Pesan Rahbar

Home » » Rasa Tanggungjawab

Rasa Tanggungjawab

Written By Unknown on Sunday 11 December 2016 | 01:07:00


Dr. Ghulam Ali Haddad Adil:

Satu atau dua bulan paska terpilihnya Ayatullah Sayid Ali Khamenei sebagai Wali Amr Muslimin (Pemimpin tertinggi revolusi Islam Iran), saya datang menemui dan menyampaikan kepada beliau, “Bagaimana sehingga Anda bisa terpilih menjadi Pemimpin tertinggi?” Beliau berkata, “Ketika Majlis Khubregan membahas masalah pengganti Imam Khomeini, sungguh sama sekali tidak terpikir oleh saya kalau Majlis Khubregan akan mengambil keputusan seperti ini. Dari sejak pertengahan pertama sidang – pagi hingga zuhur – saya tahu bahwa kemungkinan nama saya akan diutarakan, karena itu ketika waktu zuhur saya tiba di rumah, langsung menunaikan dua rakaat shalat sunnat dan dengan penuh permohonan, tangisan dan rintihan, meminta kepada Allah Swt kiranya tanggungjawab ini tidak diembankan kepada saya. Seingat saya bahwa memohon kepada Allah Swt dengan penuh permohonan dan ketundukan penuh semacam ini untuk meminta sesuatu, tidak pernah saya lakukan kecuali dalam masalah ini. Dengan segala wujud diri saya memohon kepada Allah Swt kiranya beban tanggungjawab ini tidak diembankan kepada saya. Sore hari itu, Majlis Khubregan sama sekali tidak peduli dengan permintaan saya dan semuanya berjalan sebagaimana yang terjadi. Kendati dari lubuk hati saya tidak mengkadidatkan diri untuk hal ini, namun ketika tanggungjawab ini secara syar’i dan undang-undang diembankan kepada saya maka saya pun bertekad untuk menunaikan beban dan tanggungjawab ini dengan segala eksistensi diri.[1]


Ayatullah Sayid Muhammad Khomenei:

Setelah kemenangan revolusi Islam Iran, banyak orang mencari posisi dan jabatan sementara beliau (Rahbar) hanya sibuk menunaikan apa yang menjadi tanggungjawab dan kewajibannya. Beliau dalam perkumpulan pasukan Revolusi hanya mengatakan: Apa yang harus saya lakukan untuk revolusi? Saya bertugas membersihkan meja-meja atau memimpin negara? Bagi beliau tidak ada perbedaan. Beliau tidak pernah mengatakan: saya tidak akan melakukan hal ini. Beliau dalam segala hal bersikap seperti demikian. Terkait kepresidenan dan kepemimpinan (Rahbari) juga tetap bersikap yang sama. Nah, coba kalian lihat bagaimana bedanya dengan orang yang haus dan menempuh segala cara demi mendapatkan kekuasaan![2]


Referensi:

[1] . Muassasah Amuzesy-Pezuhesy Imam, Ab, Ayineh, Aftab, hal. 37.

[2] . Hamsyahri Mah, Bulan Parwardin 1390 Syamsi, “Dialog spesial dengan Ayatullah Sayid Muhammad Khomenei”.

(Info-Hauzah/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: