Pria dan wanita berbeda dalam fitrah mereka (yang merupakan pokok masalah biologis dan psikologis), dan juga dalam aspek sosial dan keanggotaan dalam kelompok- kelompok sosial (yang merupakan pokok masalah sosiologis dan psikologi sosial).
Perbedaan alami dan sosial ini jauh lebih luas dibandingkan perbedaan organ dan fisik mereka. Alexis Carrel menyatakan, “Dalam masing-masing sel manusia ada tanda gendernya (pria atau wanita).”
Perbedaan mendalam ini, sebagaimana dikatakan, memiliki akar-akarnya dalam tujuan-tujuan yang diikuti oleh alam dan penciptaan; dan kekurangan dari masing-masingnya akan mengarah kepada ketimpangan dan ketidakseimbangan dan satu sama lain akan menjauhi gender dari posisi daya tarik, kerja sama, korelasi dan bahkan pengorbanan diri terhadap jenis kelamin lainnya, terhadap kepentingan din, ego dan kenistaan.
Bagi undang-undang dan administrasi yang benar dari urusan sosial manusia perbedaan ini harus selalu diingat oleh pembuat undang-undang dan harus membuktikan asal-muasal perbedaan ini dalam hukum tanpa mengarah kepada segala diskriminasi atau penghinaan kepada salah satu dari mereka. Ketidakpedulian kepada hal ini kadang-kadang mengakibatkan penindasan atas wanita dan penyelewengan atas hak-haknya.
Berbagai perbedaan antara pria dan wanita pada umumnya dapat dipandang dalam kategori fisik dan spiritual.
a. Perbedaan fisik -- Para ilmuwan telah menguraikan berbagai perbedaan antara pria dan wanita dalam perbedaan ekspresi dan bentuk.
Beberapa pernyataan almarhum Muthahhari di dalam bukunya, The Rights of Women in Islam (Hak-hak Wanita dalam Islam), menjelaskan berbagai perbedaan ini:
“Pria normalnya memiliki kerangka lebih besar. Ia lebih tinggi dan lebih kasar, sedangkan wanita lebih pendek dan lebih halus. Suara pria lebih kuat dan lebih keras, wanita berbicara lembut dan merdu, tubuhnya tumbuh lebih cepat tetapi pertumbuhan otot dan fisik pria lebih kuat ketimbang wanita. Wanita mencapai usia pubertas lebih dulu jika dibandingkan dengan pria dan daya tahannya terhadap penyakit lebih besar, tetapi masa reproduksinya lebih singkat. Anak perempuan dapat berbicara lebih dulu dibandingkan anak laki-laki. Rata-rata ukuran otak pria lebih besar, namun sesuai dengan ukuran proporsionalnya, otak wanita lebih besar dari otak pria. Paru-paru pria lebih banyak menampung udara, tetapi denyut jantungnya lebih kecil dibanding wanita.” [22]
Harus ditambahkan bahwa syaraf pria lebih tahan dan mereka sedikit memiliki rasa takut. Mereka dapat menghadapi bahaya dengan lebih mudah. Mereka dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat dan sulit. Wanita memiliki menstruasi alami yang mengarah kepada kelemahan fisik dan kegelisahan serta kelelahan mental.
Wanita dapat hamil dan melewatkan masa yang panjang dalam kehamilan dan menyusui. (Ciri fisik inilah yang secara alami membuat wanita beristirahat di rumah dan menghentikan pekerjaan-pekerjaan yang melelahkan di luar rumah).
b. Perbedaan internal -- Dalam istilah semangat dan fisik yang merupakan pokok masalah psikologi dan psikiatri, ada perbedaan mendasar antara pria dan wanita.
Secara alami pria suka bersikeras, berselisih dan berpetualang. Ia ambisi terhadap posisi dan suka memerintah orang lain. Wanita sebaliknya, secara alami ia menjauhi kekerasan, perang dan marabahaya. Ia cenderung untuk damai. Ia suka menjadi ibu, mengurus anak, dan suka bekerja di rumah, mengatur urusan internal keluarga dan mengurus suami dan anak-anaknya.
Pada pria sifat pementingan diri memanifestasi diri dalam bentuk egosentrisme dan mendukung istrinya dan anak- anaknya sendiri. Tetapi pada wanita hal ini tampak dalam bentuk pengorbanan diri dan cinta terhadap orang lain khususnya suaminya, anak-anak dan keluarganya. Secara seksual pria agresif dan memiliki semangat memburu yang dibutuhkan untuk prokreasi. Misalnya seperti seorang petani yang membutuhkan tanah lagi untuk lebih banyak menabur benihnya. Wanita di lain pihak, biasa-biasa saja, sederhana, pemalu, dan selektif. Fitrah pria cenderung terhadap poligami sedangkan wanita cenderung kepada monogami. Ia ingin satu pria, yang dipilih sepatutnya, yang akan membantunya dalam memiliki anak-anak dan mendukung mereka.
Kesederhanaan adalah pembawaan lahiriah wanita dan karenanya fitrahnya dapat mencapai tujuannya yang ia tanam dalam perasaan kesederhanaan dan kerendahan hatinya sebagai jaminan atas kemuliaan dan daya tariknya.
Wanita mencapai kedewasaan intelektual dan emosional lebih dulu dibandingkan pria. Ini menyingkapkan kesempurnaan dan kesiapannya yang lebih dini dalam memasuki masyarakat dan membangun lingkungan keluarga.
Dalam buku yang sama almarhum Muthahhari berkata:
“Pria memiliki preferensi lebih besar dalam latihan fisik atau tugas-tugas yang melibatkan gerakan. Sentimen-sentimen pria suka tantangan dan suka perang. sedangkan wanita cinta damai. Secara khas wanita menjauhi kekerasan terhadap orang lain dan dirinya dan hal ini menjelaskan kenapa kasus-kasus bunuh diri lebih sedikit pada wanita. Wanita lebih emosional dan lebih dipengaruhi oleh perasaan-perasaan mereka.
“Wanita suka menghiasi dirinya dan mempercantik penampilannya. Perasaan mereka lebih bersifat sementara jika dibandingkan dengan pria. Wanita bersifat lebih hati-hati. Religius, takut, banyak bicara dan lebih formal daripada pria. Bahkan selama masa kanak-kanak perasaannya bersifat keibuan. Mereka lebih suka berada di pusat keluarga mereka.
“Wanita tidak dapat berkompetisi dengan pria dalam persoalan-persoalan intelektual dan deduktif, tetapi mereka tidak kurang juga dari pria dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai urusan citarasa dan statistik. Pria lebih mampu dalam menjaga rahasia dan menyembunyikan masalah-masalah pribadi yang tidak menyenangkan. Itulah kenapa mereka lebih rentan terkena penyakit psikologis. Wanita lebih sensitif dan berhati lembut dan lebih mudah mencucurkan air mata.
“Pria lebih terpikat oleh nafsu daripada kebaikan dan wanita sebaliknya. Pria suka mengambil milik wanita, tetapi wanita suka menundukkan hati pria. Pria memiliki hasrat untuk memeluk wanita dan wanita senang dipeluk. Wanita mengharapkan keberanian dan ketegaran dari pria dan pria menuntut kecantikan dan keanggunan dari wanita. Wanita dapat mengendalikan kendali seksualnya ketimbang pria.
“Mengenai perbedaan-perbedaan fundamental antara pria dan wanita, seorang peneliti Amerika menyatakan: ‘Pria dan wanita bergerak mengelilingi orbit yang berbeda serupa bintang-bintang. Mereka dapat saling memahami, dapat saling melengkapi, tetapi tidak pernah dapat menjadi satu. Itulah kenapa pria dan wanita dapat saling jatuh cinta, hidup bersama dan tidak pernah lelah satu sama lain.” [23]
Referensi:
22. The Rights of Women in Islam, hal.173.
23. Ibid., hal 177.
(Sadeqin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email