Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto. (Foto: Republika)
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memerlukan sumber daya manusia (SDM) lebih banyak di bidang nuklir.
Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto mengatakan kesuksesan pengawasan ketenaganukliran ditentukan oleh kualitas SDM serta ketersediaan dan keandalan Alutsiwas (Peralatan Utama Sistem Pengawasan).
"Lembaga pendidikan seperti Universitas Brawijaya dan perguruan tinggi lainnya dapat memasok SDM yang andal untuk pengawasan pemanfaatan nuklir di Indonesia," kata Jazi dalam Sarasehan Instrumentasi di Gedung MIPA Center Universitas Brawijaya, Malang pada Kamis (11/8).
Dalam melaksanakan pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir, Bapeten melakukan inspeksi keselamatan yang memastikan fasilitas memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan nuklir serta memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
Inspektur Keselamatan Nuklir akan melakukan inspkesi berdasarkan tingkat potensi bahaya radiasi di fasilitas nuklir; tingkat tinggi setahun sekali, tingkat sedang dua tahun sekali, dan tingkat rendah tiga atau empat tahun sekali.
Dari 3.500 fasilitas yang beroperasi, BAPETEN sudah melakukan inspeksi terhadap 1.100 fasilitas tahun ini.
Dalam bidang penelitian, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berencana membangun Reaktor Daya Nonkomersial (RDNK) di kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, dengan daya 10 MWe. Reaktor ini akan digunakan untuk eksperimen kogenerasi dan uji bahan bakar nuklir berbasis teknologi reaktor suhu tingggi (HTR).
BATAN telah menyampaikan permohonan izin tapak RDNK kepada BAPETEN dan saat ini sedang dalam proses evaluasi oleh Bapeten.
(Manu/Republika/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email