Pesan Rahbar

Home » » Pasrah Terhadap Keadaan, Bukan Cara Terbaik Dalam Menanti Imam Zaman afs

Pasrah Terhadap Keadaan, Bukan Cara Terbaik Dalam Menanti Imam Zaman afs

Written By Unknown on Saturday, 12 November 2016 | 00:00:00


Premis mengemukanya perasaan Intizhar Al-Faraj ialah perasaan keberatan atau ketidak puasan akan kondisi yang ada.

Untuk memahami pemahaman intizhar dengan baik ialah dengan cara mengenal unsur-unsur pembentuknya, dan dengan metode ini defenisi yang tepat akan didapat. Dengan merenungkan penantiannya maka setiap penanti akan menemukan terkait faktor-faktor yang ada di sekitarnya sehingga muncul perasaan intizhar atau penantian ini.

premis mengemukanya perasaan Intizhar Al-Faraj ialah perasaan keberatan atau ketidak puasan akan kondisi yang ada. Yakni seseorang yang merasa puas akan kondisi yang ada maka tidak akan menantikan suatu kondisi lain yang lebih baik darinya.

Meskipun bentuk keberatan dan ketidak puasaan ini termasuk premis di luar Intizhar Al-Faraj tersebut, namun karena hal itu merupakan bagian dari peran yang penting dalam membentuk sebuah penantian lainnya maka hal itu termasuk pengantar pertama dari Intizhar.

Manusia haruslah memiliki perasaan keberatan dan ketidak puasan, jika tidak maka tidak bisa disebut sebagai penanti Imam Zaman afs, walaupun seseorang dengan sedikit adanya perubahan dalam kondisi keadaannya namun ia tidak ada perasaan keberatan maka tidak akan sampai pada batas penantian.

Selain itu, tingkat keberatan bisa juga berbeda-beda, dan pada kenyataannya meskipun bentuk keberatan tersebut semakin berkurang, maka kemampuan penantian seseorang juga akan berkurang. Karena penantian itu sendiri mengacu pada intensitas dan kekuatan yang disaksikan di dalamnya. Atau karena saking sedikitnya maka hasilnya juga perubahannya juga akan kecil.

Perasaan keberatan adalah lebih dari hak alami yang dimiliki manusia, misalnya kesedihan adalah suatu keberatan yang suci yang Allah swt memberikan hak tersebut kepada manusia, dimana hal tersebut menjadikan jiwa manusia terbang ke puncak yang tertinggi.

Dengan demikian, Ketidak Puasan terhadap kondisi yang ada, dimana hal ini dilakukan sebagai bentuk pemikiran manusia untuk mendapatkan kondisi ideal, dan juga untuk menumbuhkan perasaan Intizhar Imam Zaman afs di dalam hatinya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: