Pesan Rahbar

Home » » Menlu Turki: 'Perang Suci' Akan Dimulai di Eropa

Menlu Turki: 'Perang Suci' Akan Dimulai di Eropa

Written By Unknown on Friday 17 March 2017 | 00:12:00


Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, sebentar lagi sebuah 'perang suci' akan berlangsung di Eropa. Pernyataan itu disampaikan menyusul hasil pemilu di Belanda dan ketegangan Den Haag dengan Turki baru-baru ini.

Cavusoglu menegaskan, tidak menyambut kemenangan Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) pimpinan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Rabu (15/3). Cavusoglu menanggapi dengan sinis bahwa hasil pemilihan umum (pemilu) itu tidak akan mengubah konflik antara dua negara.

"Saat ini pemilu sudah berakhir di Belanda, jika Anda melihat banyak partai di sana tidak akan jauh berbeda karena semuanya beraliran fasis," ujar Cavusoglu, dilansir the Independent, Kamis (16/3).

"Semua memiliki mental yang sama. Ke mana Anda akan pergi? Ke mana Anda akan membawa Eropa? Kalian telah memulai menghancurkan Eropa. Kalian mencemplungkan Eropa ke nekara. Perang suci akan dimulai di Eropa."

Ketegangan dengan Belanda muncul setelah pemerintah negara itu membatalkan izin penerbangan Cavusoglu yang hendak berkunjung ke salah satu kota di Negeri Kincir Angin itu pada Sabtu (11/3). Saat itu, ia berencana meminta dukungan atas referendum dari warga Turki yang ada di sana.

Pada hari yang sama dengan kejadian itu, Pemerintah Belanda juga memblokir konvoi Menteri Keluarga Turki Fatma Betul Sayan Kaya. Ia dipaksa pergi dan berada di bawah pengawalan polisi. Kemudian, warga Turki di Rotterdam, Belanda yang melakukan aksi unjuk rasa damai juga harus berhadapan dengan kepolisian Belanda. Petugas keamanan itu membawa pentungan dan meriam.

Ia membandingkan Rutte dengan politisi sayap kanan Belanda Geert Wilders. Selama ini, ia merupakan sosok anti-Islam yang dinilai memanfaatkan pertikaian negaranya dengan Turki.

Dalam sebuah pernyataan, Wilders pernah mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah sosok seorang diktator. Politikus dari Partai untuk Kebebasan (PVV) itu juga mengkritik cara pemerintah negara itu untuk mendapat dukungan referendum.

(The-Independent/Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: