Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa tindak kejahatan yang terjadi lantaran kebencian terhadap warga meningkat sebesar 20 persen dari sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.
Begitu hal ini dilansir oleh Reuters kemarin menukil dari pernyataan Brian Levine, salah seorang ahli riset kriminal terkenal di Amerika.
Menurut Levine, aksi-aksi kriminal semacam ini terjadi lantaran pembakaran semangat rasis yang pernah terjadi pada saat kampanye pilpres Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
Peningkatan 20 persen tersebut, tukas Levine, terjadi di sembilan kawasan besar di Amerika.
Brian Levine menegaskan, peningkatan volume kejahatan berbau anyir etnis ini sangat meningkat drastis setelah Donald Trump berhasil menang dalam pilpres Amerika.
Berdasarkan data dan laporan yang sudah teruji, New York dengan jumlah 380 kasus kriminal lantaran kebencian dan peningkatan 24 persen merupakan kota paling banyak mengalami tindak kriminal ini.
Washington dengan jumlah 107 tindak kriminal dan peningkatan sebesar 62 persen tercatat sebagai kota yang paling banyak mengalami tindak kriminal lantaran kebencian.
Secara keseluruhan, di sembilan kawasan yang telah disebutkan di atas, tercata sebanyak 1.037 kasus kejahatan yang terjadi lantaran kebencian. Dengan angka ini, kejahatan tersebut meningkat sebanyak 23,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Kesembilan kawasan tersebut meliputi kota-kota seperti Washington, New York, Chicago, Philadelphia, Montgomery, County, Maryland, Colombus, Ohio, Seattle, Long Beach, California, dan Cincinnati.
(Reuters/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email