Pesan Rahbar

Home » » Rusia Gelar Latihan Perang Besar-besaran di Semenanjung Crimea

Rusia Gelar Latihan Perang Besar-besaran di Semenanjung Crimea

Written By Unknown on Tuesday 21 March 2017 | 19:08:00

Latihan militer Rusia di semenjanjung Crimea, Laut Hitam.

Rusia menggelar latihan gabungan angkatan darat, laut, dan udara yang diikuti ribuan personel di Semenanjung Crimea, akhir pekan lalu.

Latihan gabungan ini diikuti 2.500 personel pasukan payung dan sebanyak 600 peralatan perang dikerahkan ke Crimea yang bergabung dengan Rusia pada Februari 2014.

Penanggung jawab latihan gabungan, Kolonel Jenderal Andrei Serdyukov mengatakan, latihan tersebut dipicu oleh meningkatkan ancaman terorisme di kawasan tersebut.


Dalam latihan ini, pasukan Rusia akan mempraktikkan operasi pendaratan amfibi dan penerjunan pasukan serta latihan menembak dalam operasi ofensif dan defensif.

NATO menyebut latihan ini ilegal karena Rusia tidak mengumumkan terlebih dahulu rencana latihan besar-besaran itu dan digelar di wilayah yang menurut NATO ‘direbut’ Rusia secara tidak sah.

"Setiap latihan militer di wilayah pendudukan Crimea adalah ilegal di bawah hukum internasional dan karena mereka tidak memberitahukan pemerintah Ukrainia," ujar juru bicara NATO, Oana Lungescu.

"Sejak 2014, aktivitas militer Rusia di kawasan Laut Hitam meningkat signifikan. Pengembangan militer Rusia di Crimea memberikan ancaman terhadap stabilitas regional dan keamanan dunia," tambah Lungescu.

Sebagai respon atas meningkatnya kegiatan militer Rusia itu, Lungescu menambahkan, NATO memutuskan untuk meningkatkan kehadirannya di kawasan yang sama.

"Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertahanan dan dengan cara yang proporsional serta sejalan dengan kewajiban internasional kami," lanjut Lungescu.

Latihan militer Rusia ini digelar di tengah terus ditambahnya personel militer Eropa dan Amerika Utara, NATO di sepanjang perbatasan dengan Rusia.

Mulai bulan depan, sebuah batalion pimpinan AS dengan 1.000 personel akan dikerahkan ke Polandia.

Sementara Inggris, Kanada, dan Jerman memimpin tiga batalion tempur lainnya di Estonia, Latvia, dan Lithuania yang akan beroperasi pada Juni mendatang.

Sehingga nantinya akan terdapat sedikitnya 4.000 personel militer NATO yang dilengkapi tank, kendaraan lapis baja, dukungan udara, dan ruang informasi canggih yang akan memantau berbagai ancaman dari militer Rusia.

(AFP/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: