Seminar Urgensitas Minoritas Mazhab di India diselenggarakan oleh Asosiasi Persahabatan India dan Arab dan dengan kerjasama rumah budaya Iran di Mumbai.
Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari mumbai.icro.ir, seminar ini diselenggarakan dengan tujuan menjelaskan peran minoritas dan pembentukan kamp untuk mengekspresikan dan mengorganisir ideologi dan perspektif para cendekiawan dan para peneliti dalam rangka koeksistensi oleh pihak Asosiasi Persahabatan India dan Arab dan dengan kerjasama rumah budaya Iran di Mumbai.
Najma Haibatullah, menteri urusan minoritas India dalam konferensi ini dengan mengisyaratkan pendirian kementerian ini pada tahun 2006, mengatakan, kementerian minoritas India sekarang ini meliputi empat minoritas mendasar, muslim, Kristen, Sikh, Jain dan Zoroastrian.
“Pada masa kemerdekaan India, Maulana Abdul Kalam Azad meyakini bahwa kita menerima masa lalu dengan segala apa yang ada dan kita pergi menuju ke masa depan dan kementerian ini didirikan dengan pandangan tersebut,” jelasnya.
Menteri Urusan Minoritas India mengisyaratkan saham-saham yang ada untuk setiap minoritas yang ada. “Apabila sebuah minoritas tertentu meminta saham dari kementerian ini, maka kami akan mempertimbangkan saham khusus baginya,” imbuhnya.
Najma Haibatullah dengan menjelaskan kekhawatiran mendasar tentang Zoroastrian; kenapa hari demi hari populasi mereka semakin menurun, menambahkan, mungkin ada batasan kelahiran untuk minoritas-minoritas lainnya, namun pemerintah meminta pasangan Zoroastrian supaya melahirkan dan memberikan kemudahan untuk masalah ini.
Dia di penghujung ucapannya mengatakan, kementerian minoritas India hari demi hari mengemban peran yang lebih signifikan dan dalam rangka mengkoordinasi dan memberdayakan minoritas sebanyak mungkin.
Di sela-sela konferensi ini, Mehdi Zare Bi Aib, penanggung jawab rumah budaya Iran di Mumbai dengan mengungkapkan kegembiraan atas persiapan yang telah dilakukan sehingga para pemuka dan para peneliti agama dapat berkumpul, menjelaskan, tidak ada perbedaan martabat dalam identitas kemanusiaan, seperti gender, warna, ras dan mazhab.
Dia dengan mengisyaratkan bahwa ruh agama Islam menentang kekerasan, sikap fanatisme dan bodoh, mengungkapkan; hak-hak minoritas sebuah mazhab dijaga dalam Islam dan menegaskan masalah tersebut, yaitu orang-orang harus memberikan hak dan kebebasan mendasar humanitas dan tidak didiskriminasi dalam implementasi dan praktek hak.
Perlu dituturkan, acara ini diselenggarakan dengan dihadiri Najma Haibatullah, menteri urusan minoritas India dan para konsulat negara Iran, Rusia, Turki, Mesir, Kolombia, Afganistan, Jepang dan Kuwait.
(IQNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email