Revolusi Islam Iran mencapai kemenangan 37 tahun lalu atau tepatnya 22 Bahman 1357 Hijriah Syamsiah (11 Februari 1979). Kemenangan ini menjadi titik balik abadi bagi bangsa Iran.
Kemenangan besar ini tidak hanya membawa perubahan luar biasa di Iran, tapi juga menjadi sebuah model efektif pada tingkat regional dan dunia. Oleh karena itu, Hari 22 Bahman merupakan pengingat sebuah momen besar dan bukti abadi atas dinamisasi revolusi dan sistem Republik Islam.
Para analis dan pakar tentang revolusi-revolusi dunia sepakat bahwa Revolusi Islam Iran belum melenceng dari cita-citanya meski telah berumur lebih dari tiga dekade dan bangsa Iran masih tetap solid bergerak di jalur cita-cita revolusi. Dengan kata lain, revolusi-revolusi lain di dunia semakin jauh dari prinsip dan cita-citanya seiring berlajannya waktu serta kehilangan ruhnya, tapi Revolusi Islam mampu mempertahankan posisinya sebagai sebuah revolusi yang stabil dan efektif dan meneruskan geraknya. Padahal, Revolusi Islam Iran menghadapi banyak tekanan dan konspirasi mulai dari perang yang dipaksakan sampai embargo ekonomi dan sanksi keji.
Langkah-langkah seperti, embargo ekonomi dan aksi sabotase di jalur kemajuan dan pembangunan Iran tentu menjadi tantangan tersendiri dan Republik Islam juga tidak menafikan kesulitan dan masalah itu. Namun, semua kesulitan itu telah memperkaya pengalaman revolusinya. Perlawanan bangsa Iran di hadapan kekuatan-kekuatan arogan bukan hanya sebuah slogan dan Revolusi Islam – sebagai revolusi yang paling merakyat di dunia – telah menghadirkan kapasitas besar bagi bangsa Iran.
Revolusi Islam mendorong bangsa Iran dengan segenap tekad dan semangat baja untuk mengejar tujuan-tujuannya, tanpa sedikit pun melenceng dari cita-cita luhur revolusi. Pada dasarnya, cita-cita dan tujuan revolusioner bangsa Iran sudah menjelma dalam sistem Republik Islam. Orang-orang yang akrab dengan pemikiran revolusi mengetahui tentang makna partisipasi masyarakat dalam pawai akbar pada hari ulang tahun revolusi 22 Bahman di seluruh penjuru negeri.
Selain untuk memperbaiki janji setia mereka dengan cita-cita Revolusi Islam, kehadiran itu juga membawa sebuah pesan yaitu persatuan di tengah bangsa Iran. Partisipasi ini telah memperkuat dan melanggengkan Revolusi Islam.
Dengan partisipasi aktif dan kesolidan dalam pawai akbar 22 Bahman, bangsa Iran memperlihatkan sikap tidak kenal kompromi dalam mengawal pencapaian-pencapaian sistem Republik Islam. Mereka tidak akan membiarkan gerakan-gerakan menyimpang baik dari dalam negeri atau skenario musuh asing, melangkahi garis merah tersebut. Jadi, pesan penting pawai 22 Bahman adalah konsistensi bangsa Iran dalam menghadapi musuh dan konspirasi yang dirancang dalam format perang keras atau perang lunak.
Kearifan bangsa Iran menyebabkan musuh gagal mencapai ambisi-ambisinya. Dengan kata lain, pawai akbar 22 Bahman membawa pesan bahwa bangsa Iran menolak segala bentuk hegemoni dan menegaskan kembali ketahanan mereka dalam membela hak-haknya di hadapan kekuatan-kekuatan hegemoni. Ini adalah sebuah realitas yang mengundang kemarahan dan kemurkaan kubu arogansi global.
Perjalanan selama 37 tahun terakhir menunjukkan bahwa sistem Republik Islam Iran – dengan penuh wibawa – sukses melewati konspirasi dan ujian berat dari mulai perang keras sampai perang lunak. Republik Islam juga tidak akan membiarkan kekuatan-kekuatan congkak – melalui tekanan politik dan ekonomi serta ancaman militer – untuk menghalangi jalan kemajuan Iran.
Kesuksesan Iran di bidang diplomasi dan penangkalan ancaman musuh dalam masalah nuklir juga merupakan sebuah prestasi lain, di mana hak-hak nuklir Iran kini diakui oleh dunia. Prestasi ini memperlihatkan kekuatan lunak Iran dalam menangkal konspirasi-konspirasi rumit yang dirancang musuh. Oleh karena itu, perayaan kemenangan lain akan mewarnai acara pawai akbar 22 Bahman tahun ini yaitu, kesuksesan negosiasi nuklir yang telah melahirkan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA).
Tidak diragukan lagi bahwa kesuksesan itu merupakan bukti atas ketahanan dan resistensi bangsa Iran. Sikap ini telah menumbuhkan optimisme di tengah bangsa-bangsa yang menuntut independensi dan membuat semangat mereka bergelora untuk melawan arogansi kekuatan-kekuatan dunia.
Republik Islam Iran sekarang telah meraih kesuksesan yang signifikan di semua bidang. Di bidang sains, Iran menduduki peringkat teratas pertumbuhan dalam produksi ilmu. Nama Republik Islam kini berada di daftar negara-negara yang menguasai ilmu pengetahuan modern dunia, seperti di bidang produksi stem cell, ilmu kloning, sains nuklir dan produksi radiofarmaka untuk pasien kanker, produksi bahan bakar untuk reaktor nuklir, dan juga bidang teknologi nano.
Padahal, Iran selama 37 tahun terakhir berada di bawah “sanksi yang melumpuhkan” dan bahkan artikel-artikel ilmiah Iran dilarang terbit di jurnal ilmiah di negara-negara Barat. Namun sekarang era itu telah berakhir. Di bidang kerjasama ekonomi, Republik Islam Iran – setelah perjanjian nuklir – telah menjadi primadona bagi negara-negara Barat dan Asia. Semua kesuksesan itu diraih di tengah aksi-aksi jahat kekuatan hegemoni terutama Amerika Serikat.
Selama 37 tahun kemenangan Revolusi Islam, Iran konsisten melawan konspirasi kekuatan arogan dan pantang menundukkan kepala di depan musuh. Menurut para analis, perubahan pendekatan Barat khususnya AS dalam isu nuklir dan kesediaan mereka duduk di meja perundingan dengan Iran, menunjukkan bahwa mereka menerima kegagalan upayanya untuk mengucilkan Tehran. Barat juga menerima peran dan posisi Republik Islam Iran dalam perimbangan regional dan internasional.
Tahun ini, bangsa Iran juga akan kembali menyambut musim semi baru Revolusi Islam lewat pawai akbar 22 Bahman. Mereka akan menampilkan kekuatan dan ketahanannya dalam menghadapi tekanan, ancaman, dan sanksi. Musuh-musuh Iran – di sepanjang tahun pasca kemenangan Revolusi Islam – berusaha menggunakan kekuatan di ranah militer dan ekonomi untuk menamatkan revolusi rakyat Iran. Namun, bangsa Iran justru mengambil langkah-langkah besar dan membuat skenario musuh berantakan.
Kesalahan perhitungan itu menyebabkan musuh harus menempuh jalan panjang dalam permusuhannya dengan Iran. Tapi lagi-lagi manuver musuh justru menambah kebesaran dan prestasi bangsa Iran, bahkan mereka pada akhirnya mengakui realitas itu.
Para analis percaya bahwa Republik Islam Iran kini sudah lebih stabil dari sebelumnya dan jika musuh-musuh revolusi selama ini mengabaikan pesan pawai akbar 22 Bahman bangsa Iran, tapi mereka menerima bahwa fakta tidak akan pernah bisa ditutupi. Rakyat Iran telah membuktikan bahwa jika sebuah bangsa ingin meraih kemuliaan, identitas, keamanan, dan kepentingan nasionalnya, maka mereka perlu melakukan perlawanan, pengorbanan, dan percaya diri.
Jadi, pesan global pawai 22 Bahman bukan hanya untuk bernostalgia dengan sebuah momen bersejarah kemenangan revolusi, tapi ia merupakan manifestasi dari persatuan nasional dan bukti dari gelora dan optimisme di tengah bangsa Iran. Revolusi Islam telah melewati masa-masa sulit dengan sukses dan sekarang bergerak untuk mengejar kemajuan, tanpa sedikit pun mundur dari nilai-nilai revolusi dan cita-citanya. Pawai 22 Bahman membawa sebuah pesan tegas bahwa bangsa Iran masih setia dengan nilai-nilai revolusi dan mendukung sistem Republik Islam.
(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email