Akan tetapi, kondisi finansial masyarakat Saran masih menyedihkan. Padahal lahan penghasilan asli mereka adalah beras bagus yang dikenal dengan nama ‘Anbarbu. Baru tiga tahun ini, mereka dapat memanfaatkan aliran gaz natural. Sekalipun demikian, mereka masih memiliki komitmen kuat untuk memegang ajaran Islam yang mereka yakini.
Sebelum ini, sekitar setengah abad lalu, masyarakat Saran pernah memiliki masjid yang terbuat dari kayu dan tanah liat. Akan tetapi, hingga kini kita tidak bisa menyaksikan lagi bentuk bangunan masjid tersebut.
Sekitar dua tahun lalu, Zhahir Qa’imi dengan dibantu oleh penduduk desa mengambil keputusan untuk menghidupkan kembali masjid tersebut dan memberinya nama Masjid Imam Hasan Mujtaba as.
Setelah menerima bantuan sebesar 300 juta riyal Iran dari badan amal jariah, masjid Saran pun bisa dibangun kembali. Akan tetapi, dana ini ternyata masih belum cukup. WC masjid masih belum sempurna bisa dimanfaatkan. Karpet-karpet yang dihampar di ruang utama masjid pun hanyalah karpet tangan kedua dan merupakan hadiah masyarakat.
“Sekalipun demikian, masyarakat masih berdatangan ke masjid dan mengerjakan salat di sini,” tukas Qa’imi.
(Shabestan/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email