Pesan Rahbar

Home » » Umat Islam Indonesia jangan kesusupan wahabi ! Kebencian terhadap syi’ah di Indonesia ditunggangi salafi wahabi si penumpang gelap

Umat Islam Indonesia jangan kesusupan wahabi ! Kebencian terhadap syi’ah di Indonesia ditunggangi salafi wahabi si penumpang gelap

Written By Unknown on Friday, 11 July 2014 | 00:49:00


Wahabi Ideologi Trans Nasional

Menurut Emha Ainun Nadjib, 5 november 2013, saat ini umat Islam di Indonesia menjadi incaran pihak luar untuk diadu domba dengan mempertentangkan  kelompok-kelompok yang berseberangan dari sisi amaliah.
“Mereka punya kepentingan terselubung,” ujarnya.

Suami Novia Kolopaking itu terang-terangan menuding Arab Saudi yang bersekongkol dengan Israel dan Amerika Serikat sebagai pihak yang terus mengoyak keutuhan umat Islam Indonesia. Tujuannya, agar umat Islam Indonesia lemah.

“Kalau kita (umat Islam) lemah, Indonesia juga lemah. Kalau sudah lemah, gampang dijajah, karena umat Islam merupakan mayoritas,” tukas Cak Nun.

Cak Nun menambahkan, sebenarnya tidak ada yang perlu dipersoalkan, apalagi dipertentangkan antarkelompok umat Islam. Yang penting, katanya, rukun Iman dan rukun Islam tidak diubah, sesuai dengan syariat yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

“Sedikit-sedikit bid’ah, kafir, apa tidak ada pekerjaan lain?” ucapnya mengkritik kelompok yang gemar memvonis salah pihak lain.

MetroTV pernah  memunculkan tokoh bernama Prof. DR. Azyumardi Azra. Ketika diberi kesempatan menyampaikan pandangannya (27 Agustus 2012), Azra mengatakan, kebencian terhadap syi’ah di Indonesia berasal dari paham salafy-wahaby yang merupakan ‘ideologi’ trans nasional.

Salafy-Wahaby sebagai ‘ideologi’ trans nasional yang seolah-olah menjadi sumber radikalisme.
Azra juga mengatakan, bahwa di tahun 1980-an, para penganut paham salafy-wahaby yang sangat anti syi’ah ini, getol meminta pemerintah Soeharto untuk ‘mengeliminasi’ keberadaan syi’ah di Indonesia, namun ditolak Soeharto.

Ketika itu Azra juga menunjukkan rasa herannya, mengapa kaum Nahdliyin yang secara tradisi dikatakan (oleh mendiang Abdurrahman Wahid) syi’ah kultural (kini tahu-tahu) justru memberangus syi’ah. Hal itu, kata Azra kemungkinan kaum Nahdliyin di Sampang sudah disusupi paham salafy-wahaby yang anti syi’ah.

Menurut Azra, ketika di tahun 1980-an sejumlah tokoh Islam (ahlussunnah wal jama’ah) meminta pemerintah Soeharto untuk ‘mengeliminasi’ keberadaan syi’ah di Indonesia, Soeharto menolaknya.

Mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah mengatakan bahwa NU (Nahdlatul Ulama) itu syi’ah kultural.

PESANTREN BERAFILIASI WAHABI SALAFI.







Gerakan Wahabi.
Pesantren wahabi  memproduksi kalangan anak muda radikal. Pesantren ini dipengaruhi oleh gerakan Wahabi Salafi. Yakni, versi garis keras pemahaman Wahabi/Salafi. Mereka mudah mengkafirkan atau membid’ah-kan siapa saja yang bukan bagian dari dirinya.

Ciri khas dari pesantren ini sama dengan ciri khas pesantren Muhammadiyah. Yaitu, tidak ada ritual tahlil, tidak ada qunut saat shalat subuh, dll. Tidak suka bermadzhab kecuali kepada tokoh ulama Wahabi. Mereka bahkan menganggap acara tahlil, ziarah kubur dan maulid Nabi dkk sebagai bid’ah, syirik atau kufur.

Banyak dari pesantren ini yang mendapat dana dari pemerintah Arab Saudi melalui berbagai jalur antara lain Rabithah Alam Islamy dan jalur-jalur lain.

Jauhi pesantren seperti ini. Sebaik apapun kualitas pendidikan di dalamnya. Kecuali kalau Anda ingin anak Anda menjadi pengebom bunuh diri. Contoh dari pesantren radikal ini adalah pesantren Umar bin Khattab, NTB.

Ketua PBNU Agil Siradj mengatakan di berbagai kesempatan bahwa akar terorisme dan konflik pemecah belah antar-golongan umat Islam di Indonesia adalah kelompok Islam penganut Wahabi Salafi.

PONDOK PESANTREN RADIKAL .

Ponpes Pondok Pesantren Radikal penganut Islam garis keras ekstrim.

Pesantren apa yang dimaksud dengan Pondok Pesantren Radikal?
Yang disebut dengan pondok pesantren radikal adalah pondok pesantren (ponpes) yang memiliki paham radikal dalam menafsiri Al Quran dan Hadits. Serta memiliki rasa toleransi yang minim terhadap golongan lain.

Pesantren tipe ini adalah pesantren yang secara langsung atau tidak langsung ada hubungannya dengan faham Wahabi garis keras yang dikenal dengan sebutan Salafi.

Umumnya pengasuhnya lulusan dari salah satu universitas di Arab Saudi atau mendapat biaya dari pemerintah Arab Saudi.

Seberapa intoleransi sikap mereka terhadap golongan lain di luar dirinya?
Mereka sangat mudah mengkafirkan orang lain (takfir) yang tidak sepaham. Ideologi takfir ini pada gilirannya menjadi pemicu adanya terorisme.

Apa hubungannya?
Saat seroang muslim menghakimi muslim lain sebagai kafir, maka tinggal selangkah lagi baginya untuk membunuh yang dianggap kafir tersebut kalau ada kesempatan.

Apa saja pesantren yang termasuk dalam katagori radikal?
Setiap pesantren yang mengedepankan kekerasan dibanding perdamaian; dan kebencian dibanding sikap cinta damai, patut disebut dengan pesantren radikal.

Apa pesantren semacam itu banyak terdapat di Indonesia?
Tidak banyak. Hanya satu dua. Tapi itu sudah cukup membuat kita prihatin.

PONDOK PESANTREN WAHABI wujud wahabinisasi dikalangan NU
Sistem aqidah dan manhaj fiqihnya  lebih cenderung ke madzhab Hanbali secara umum atau secara khusus mengikuti fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama Wahabi seperti Ibnu Utsaimin, Abdullah bin Baz, dan lain-lain.

Sumber: http://syiahali.wordpress.com/



Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: