Kebangkitan yang dilakukan Sayyidah Zahra sa atas musuh-musuhnya ialah karena kemunafikan yang merajalela di masyarakat kala itu.
Shabestan News Agency melaporkan dari Isfahan, dalam sebuah penjelasannya, Hujjatul Islam Sayid Ibrahim Husaini menjelaskan bahwa Imam Ali as pada masa pemerintahannya tercatat beberapa kali menyinggung masalah tanah Fadak, lalu apa yang menjadi sebab Imam Ali as membicarakan masalah Fadak?
Beliau menambahkan, yang jelas ialah bahwa masalah Fadak bukan hanya sekdar masalah materi semata, sebagaimana yang diisyaratkan Imam Ali as dalam khutbah 202 di Nahjul Balagah bahwa masyarakat Madinah pada waktu itu berkumpul di Madinah untuk mengasimilasi Sayyidah Zahra sa.
Para Imam Makshum as, khususnya Imam Ali as dan Imam Shadiq as menekankan kepada kita untuk menghafal Khutbah Fadakiyah dan Khutbah Syaqsyaqiyah, hal yang penting dari kedua khutbah ini ialah tentang kisah kemunafikan yang dijelaskan dalam khutbah tersebut, jelas Hujjatul Islam Sayid Ibrahim Husaini.
Beliau melanjutkan, pembelaan yang dilakukan Sayyidah Zahra sa selepas kepergian Rasulullah saww bukanlah untuk melakukan kewajiban, alasan yang paling utama ialah masalah kemunafikan yang terjadi kala itu.
Terdapat banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kemunafikan, di antaranya ialah “Apakah kamu tidak memperhatikan orang- orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu.”
Selain itu, kebangkitan yang dilakukan Sayyidah Zahra sa atas musuh-musuhnya ialah karena kemunafikan yang merajalela di masyarakat kala itu yang bertujuan menghapus wilayah Imam Makshum as dan menggantinya dengan taghut, pungkasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email