Dalam al-Quran surah al-Nahl ayat 93 ditegaskan bahwa hidayah dan kesesatan berada di tangan Allah. Dia akan menyesatkan sesiapa yang dikehendaki-Nya dan menghidayahi siapa yang Dia kehendaki. Lalu di manakah ikhtiar manusia? Apakah ayat ini tidak membasmi ikhtiar manusia?
Berikut ulasan Hujjatul Islam Abdul Karim Behjatpur yang diterima Shabestan dalam menjawab masalah ini:
Hidayah dan kesesatan manusia memiliki hubungan erat dengan perilaku manusia.
Dari sejak permulaan, Allah telah menyiapkan lahan demi hidayah manusia secara umum dan jalan lurus telah terbentang di hadapannya. Menanggapi hal ini, manusia pasti melakukan reaksi. Untuk itu, level hidayah yang selanjutnya akan berbeda tergantung pada perilaku dan aksi manusia itu sendiri.
Tentu ada satu hal yang sangat mendasar. Pondasi pertama hidayah memainkan peran sentral seluruh program agama Islam. Untuk itu, jika seseorang tidak menerima maqam rububiyah Ilahi yang memiliki seluruh ikhtiar manusia dan berhak menentukan perintah dan larangan, maka ia tidak akan bersedia menerima perintah dan titah Allah. Tetapi orang yang bersedia menerima tingkat pertama tersebut akan menerima pula tingkat hidayah berikutnya dengan mengamalkan segala perintah Ilahi.
Untuk itu, peringkat-peringkat hidayah selanjutnya, sebenarnya, adalah reaksi perilaku dan tingkah laku kita. Untuk itu, kita menerima hidayah dan kesesatan dengan ikhtiar kita sendiri. Dan Allah juga akan melapangkan lahan sesuai dengan ikhtiar kita. Bukan berarti Dia akan menyesatkan seseorang dengan sengaja dan tanpa alasan apapun.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain-ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email