Pesan Rahbar

Home » » Mengapa Para Ulama Syiah Tidak Melakukan Tindakan Yang Serupa Dalam Menghadapi Serangan Wahabi, dan Malah Sepertinya Ingin Menghindarkan Diri Dari Menjelaskan dan Memparkan Prinsip Akidahnya?

Mengapa Para Ulama Syiah Tidak Melakukan Tindakan Yang Serupa Dalam Menghadapi Serangan Wahabi, dan Malah Sepertinya Ingin Menghindarkan Diri Dari Menjelaskan dan Memparkan Prinsip Akidahnya?

Written By Unknown on Friday, 6 January 2017 | 01:14:00


Tiada seorang alim Muslim dan concern yang ragu terhadap prinsip persatuan dalam masyarakat Islam; karena perpecahan dan pertengkaran hanya akan menciptakan jarak yang menganga dan kehancuran pada dasar-dasar agama.

Wahdat atau persatuan adalah memperkuat dan memberikan penekanan terhadap persamaan-persamaan yang ada di antara berbagai firkah dan mazhab, tentunya dengan tetap menjaga kehormatan pada dasar-dasar dan prinsip-prinsip yang dimilliki oleh setiap firkah dan mazhab lainnya.

Ajaran Wahabi merupakan sebuah majemuk dari pemikiran ekstrim yang tersebar dengan menyalah gunakan ayat-ayat dan riwayat-riwayat. Aliran ini untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Ibnu Taimiyyah yang kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Abdulwahhab, yang sayangnya, dengan propaganda yang dilakukannya secara meluas telah berhasil menyesatkan sejumlah banyak Muslim.

Akan tetapi harus diperhatikan bahwa:
a. Penjelasan dasar-dasar pemikiran sebuah mazhab yang memiliki akar dalam agama, sama sekali tidak bertentangan dengan konsep wahdah dan persatuan.
b. Dengan memperhatikan bahwa Wahabi merupakan sebuah firkah baru, dari satu sisi berdasarkan ekstrimisme perilaku dan kekerasan yang mereka lakukan, mereka memiliki jarak yang sangat jauh dari dasar-dasar agama kita, dan dari sisi lain, perilaku mereka ini telah membuat wajah Islam menjadi buruk di mata opini umum dunia; oleh itu mengkritik dan menganalisa pemikiran mereka sudah pasti akan dapat mengokohkan persatuan Islam.

Adapun terkait dengan mengapa Syiah menghindar tidak berupaya menjelaskan dan memahamkan prinsip-prinsip keyakinannya sendiri dengan dalih pendekatan mazhab dan persatuan, dalam menjawab pertanyaan ini harus dikatakan bahwa meski hal seperti ini tidak dapat ditemukan (atau dibuktikan) secara mandiri dan khusus di media radio televisi, akan tetapi alhamdulillah topik-topik tentang aliran Wahabi telah banyak diperbincangkan di radio, terutama di Radio Ma’arif, demikian juga di sinema-sinema Iran pada berbagai saluran, demikian pula jaringan-jaringan dengan berbagai bahasa lainnya di Iran, seperti Lebanon dan sebagainya.

Selain itu, sejak era permulaan dan tumbuhnya aliran Wahabi hingga kini, para ulama dan cendekiawan kami telah menanggapi pemikiran-pemikiran ini. Karena itu, mereka juga telah menulis berbagai kitab, artikel dan juga melakukan banyak dialog dan debat.

Terkait dengan prinsip-prinsip keyakinan Syiah, terdapat banyak situs-situs Syiah yang membincangkan tentang masalah-masalah penting ini sedemikian sehingga institusi-institusi semacam ini juga merupakan salah satu dari pusat atau institusi yang berkecimpung untuk menjelaskan dan memaparkan prinsip-prinsip keyakinan Syiah.
*****

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, penting kiranya untuk memperhatikan beberapa poin penting di bawah ini:
1. Tak seorang muslim intelek dan concern yang ragu dengan prinsip persatuan dalam masyarakat Islam, karena perpecahan dan percekcokan hanyalah akan menciptakan jarak menganga di antara umat dan hancurnya landasan agama (dalam kaitannya dengan masalah ini, kami persilahkan Anda untuk menelaah jawaban yang terdapat dalam situs ini, dengan indeks Persatuan Islam, No. 4917)

Yang dimaksud dengan wahdat dan persatuan adalah: memperkuat dan menekankan persamaan-persamaan yang terdapat antara firqah dan berbagai mazhab, tentunya dengan tetap mempertahankan kehormatan pada dasar-dasar dan prinsip-prinsip setiap mazhab dan firqah lain.

Mungkin sebagian orang menggambarkan bahwa bentuk dan permasalahan mazhab dan penjelasan serta pemaparan prinsip-prinsip keyakinan setiap mazhab dan firqah akan bisa menyebabkan perpecahan antara firqah dan mazhab-mazhab Islam, dan tidak sesuai bagi konsep persatuan sangat dibutuhkan hari ini oleh umat manusia bukan saja antar mazhab, melainkan juga antar agama.

Dalam menjawab pandangan ini harus dikatakan bahwa manusia senantiasa mengambil jalan pertengahan (moderat) dan menghindarkan diri dari sikap ifrath dan tafrith, dan hal ini berlaku dalam segala urusan dan tahapan kehidupan, seperti dalam urusan individu, keluarga, sosial, ekonomi, keyakinan dan sebagainya. Masalah yang sama juga harus diperhatikan untuk hal ini, bukan dengan tanpa memiliki sedikitpun keterikatan dalam masalah persatuan antar kaum Muslim, tidak bermaksud untuk melepaskan diri dari segala prinsip dan cabang-cabang mazhab dan melupakan hakikat diri, demi dan dengan dalih mempertahankan persatuan, melainkan kita harus dapat menjelaskan mazhab kita dan membela kritikan-kritikan yang masuk kepada kita dari pihak lain dengan tetap mempertahankan persatuan dan menghindarkan diri dari masalah-masalah sensitif dan provokatif. Hal itu dapat dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi etika secara sempurna dan mempertahankan kehormatan pihak lainnya; karena dalam banyak kasus, jawaban-jawaban itu diutarakan untuk mengangkat keraguan dan tuduhan-tuduhan yang ditujukan oleh sejumlah pihak yang jika kita tidak menjawab tuduhan-tuduhan seperti itu maka kita akan tetap berada sebagai pihak yang tertuduh karena tidak menyodorkan jawaban.[1]

Aliran Wahabi bukanlah sebuah firqah fikih atau teologi Islam, melainkan sebuah majemuk dari pemikiran ekstrim yang pertama kali diperkenalkan oleh Ibnu Taimiyyah, kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Abdulwahhab, dengan menyalahgunakan ayat-ayat dan riwayat-riwayat. Dan amat disayangkan, dengan propaganda yang luas, aliran ini telah mampu menyeret sejumlah Muslim ke dalam kesesatan, sejak masa pembentukannya hingga hari ni berada dalam kritikan dan kecaman para Muslim, baik dari kalangan Ahlusunnah maupun Syiah. Dan yang menarik di sini, kritikan pertama terhadap pemikiran Muhammad bin Abdulwahhab dilontarkan oleh saudara lelakinya sendiri yang bernama Sulaiman bin Abdulwahhab melalui bukunya yang bernama Ash-Shawâ’iq al-Ilahiyyah fî ar-raddi ‘ala za’îm al-wahâbiyyah.[2]

2. Dengan memperhatikan poin-poin yang telah disebutkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
Penjelasan dasar-dasar pemikiran mazhab yang memiliki akar dalam agama, sama sekali tidak bertentangan dengan persatuan Islam.

Dengan memperhatikan bahwa Wahabi merupakan sebuah aliran baru dimana dari satu sisi berdasarkan pada sikap dan aksi ekstrim dan berlebihan, memiliki jarak yang menganga dengan prinsip agama kita, dan dari sisi lain, telah sikap ekstrem tersebut telah mencoreng wajah Islam dalam pandangan umum dunia, oleh karena itu, mengkritik dan menganalisa pemikiran mereka berarti memperkuat kesatuan dan persatuan Islam.

Adapun berkaitan dengan mengapa Syiah menolak menjelaskan dan memaparkan prinsip-prinsip akidahnya dengan dalih pendekatan antar mazhab dan persatuan?!, maka dalam menjawabnya harus dikatakan bahwa:

Pertama: Dengan penjelasan yang telah diuraikan di atas, menjadi terang bahwa jika dalam masalah ini telah terdapat kelalaian, hal ini dikarenakan hal-hal yang disebutkan di atas tidak tertuang dalam pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkompeten.

Kedua: Anda tentu mengetahui bahwa dari satu sisi, operator jaringan ini adalah mereka yang memiliki kekayaan minyak yang luar biasa besar dan ..., dan dari sisi lain mereka mendapatkan dukungan para arogansi dunia dan para pengikut mereka.

Ketiga: kendati di radio dan televisi tidak ditemukan jaringan mandiri yang khusus berkecimpung dalam hal ini, akan tetapi hal ini telah banyak diperbincangkan baik di radio terutama di Radio Ma’arif dan juga di televisi Iran dalam berbagai saluran dan juga pada kanal-kanal berbahasa asing di Iran, Libanon dan sebagainya.

Selain itu, sejak era permulaan dan pertumbuhan Wahabi hingga hari ini, para ulama dan banyak ilmuwan kita telah menentang pemikiran ini, dan sekaitan dengan itu, mereka juga telah banyak menyusun kitab-kitab, artikel-artikel dan juga banyak melakukan diskusi dan debat.

Demikian pula terkait dengan prinsip-prinsip keyakinan Syiah, terdapat banyak situs-situs Syiah yang membincangkan tentang masalah-masalah penting ini sedemikian sehingga institusi-institusi semacam ini juga merupakan salah satu dari pusat atau institusi yang berkecimpung untuk menjelaskan dan memaparkan prinsip-prinsip keyakinan Syiah.

Akhirnya, kita berharap semoga saluran TV yang khusus menjelaskan dan memaparkan prinsip-prinsip keyakinan Siyah dapat segera di-launching.


Referensi:

[1]. Ridha Pur, Abdurrahim, Barresi Didgâhâye Sayyid Quthb wa Rasyid Ridhâ dari Fî Dhilâl al-Qurân wa al-Manar dar bab Syîah, (Thesis, jurusan Madzahib Islam), Universitas Adyan dan Madzahib, Qum, 1388 H.
[2]. Dalam kaitannya dengan ini, silahkan lihat beberapa indeks: Akidah dan Wahabiyah, No. 1529, Indeks: Posisi Teori Wahabiyah, No. 1547 dan indeks “Akidah-akidah Wahabiyah, No. 978.

(Islam-Quest/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: