Pesan Rahbar

Home » » Palestina Kecam Keras Rencana Perdamaian Palestina-Israel Dari Donald Trump

Palestina Kecam Keras Rencana Perdamaian Palestina-Israel Dari Donald Trump

Written By Unknown on Saturday 18 February 2017 | 04:44:00

Donald Trump dan Netanyahu (Foto: CNN)

Anggota komite eksekutif PLO Hanan Ashrawi menilai keputusan Trump menarik dukungan Washington selama puluhan tahun terakhir bagi solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina tidak bertanggung jawab dan tidak akan mendukung proses perdamaian.

Otoritas Palestina pada Rabu, 15/02/17, mengecam keras pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai konflik Israel-Palestina yang ia sampaikan konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington.

Dalam konferensi pers bersama itu, Trump berikrar akan berusaha mewujudkan kesepakatan perdamaian antara Israel dan Palestina, dan menyerahkan kepada Palestina dan Israel sendiri untuk mencapai kesepakatan.

Ahmed Majdalani, pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO), mengatakan pernyataan Trump adalah kemunduran dalam posisi tradisional pemerintah Amerika Serikat sebelumnya.

Ia menambahkan pernyataan dalam taklimat tersebut "menunjukkan bahwa ada persimpangan dalam posisi politik kedua pihak".

Madjalani menyatakan bahwa Amerika Serikat bergerak dari "posisi menjadi bias kepada Israel" ke "posisi menjadi mitra dengan Israel" dalam mendukung permukiman dan pendudukan militer atas Wilayah Palestina.

Pejabat PLO itu menuduh Amerika Serikat mendukung pemerintah Israel dan menyediakan selubung untuk memaksakan penyelesaian sepihak diplomatik dan politik.

"Penyelesaian sepihak semacam itu hanya akan melayani kepentingan kedua pihak dan tak pernah mewujudkan perdamaian yang adil," kata Majdalani sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.

Anggota komite eksekutif PLO Hanan Ashrawi menilai keputusan Trump menarik dukungan Washington selama puluhan tahun terakhir bagi solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina tidak bertanggung jawab dan tidak akan mendukung proses perdamaian.

"Ini tidak masuk akal," katanya kepada kantor berita AFP.

"Ini merupakan kebijakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak mendukung proses perdamaian."

"Mereka (AS) tidak bisa mengambil keputusan tanpa alternatif," tegasnya.

Pembicaraan bilateral langsung terakhir antara Israel dan Palestina yang diperantarai oleh Amerika Serikat terhenti pada 2014. Pembicaraan tersebut berlangsung sembilan bulan dan berakhir dengan perbedaan pendapat mendalam mengenai masalah permukiman Israel, keamanan dan pengakuan bagi Negara Palestina Merdeka.

(CNN/AFP/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: