Sidang Ahok. (Foto: Merdeka.com/muhammad luthfi rahman)
Video Gus Dur Diputar di Sidang Ahok, Bicara Soal Al Maidah dan Pilgub
Ketua Majelis Hakim, Dwiarso Budi Sutiarto yang memimpin sidang kasus dugaan penodaan agama memutuskan untuk mempersilakan pemutaran video KH Abdurrahman Wahid pada 2007 di Bangka Belitung. Kala itu, Presiden Indonesia keempat ini menjadi juru kampanye Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilgub Bangka Belitung.
Dalam video tersebut, Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur itu menyampaikan tidak masalah jika seorang muslim memilih pemimpin pemerintahan berbeda keyakinan. Karena kala itu ada oknum yang menggunakan surat Al-Maidah ayat 51 sebagai bahan kampanye.
"Saya bilang, kafir itu bukan orang Kristen dan orang Yahudi. Kenapa? Yang dinamakan kafir di dalam Al-Quran adalah orang-orang yang gak bertuhan. Belum bisa baca Al-Quran sudah ngomongin Al-Quran. Lah iya karena itu semuanya nyoblos Ahok. Kalau omongan orang tolol gak usah didengarkan, betul?" kata Gus Dur dalam video yang diputar di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (4/4).
Mantan Ketua PKB ini juga menyampaikan, surat Al-Maidah ayat 51 ini tidak pernah ada urusannya dengan Pilgub Bangka Belitung. Karena permasalahan agama dan pemerintahan atau politik tidak bisa dicampuradukan.
"Saya bilang, ayat ini tidak ada urusannya dengan Gubernur. Kenapa? Kalau orang Kristen dan Yahudi tidak rela dengan kita, kita juga gak rela dengan siapapun. Apa anda mau salat di belakang orang Yahudi? Ya gak mau. Tapi kalau pemerintahan, tidak apa-apa," tegas Gus Dur.
Dia mengingatkan, dalam menggunakan ayat suci Al-Quran harus tahu tempat dan waktunya, tidak bisa sembarangan asal kutip. Oleh karena itu, Gus Dur meminta untuk tidak takut memilih pemimpin berbeda keyakinan, selama orang itu pandai dan jujur.
"Basuki Ahok sudah membuktikan diri menjadi Bupati yang baik di Belitung Timur. Hidup Ahok! Bisa gak sekarang orang berobat gak bayar? Bayar Rp 5.000 untuk semua penyakit. Kenapa itu bisa? Karena jujur, dia gak ikut makan. Yang lain malah pengobatan ditilep. Enggak usah takut-takut, saya datang dari Jakarta demi kebenaran. Kalau politik gak ada hubungannya dengan agama," jelasnya.
(Merdeka/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email