Bahrun Naim adalah nama yang sudah tak asing lagi di Tanah Air. Pria asal Solo yang kini berada di Suriah dan menyatakan telah bergabung dengan ISIS tersebut disinyalir kerap memerintahkan sejumlah aksi amaliyah di Indonesia. Pihak Polri pun menyatakan bahwa sejumlah sel-sel radikal dan teroris yang berbeda jaringan, seluruhnya berafiliasi dengan Bahrum Naim, dengan cara melakukan komunikasi intens mulai dari perencanaan teror, perekrutan, hingga cara membuat bom.
Buntutnya, beragam aksi teror di Indonesia mulai dari bom Thamrin di awal tahun 2016, rencana bom bunuh diri di Istana Merdeka oleh calon pengantin Dian Yulia Novi, serta rencana aksi teroris Jatiluhur tepat di Hari Natal beberapa waktu lalu, seluruhnya merupakan komando dari Bahrun Naim.
Dengan banyaknya bukti-bukti yang didapat Polri dalam beberapa kali penggerebekan dan penangkapan terduga teroris selama ini, Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Rikwanto mengakui perlu adanya penanganan khusus untuk memotong jalur komando Bahrun Naim ke sel-selnya yang ada di Indonesia. Karena untuk menangkap Bahrun Naim bukan hal mudah selama yang bersangkutan berada di luar negeri. Untuk itu dibutuhkan kerja sama dengan negara lain.
“Memang Bahrun Naim ini ada di Suriah. Perlu penanganan khusus untuk memotong jalur komando Bahrun Naim ke sel-selnya di Indonesia,” kata Rikwanto, Sabtu (24/12/2016).
Meski demikian, upaya yang mungkin diambil Polri dan sudah dilakukan yakni memotong jalur komando itu, melalui beragam cara seperti patroli cyber, penangkapan DPO Densus 88 hingga mengungkap jaringan teroris yang telah menyebar di Tanah Air.
“Bahrun Naim sendiri kan di luar negeri, jadi sasaran kami sel-selnya yang dia bentuk dan tersebar di Indonesia. Seperti yang di Tangsel, Sumbar, Sumut, dan Batam sudah ditangkap. Jadi sel-sel ini yang tadinya diam sekarang mulai bergerak. Untuk itu sebelum kejadian kita lakukan penangkapan,” tandas Rikwanto.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email