hati  ente ketemu syi’ah, NU, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir.
Dasar wahabi sesat !

Muhammadiyah dan NU, sebagai  organisasi Islam yang besar di Indonesia jangan menganggap ringan kejahatan kaum wahabi, yang sudah menjadi watak asli mereka!
Ukhuwah dengan sesama muslimin di Indonesia saja masih carut marut, kenapa menjalin ukhuwah dengan wahabi?

Nantinya akan tambah parah! Karena mereka wahabi  memanfaatkan kondisi kita ini (yang lemah) untuk menyebarkan faham-faham mereka yang sesat ke tengah umat Islam!

Said Agil: NU Tegas Terhadap Wahabi

  • Senin, 06 Februari 2012

Gerakan Ansor Provinsi Kepulauan Riau dan Politeknik Negeri Batam menggelar bedah buku sejarah Berdarah Salafi Wahabi karya Syaikh Idahram di Aula Politeknik Negeri Batam di Batam, Minggu kemarin (5/2/2012). Acara ini menghadirkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siradj.
 
Said mengatakan gerakan Wahabi yang berkembang di Indonesia berasal dari Arab Saudi. Tujuan mereka ingin mengajarkan pemurnian Islam versi mereka, sementara ajaran lain dianggap tidak benar dan harus diperangi.
 
“Konsep tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia dan harus diwaspadai. Karena dalam perkembangannya Wahabi atau Salafi itu cenderung mengarah gerakan radikal,” kata dia.
 
Ia mengatakan, Wahabi memang bukan teroris, namun ajaran-ajaran yang disampaikan menganggap ajaran lain tidak benar sehingga harus ditentang dan mereka mengatasnamakan Islam.
 
Menurut Said, Wahabi selalu mengatasnamakan Islam dalam doktrin atau ajaran yang dilakukan, namun tindakannya kadang tidak islami.
 
“Mereka sering menganggap umat lain menjalankan tradisi bid’ah yang tak diajarkan agama seperti ziarah kubur, baca tahlil, sehingga ajaran itu harus diperangi,” kata dia.
 
Ia mengatakan, segala kegiatan yang dilakukan umat Islam terutama kaum Nahdiyin (NU) semua berdasarkan ajaran dan tuntunan serta tidak ada yang mengada-ngada.
 
Said mengatakan, satu alasan mengapa NU menyatakan memerangi Wahabi karena ajaran yang disampaikan malah membuat perpecahan dalam tubuh Islam. “NU tegas terhadap Wahabi, kami justru menghargai agama lain yang jelas-jelas tidak mebawa nama Islam,” kata dia.
 
Hal tersebut, tambah Said, karena dalam Al-Quran juga diajarkan untuk saling menghargai antarumat beragama.
 
 
Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj (nu.or.id) Senin, 11 Juni 2012
.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, mensyukuri kondisi NU yang saat ini menjadi kekuatan civil society terbesar di Indonesia. Nahdliyin -sebutan warga NU- diminta bisa memanfaatkannya, dengan menjadi pelopor terbentuknya Ukhuwah Islamiyah, Wathaniyah, dan Insaniyah.
 
“Dengan Pemerintah dan non Pemerintah, NU menjalin hubungan baik. Dengan agama lain, bahkan dengan luar negeri kita juga berhubungan baik. NU sekarang dalam kondisi baik, besar, dan diharapkan perannya oleh semua pihak,” tegas Kiai Said di hadapan seratusan Nahdliyin di Kantor PWNU Jawa Tengah, Ahad (10/6).
 
Acara di PWNU Jawa Tengah adalah rangkaian Turba PBNU ke kepengurusan di daerah, yang di bingkai dalam ‘Dialog Keorganisasian NU’. Hadir juga dalam acara tersebut pengurus PCNU se-Jawa Tengah, beserta lembaga, lajnah, dan badan otonomnya.
 
Sesuai dengan cita-cita pendirian NU, Nahdliyin harus bisa mempelopori terbentuknya Ukhuwah Islamiyah di antara umat Islam. Adanya perbedaan pemahaman diminta tidak menjadi penyebab munculnya permusuhan.
 
“Perbedaan pasti ada, itu sudah nash dan tidak bisa dipungkiri. Tapi jangan sampai perbedaan itu menjadikan kita saling bermusuhan,” ujar Kang Said, demikian Kiai Said disapa dalam kesehariannya.
Meski demikian Kang Said juga berpesan, dalam menjalankan Ukhuwah Islamiyah harus dibarengi dengan Ukhuwah Wathaniyah. Mengutamakan Ukhuwah Islamiyah saja dikhawatirkan akan menjadikan umat Islam jadi eksklusif yang berujung ekstremisme, sementara lebih mementingkan Ukhuwah Wathaniyah akan mengantarkan pada suburnya sekulerisme.
 
Ukhuwah Islamiyah dan Wathaniyah harus sejalan. Jika itu selesai kita akan persembahkan ke dunia Ukhuwah Insaniyah, kita pelopori perdamaian dunia tanpa adanya peperangan,” tuntas Kang Said.

Said Aqil: Umat Islam Indonesia Tidak Boleh Radikal, Tapi Jangan Lemah!

  • Selasa, 15 Mei 2012

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdaltul Ulama (PBNU), K.H. Said Aqil Siradj menegaskan, umat Islam tidak boleh terlibat dalam aksi anarkistis dan radikalisme untuk mengawal kebijakan pemerintah pusat ataupun daerah. Sebab, aksi tersebut tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik dan malah mencoreng citra umat Islam.
 
“Umat Islam Indonesia tidak boleh radikal, tetapi juga jangan lemah,” katanya di sela kunjungan kerja PBNU ke Pondok Pesantren Darul Falah, Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, Senin (14/5).
 
Kegiatan itu juga dihadiri Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, H. Eman Suryaman dan ratusan nahdiyin dari berbagai daerah di Jawa Barat.
 
Sesuai dengan visinya dalam membangun karakter bangsa, kata Aqil, nahdiyin tidak mengambil jalur kekerasan dalam mengawal kebijakan pemerintah. Meski memiliki massa yang besar, yakni sekitar 70 juta nahdiyin di seluruh Indonesia, menurut dia, NU tetap mengedapankan jalur perdamaian dan diplomasi baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.
 
Metode tersebut, lanjut Aqil, sesuai dengan fitrah umat Islam yang senantiasa menebar cinta dan kasih sayang sesama makhluk (rahmatan lil alamin). Dengan demikian, dia tidak menganjurkan para nahdiyin untuk terlibat dalam berbagai unjuk rasa yang menimbulkan anrkisme.
 
“Unjuk rasa hanya membuat kemacetan dan mengganggu masyarakat lainnya. Coba kalau massa NU demo semua, bisa repot nanti,” ujarnya.
 
Salah satu upaya yang terus didorong untuk mencegah timbulnya karakter anarkistis, kata Aqil, di antaranya dengan terus mengembangkan lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Saat ini, NU telah mendirikan 400.000 madrasah, 21.600 pesantren, 211 sekolah tinggi, dan 850.000 sebagai sarana pendidikan umat.
 
“Para nahdiyin juga terus memberikan kontribusinya melalui lembaga legislatif dan eksekutif, seperti di kementerian, DPR, hingga Mahkamah Konstitusi. Kami bertekad untuk menjadi pelopor bagi ormas-ormas lainnya,” katanya.

Wamenag: Perbedaan Keyakinan Tak Boleh Jadi Alasan Memperuncing Konflik

  • Sabtu, 10 Maret 2012

Perbedaan agama dan kepercayaan tak boleh menjadi alasan untuk memperuncing konflik. Sebaliknya, lantaran perbedaan itu pula harus saling menghormati untuk kemajuan bangsa.
 
“Bhinneka Tunggal Ika patut kita junjung tinggi, karena terbentuknya Bangsa Indonesia dari adanya pluralisme tersebut,” kata Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar di Denpasar, Bali, Kamis 8 Maret 2012 malam.
 
Nasaruddin menekankan pentingnya saling hormat menghormati antarumat maupun agama yang dianut oleh individu.
 
“Sesungguhnya kita adalah bersaudara dan satu di hadapan Tuhan. Namun cara melakukan sembahyang dan keyakinan yang berbeda,” katanya.
 
Negara, sambungnya, menjamin pemeluk agama di Indonesia sekali pun penganutnya minoritas. Tidak ada intimidasi atau tekanan dalam menjalankan ibadahnya.
 
“Sebab kebebasan untuk memeluk agama dan kepercayaan telah dituangkan dalam pembukaan UUD 1945. Karena itu, umat Islam sebagai mayoritas berkewajiban memberikan perlindungan kepada umat lain,” ujarnya.Ia mengulas, Islam di Indonesia mempunyai budaya dan tradisi tersendiri dibanding Islam di negara lain. Karena itu patut dilestarikan sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri.”Dengan keberagaman agama di Indonesia menjadikan kekuatan untuk bersatu membangun bangsa dan mewujudkan cita-cita bangsa itu sendiri, yakni masyarakat adil dan sejahtera,” katanya.
 
Nasaruddin menyayangkan jika belakangan ini merebak tindak anarkisme di berbagai daerah dengan dalih agama.
 
“Padahal tindakan yang dilakukan oleh sekolompok atau organisasi masyarakat yang mengatasnamakan agama itu jelas-jelas bertentangan dengan ajaran agama Islam,” ujarnya.
 
Sebenarnya, kata dia, kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama adalah bertentangan dengan agama itu sendiri. Sebabnya, semua ajaran agama di dunia mengajarkan umatnya berbuat baik, saling menghormati dan menjunjung tinggi toleransi tersebut.
 
“Siapa pun berani melanggar ajaran agama dan berbuat kejahatan dengan sesama umat adalah perbuatan dosa,” kata Nasaruddin.
 
Sementara Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Provinsi Bali, H Mulyono Setiawan mengajak semua umat belajar melakukan toleransi beragama di Pulau Dewata.
 
“Kami mengajak semua umat belajar membina dan menjaga tolerasi beragama di Bali. Walau di Bali mayoritas memeluk agama Hindu, namun mereka tak ada mengabaikan umat yang minoritas. Karena itu sangat tepat untuk berkacamata soal toleransi umat beragama disini,” katanya.
 
Karena toleransi beragama yang begitu kental, kata dia, wisatawan mancanegara merasa aman dan sangat senang berlibur di Pulau Dewata.
 
“Toleransi beragama serta didukung seni budaya yang adiluhung, maka Bali semakin pesat dalam pengembangan sektor pariwisata. Kami mengajak semua umat menghargai perbedaan kepercayaan, karena perbedaan itulah menjadikan bangsa ini akan kuat dan maju,” katanya.
Sumber: http://syiahali.wordpress.com/
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: