Waktu lalu dibuat heboh dengan kasus keluarga nenek Hindun yang mengaku jenazah nenek Hindun ditolak untuk disholatkan di musala dekat rumahnya. Pengakuan ini menjadi heboh dan disorot banyak masyarakat. Kini muncul lagi aksi penolakan, kali ini ditekan untuk memilih pasangan tertentu dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua 19 April mendatang.
Pengakuan itu datang seorang ibu penjual pecel lele yang tidak diperbolehkan berjualan di satu lapak dagangan jika tidak mencoblos pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno. Hal ini diungkapkan oleh sutradara kondang Joko Anwar dalam akun Twitter miliknya,
"Pengakuan seorang ibu penjual pecel lele yg nggak boleh naroh gerobaknya kalo nggak coblos Anies. Madness. Jadi makin manteb pilih Ahok."
Kicauan Joko Anwar tersebut disertai dengan unggahan video yang memperlihatkan seorang wanita berjilbab menyampaikan tekanan yang dialaminya secara langsung.
Dalam video tersebut itu itu mengatakan jika pemilik lapak menyuruh wanita bernama Atun untuk memilih calon gubernur Anies-Sandi dengan cara mendokumentasikan saat pencoblosan di TPS jika tidak dia tidak diizinkan lagi berjualan dengan menaruh gerobaknya.
"Dia bilang gak boleh coblos Ahok. Saya disuruh memilih Anies, tapi difoto saat ada di TPS. Kalau gak ada fotonya, buktinya saya gak boleh naruh grobak di situ," ungkapnya tanpa menyebut nama siapa orang yang menyuruhnya tersebut.
Atun menuturkan kalau persoalan perbedaan pilihan suara sudah diketahui pemilik lapak sebelum dilakukan gelaran pilkada DKI, bahkan sejak sebelum penetapan calon Gubernur.
Dia diketahui telah menentukan pilihan untuk Basuk Tjahaja Purnama alias Ahok sejak pengumpulan KTP ketika berperan menjadi kordinator 'Teman Ahok' untuk maju melalui jalur independen Gubernur DKI Jakarta.
Oleh sebab itu dia dipanggil oleh pemilik lapak jualannya untuk menentukan pilihan apakah coblos Ahok atau Anies.
Simak Videonya:
(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email