Arab Saudi atau Kerajaan Arab adalah Negara Arab yang terletak di Jazirah Arab. Negara ini berbatasan langsung dengan Yordania, Irak, Kuwait, Teluk Persia, Uni Emirat Arab, Oman, Yaman dan Laut Merah. Sistem Pemerintahan yang berlaku di Arab Saudi adalah sistem Kerajaan atau Monarki. Di mana Raja memiliki kekuasaan penuh terhadap Negaranya, atau dikenal dengan istilah Monarki Absolut.
Pada tanggal 23 September 1932, Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa’ud memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab Saudi atau Saudi Arabia (Al-Mamlakah Al-‘Arabiyah Al-Su’udiyah). Abdul Aziz kemudian menjadi Raja pertama pada Kerajaan tersebut, dengan demikian dapat dipahami, nama Saudi berasal dari kata nama keluarga Raja Abdul Aziz. Dari sinilah kemudian Dinasti Al-Saud dimulai.
Dengan cadangan minyak terbesar di dunia, Arab Saudi merupakan merupakan Negara Eksportir minyak terkemuka di dunia, dan berdampak pula terhadap ekonomi Negara ini, secara tidak langsung juga berdampak pada pundi-pundi kekayaan Dinasti Al-Saud.
Perjalanan sejarah Dinasti Kerajaan Al-Saud tenyata tidak berjalan mulus, banyak sekali kontroversi yang mewarnai kehidupan keluarga Kerajaan. Sebut saja misalnya, Pangeran Saud bin Abdul Aziz bin Nasir Al-Saud, seperti diberitakan BBC pada oktober 2010, merupakan seorang gay dan gemar menyewa penari-penari bugil untuk memuaskan syahwatnya. Ayah Saud merupakan keponakan Raja Abdullah.
Bahkan sejumlah media Timur Tengah, termasuk media Pemerintah IranPress TV, pernah melansir laporan Raja Arab Saudi; Salman bin Abdulaziz, menyumbang USD80 juta untuk kampanye Benjamin Netanyahu menjadi Perdana Menteri Israel tahun 2015. Laporan itu bahkan diklaim bersumber dari data “Panama Papers”.
Kontroversi keluarga Kerajaan Arab Saudi yang selalu disorot media, dengan pemberitaan yang negatif selain terlibat kasus prostitusi, urusan syahwat yang banyak didominasi para Pangeran, juga berkaitan dengan pemborosan dan perilaku hidup mewah serta foya-foya. Kasus terburuk, pemborosan dan perilaku seks itu jadi satu paket. Ini kemudian menjadi ironi yang sangat menyedihkan bagi Masyarakat Arab Saudi sendiri. Betapa tidak, ketika rakyat Saudi diharuskan untuk menjalankan Syariat dan hukum Islam secara ketat, di saat itu pula keluarga Kerajaan justru menampilkan kehidupan-kehidupan yang jauh dari Syariat dan hukum Islam.
Perilaku foya-foya keluarga Kerajaan Arab Saudi sudah bukan rahasia lagi. Kehidupan boros dan foya-foya yang kelewat batas ini pernah di tunjukan Pangeran Muhamad bin Nawwaf bin Abdul Aziz, keponakan Raja Abdullah bin Abdul Aziz dari Arab Saudi. Pengeluaran luar biasa senialai 3 juta pound sterling atau setara Rp. 46,5 miliar hanya berlangsung dalam satu setengah tahun pada tahun 2004-2005, sebelum menjabat duta besar Saudi untuk Inggris. Pengeluaran ini dihabiskan untuk plesiran ke Amerika Serikat, Roma, Wina, Casablanca, dan Paris, ia juga bahkan memborong 43 jam tangan mewah dengan total belanjaan 350 pound sterling (Rp. 5,4 miliar).
Pemborosan yang dilakukan keluarga Kerajaan Arab Saudi, selain dilakukan oleh para Pangeran dan Putra Mahkota, ternyata juga dilakukan oleh para Raja, Kerajaan Arab Saudi, tidak terkecuali Raja Salman. Raja Arab memang terkenal suka sekali menghambur-hamburkan uang untuk plesiran atau liburan. Sejak era Raja Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud, Eropa selalu menjadi tujuan wisata Kerajaan Arab Saudi. Setiap kali liburan selalu membawa rombongan anggota keluarga kerajaan yang tidak pernah sedikit, tentunya dengan fasilitas super mewah. Cerita pengeluaran fantastis yang dilakukan Raja Arab Saudi pernah di ulas oleh Shane Dixon Cavanaugh dan Adi Cohen dalam ulasan mereka disitus berita Vocativ, mereka menyebutkan, Spanyol merupakan destinasi wisata yang paling digemari keluarga Kerajaan Arab Saudi pada masa Raja Fahd berkuasa. Tidak tanggung-tanggung, Raja Fahd pernah membelanjakan uang nya sekitar USD 100 Juta atau sekitar Rp 1,3 Triliun di Negara tersebut, saat berlibur.
Kehidupan super mewah dan foya-foya Raja Arab Saudi ini ternyata terus berlanjut di era kepemimpinan Raja Salman. Seperti di era-era sebelum Raja Salman menjabat, agenda liburan keluarga besar Kerajaan Arab Saudi dan rombongannya selalu membuat Pemerintah Negara tujuan sedikit repot, serta tersenyum. Karena selain membuat repot, derasnya aliran riyal yang akan mengucur, tentu membuat kedatangannya selalu dinanti-nanti.
Perjalanan liburan Raja Salman dimulai sejak Januari 2015, Raja Salman pernah mendatangi Perancis, dan berlibur 3 minggu di Pantai Reviera dengan membawa 1000 rombongan. Kedatangan nya tentu saja membuat marah penduduk setempat, karena area pantai yang akan di kunjungi Raja Salman di tutup untuk umum. Kemarahan warga setempat kemudian berujung petisi. Raja Salman juga pernah memesan seluruh kamar yang berjumlah 222 di Hotel Four Seasons, Washington, Amerika Serikat untuk tiga hari bermalam pada september 2015. Yang terbaru, Raja Salman akan kembali melakukan kunjungan wisata di Bali, Indonesia pada tanggal 4-9 maret mendatang, diluar agenda resmi kujungan kenegaraan yang juga berlangsung pada tanggal 1-3 maret sebelumnya.
Raja Salman membawa tidak kurang dari 1500 rombongan, dengan 7 unit pesawat Boeing, dilengkapi dengan tangga berjalan yang secara khusus dibawa dari Arab Saudi. Di Bali, Raja Salman rencananya akan menginap di hotel berbintang lima di Pulau Dewata tersebut. Ada 7 hotel mewah yang disewa Raja Salman dan rombongannya, dengan rate kamar Rp. 20 juta per malam. Tidak hanya itu, selama di Bali, Raja Salman juga membawa barang-barang pribadinya, untuk di letakan di kamar hotel tempat ia menginap, seperti televisi 85 inch dan kursi pribadi seharga 17 miliar. Selain lift dan mobil Mercedez Benz milik Kerajaan Arab Saudi yang dibawa bersamaan dengan logistik. Sungguh hal yang sangat luar biasa bukan?
(Seword/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email