Penduduk muslim di Kota Rohingya Myanmar hingga kini dilaporkan masih mengalami berbagai kekerasan dan penganiayaan. Pemerintah masih saja menolak mengaku muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar.
Dilaporkan bahwa Pemerintah Myanmar mengakui sekitar 135 etnis suku di negara itu, namun muslim Rohingya tiaak termasuk di dalamnya. Dari sekitar 50 juta penduduk Myanmar, satu juta diantaranya merupakan muslim.
Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh pemerintah Myanmar telah melakukan pelanggaran berat berupa pembunuhan terhadap minoritas mulism tersbut. Muslim Rohingya disebutkan mengalami berbagai kekerasan, seperti pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran rumah dan perkampungan hingga pengusiran dari tempat kelahirannya.
Kendati begitu, pemerintah Myanmar menolak mengakui pembakaran terhadap rumah-rumah warga muslim tersebut dengan adalah bahwa rumah itu dibakar oleh penduduk sendiri.
Penduduk muslim Rohingya itu mengalami berbagai kekerasan sejak beberapa tahun terakhir, mereka tidak diperbolehkan untuk mendapatkan hak asasinya yang dasar. Mereka tidak diberikan hak untuk menjadi warga negara, termasuk tidak adanya kebebasan beribadah, pendidikan, perkawinan hingga kebebasan bepergian. Ratusan ribu dari muslim tersebut hidup tidak memiliki tempat tinggal (tunawisma).
Para penggiat hak asasi manusia menaruh harapan besar kepada Aung San Suu Kyi selaku penerima nobel perdamaian untuk menyelesaikan konflik sektarian itu. Ia yang kini menjadi pimpinan pemerintahan baru bersama partai pendukungnya diharapkan bisa berperan aktif membela muslim Rohingya. Namun hingga kini, penerimal nobel tersebut belum terlihat adanya upaya penyelesaian konflik itu.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email