Pesan Rahbar

Home » » Manajemen Kebohongan: Ratna Sarumpaet dan Teknik Firehose of The Falsehood

Manajemen Kebohongan: Ratna Sarumpaet dan Teknik Firehose of The Falsehood

Written By Unknown on Sunday, 7 October 2018 | 03:49:00


Jika benar Prabowo-Sandi menggunakan konsultan politik yang sama dengan konsultan politik Donald Trump. Maka, apa yang dilakukan oleh Bu Ratna Sarumpaet ini adalah bagian dari teknik Firehose of the Falsehood. Jadi ini adalah bagian kebohongan kentara (obvious lies) yg direncanakan untuk membangun ketakutan.

Penelitian Rose McDermott mengenai Genetic of Politics menunjukkan orang konservatif dan progressive memiliki pola kerja otak yang berbeda. Konservatif memiliki amygdala yang lebih aktif sementara progressive memiliki insula yang lebih aktif.

Amygdala adalah bagian otak yang berhubungan dengan rasa takut sementara insula berhubungan dengan rasa empathy. Hal ini ditunjukan oleh penelitian Rose McDermott yang memperlihatkan gambar seseorang yang sedang ditahan oleh polisi sambil ditekan dilantai dengan kondisi dramatis. Orang-orang konservatif akan cendreung melihat badge dan logo yang terdapat pada baju seragam polisi di gambar tersebut. Sementara progressive akan melihat mata dari orang-orang yang ada difoto. Mata adalah window to the soul bagi orang-orang progressive.

Maka, orang-orang konservatif akan lebih menyukai keteraturan (order) dan kagum pada otoritas (authority), sementara orang-orang progressive yang didorong oleh empathy akan lebih cenderung bergerak berdasarkan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Jadi obvious lies yang kita lihat akhir-akhir ini adalah untuk men-trigger amygdala para calon pemilih. Teknik firehose of falsehoods ini memang untuk membangun ketidakpercayaan terhadap informasi dan membuat amygdala masyarakat aktif secara terus menerus. Amygdala adalah bagian otak yang tergolong primitive, karena berhubungan dengan kemampuan kita bertahan (survival instinct). Sementara, dibutuhkan tingkat kecerdasan tertentu bagi sesorang agar Insula-nya lebih aktif.

Seperti yang dapat dibaca dari data Cambridge Analytica, pemilih konservatif memang cenderung akan memilih Prabowo-Sandi. Jadi trigger amygdala ini akan berfungsi utk membuat bimbang kelompok yang ada ditengah dimana selain insula nya aktif, amygdala-nya masih sedikit lebih dominan.

Jadi, model obvious lies seperti yang kita lihat sekarang ini bukanlah yang terakhir. Teknik firehose of the falsehoods ini membutuhkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan secara repetitive dan terus menerus. Maka, tampaknya kita akan menyaksikan model Pilpres Amerika Serikat 2016 di Indonesia pada Pilpres Indonesia 2019 ini. Bagaimana Pendapat Anda ?

Ahmad M Firdaus, dosen FTSP ITB, PhD student of Oxford UK

(Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: