Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan semua panitia sepakat membatalkan rencana salat Subuh berjamaah di Kupang pada 7 Januari 2017.
"Kita batalkan rencana itu. Semua panitia juga sudah setuju dan kelanjutannya akan kita lihat lagi waktu atau kesempatan lainnya," kata Ketua MUI NTT Abdul Kadir Makarim kepada Antara di Kupang, Rabu (4/1) menanggapi postingan di media sosial bahwa akan ada salat berjamaah yang didukung Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI).
Pembatalan diduga ada pihak yang memanfaatkan momen tersebut untuk kepentingan politik berkaitan berbagai kasus di Jakarta. "Terpaksa kami batalkan karena telah disusupi kepentingan GNPF, gerakan 2/12 serta kasus Ahok," tambahnya.
Menurutnya, umat Islam di NTT khususnya di Kota Kupang melakukan salat Subuh berjamaah karena ingin meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, bukan karena kepentingan-kepentingan tertentu. "Kami di NTT tidak ada kaitannya dengan kasus Ahok atau kasus yang lainnya yang terjadi di Jakarta," tegasnya.
Ia mengaku, NTT merupakan provinsi yang memiliki toleransi umat beragama terbaik.
(Berita-Satu/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email