Masjid Namirah termasuk salah satu masjid yang digunakan oleh para jamaah haji untuk mengerjakan salat zuhur dan asar pada siang hari Arafah. Masjid ini sangat penting karena Rasulullah saw melantunkan khutbah di sini pada saat Hajjatul Wadaʻ.
Masjid Namirah terletak di sebelah barat Arafah, tepatnya di Wadi ‘Uranah yang merupakan perbatasan Haram dan Arafah. Nama masjid ini diambil dari nama sebuah bukit kecil yang bernama ‘Uranah. Untuk itu, masjid tersebut juga dikenal dengan nama “Masjid ‘Uranah” di samping nama “Majid Arafah” dan “Masjid Ibrahim”. Menurut sebuah riwayat, Nabi Ibrahim as pernah berhenti dan mengerjakan salat di tempat masjid ini.
Di sepanjang sejarah, Masjid Namirah mendapat perhatian khusus Muslimin dan telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan.
Masjid Namirah sekarang sudah berukuran seluas 110 meter persegi dan bisa menampung 300 ribu orang. Masjid ini memiliki 6 menara dengan ketinggian 60 meter, 3 kubah, dan 64 buah pintu besar dan kecil.
Masjid Namirah pertama kali dibangun pada abad kedua Hijriah ketika Manshur Abbasi berkuasa. Menurut sebagian ahli sejarah, masjid ini sudah ada dari sejak abad pertama dan direnovasi pada masa kekuasaan Manshur Abbasi.
Pada masa kekuasaan kerajaan Al Saʻud, perluasan masjid ini telah menelan biaya sebesar 237 juta riyal Saudi. Panjang masjid dari timur ke barat berukuran 340 meter dan lebarnya dari utara ke selatan berukuran 240 meter.
Pada hari Arafah, salat zuhur dan asar ditayangkan secara langsung dari Masjid Namirah dan diliput oleh saluran-saluran televisi parabola.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email