“Ya Allah jadikanlah kehidupanku seperti kehidupan Muhammad saww dan keluargaya.”
Shabestan News Agency, terkait aspek peradaban ritual perjalanan Arba’in, Hujjatul Islam Sayid Shamsamuddin Qawami menjelaskan bahwa sebelum menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita mengkaji prinsip pergerakan peradaban Ahlul Bayt as. Rasulullah saww membuat Madinah demi Ahlul Bayt as, Rasulullah saww mengganti nama Yatsrib dengan Madinah, karena pada dasarnya ruh keluarga Rasulullah saww adalah sebuah peradaban.
Jika saja Ahlul Bayt as mendapat kesempatan tampil di dunia, maka peradaban saat ini tidak akan brutal dan tak terkendali seperti konflik dan pertikaian dimana-mana.
Imam Makshum as khususnya Imam Husain as ingin mengambil alih peradaban yang penuh dusta tersebut dan menggantinya dengan peradaban hakiki yakni peradaban Ahlul Bayt as, namun mereka tidak mengizinkan yang kemudian membunuh Imam Husain as.
Satu persatu mereka membunuh Imam Makshum as supaya peradaban Islam yang hakiki tidak terealisasi. Imam Husain as mereguk kesyahidan demi memperbaiki umat kakeknya dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
Peradaban Ahlul Bayt as muncul kembali pada Arba’in, dan Arba’in merupakan simbol peradaban Ahlul Bayt as. Arba’in adalah ajang untuk menyampaikan tuntutan yang selama 1400 tahun dibenci, Arba’in adalah kemunculan peradaban dengan Islam dan peradaban Islami.
Orang-orang yang hadir dalam ritual Arba’in ini tidak hadir dengan membawa tujuan yang rendah atau hanya sekedar mengharap pahala saja akan tetapi lebih dari itu, mereka hadir karena kehendak Allah untuk menghidupkan kembali peradaban Islam, hubungan Arba’in Husaini dengan peradaban ialah ingin menghidupkan peradaban yang berdasarkan kehidupan keluarga Muhammad saww, karenanya disebutkan “Ya Allah jadikanlah kehidupanku seperti kehidupan Muhammad saww dan keluargaya.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email