Pesan Rahbar

Home » » Apa Penyebab Tiap Tahun Ribuan Perempuan ‘Kabur’ Dari Saudi? Ini Penjelasan Mereka!

Apa Penyebab Tiap Tahun Ribuan Perempuan ‘Kabur’ Dari Saudi? Ini Penjelasan Mereka!

Written By Unknown on Thursday 23 March 2017 | 22:46:00


Arab Saudi dikenal sebagai negara monarkis dan masih lekat pada budaya patriarkis, yang menganggap kaum perempuan inferior sehingga menjadi dasar dari beragam diskriminasi. Tak ayal, banyak wanita Saudi yang memutuskan pergi dari negaranya tersebut.

Sosiolog Mansour al-Askar dari Imam Muhammad ibn Saud University, seperti dilansir Independent.co.uk, Selasa (21/3/2017), mengungkapkan sedikitnya ada 1.000 perempuan Saudi yang meninggalkan negaranya setiap tahun. Alasannya rata-rata adalah, tidak tahan terdiskriminasi serta menerima perlakuan seksis.

“Angka kepergian kaum perempuan Saudi tertinggi di Jeddah, yang justru dinilai sebagai daerah paling liberal. Rata-rata, mereka pergi dari Saudi karena lelah terhadap sistem patriarkis dan ingin hidup di alam yang lebih baik,” terang Mansour.

Ia mengungkapkan, banyak contoh peraturan hukum Arab Saudi yang patriarkis sehingga mengekang kebebasan kaum perempuan. Kalau dilanggar, ada hukuman yang menanti.

Saudi yang dipimpin Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud itu, juga tercatat sebagai satu-satunya negara di dunia yang melarang kaum Hawa menyetir seluruh jenis kendaraan.

Tak ayal, dalam Laporan Human Right Watch tahun 2016, disebutkan kebebasan perempuan Saudi sebenarnya masih bergantung pada kebaikan “wali” mereka.

Ilmuwan Ekonomi Najah al-Osaimi mengungkapkan, fenomena kepergian ribuan kaum perempuan tersebut berdampak buruk bagi Saudi.

“Salah satu dampaknya ada pada sektor ekonomi, yakni Saudi kekinian kehilangan banyak talenta yang sebenarnya bisa mendongkrak naik perekonomian mereka. Jangan salah, kaum perempuan Saudi mempunyai banyak talenta,” terangnya kepada majalah The Economist.

(The-Independent/The-Economist/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: