Saat kita menyebut diri kita sebagai pengikut mazhab dan ideologi Ahlul Bayt as, maka secara tidak langsung kita juga harus mengikuti dan meneladani kehidupan dan akhlaq Ahlul Bayt as serta menerapkannya dalam keluarga kita.
Shabestan News Agency melaporkan dari Isfahan, kepala pusat hauzah-hauzah ilmiah di wilayah Kasyan, Hujjatul Islam Manshur Faraji menjelaskan bahwa sirah dan kehidupan Imam Makshum as adalah teladan terbaik untuk keluarga.
Ahlul Bayt as adalah orang-orang yang telah disucikan oleh Allah swt, sebagaimana dalam Al-Qur’an Karim disebutkan “Sesungguhnya Allah Swt hendak mensucikan kalian wahai Ahlulbait dari segala kekotoran dan nista sesuci-sucinya.”
Menurut Hujjatul Islam Faraji, kehidupan sehari-hari Ahlul Bayt as penuh dengan kehidupan spiritual, cahaya, ikhlas dan penghambaan kepada Allah swt, dengan demikian seluruh pelajaran-pelajaran akhlaq bisa dipelajari dari sirah dan kehidupan orang-orang besar ini.
Sembari mengisyaratkan makna Syi’ah beliau menjelaskan bahwa kata ini bermakna pengikut, yakni kita meneladani dan mengikuti metode dan perilaku Imam Makshum as dengan penuh keimanan hati sehingga kita yakin akan hal itu, dengan begitu saat kita menyebut diri kita sebagai pengikut mazhab dan ideologi Ahlul Bayt as, maka secara tidak langsung kita juga harus mengikuti dan meneladani kehidupan dan akhlaq Ahlul Bayt as serta menerapkannya dalam keluarga kita.
Syi’ah yang sebenarnya ialah orang yang dengan sebenar-benarnya mengikuti jejak langkah Imam Makshum as dan para Auliya Ilahi dan orang yang mengatur seluruh kehidupannya baik dalam berkeluarga, saat berhadapan dengan orang tua, anak-anak, dalam kehidupan bertetangga dan lain sebagainya harus berdasarkan kehidupan dan akhlaq Ahlul Bayt as, pungkas Hujjatul Islam Manshur Faraji.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email